HUBAYA-HUBAYA!!! MOHON MAAF... UNTUK KALI INI, PERMINTAAN CD DAN DVD ISO LINUX TIDAK BISA DIPENUHI UNTUK SEMENTARA WAKTU... SEKIRANYA ADA KEMUNGKINAN UNTUK MEMENUHI PERMINTAAN, AKAN DIUMUMKAN LEBIH LANJUT... TERIMA KASIH DAN MOHON MAAF UNTUK YANG TELAH MEMESAN ISO LINUX... HARAP MAKLUM... TABIK...

Filipina, Tak Jauh Beda dengan Kita...

Tak etis rasanya apabila kita membandingkan negara kita dengan Malaysia. Malaysia sudah melesat jauh dan menjadi negeri yang lebih maju dari kita (padahal kita yang membesarkan mereka), walaupun Malaysia beradat resam Melayu dan mayoritasnya adalah pemeluk Islam. Lebih baik membandingkan negara kita dengan negara yang satu ini: Republika ng Pilipinas, Republik Filipina.
Pernah aku melihat sebuah tayangan di Channel News Asia yang membahas tentang nasi, dan tayangan itu pun membahas peranan nasi di Filipina. Ternyata ada makanan-makanan mereka yang sama dengan makanan khas kita. Mereka punya puto bombong, yaitu sejenis kue putu tapi berwarna ungu karena dicampur talas, dan dioles mentega di atasnya (di Indonesia kue putu ditaburi kelapa). Ada juga yuklut, yang ternyata mirip dengan lemang, makanan khas Melayu yang biasa dimasak pada waktu Hari Raya. Dan Filipina pun punya nasi kuning, dengan nama yang berbeda, tapi aku lupa namanya. Sebelumnya aku berfikir nasi kuning hanya ada di Jawa Barat, tanah Sunda, tapi ternyata di Filipina pun ada.
Boleh dikatakan, Filipina mirip dengan Indonesia. Bahasa nasional mereka, Tagalog, adalah rumpun bahasa Austronesia (serumpun dengan bahasa Melayu). Filipina pun punya bahasa-bahasa daerah lain yang juga termasuk rumpun Austronesia. Filipina juga merupakan sebuah negara kepulauan, sama dengan Indonesia. Di sebuah serial Filipina yang ditayangkan di TV7 (sebelum namanya berubah menjadi Trans 7), aku lihat perkampungan nelayan di sana hampir sama dengan di sini. Rumahnya berbentuk rumah panggung, berdinding rotan, dan berpagar bambu. Kulit mereka pun sama, sawo matang, dan dengan jujur mereka mengaku kalau mereka juga bagian dari rumpun bangsa Melayu.
Ibukota Filipina, Manila, yang terdiri dari dari 17 kotamadya (seperti Jakarta yang terdiri dari 5 kotamadya), keadannya tak jauh beda. Walaupun Manila sudah punya MRT dan LRT (Jakarta belum punya), jalanan tetap padat dan sesak. Polusi udara terasa, dan sampah pun bertebaran di mana-mana. Mereka juga punya sebuah angkutan umum yang khas bernama Jeepney. Jeepney ini boleh ditumpangi oleh 7-8 orang, dan jika ingin turun harus mengetuk atapnya sehingga supir akan berhenti. Sama seperti mikrolet di Jakarta.
Keadaan geografis Filipina tak jauh beda dengan Indonesia. Filipina memiliki banyak sawah dan ladang, sehingga tanahnya subur. Garis pantainya panjang, hasil ikannya melimpah. Pantai-pantainya pun tak kalah indahnya dengan pantai di Indonesia. Filipina juga sama seperti Indonesia, rawan bencana alam seperti gempa, letusan gunung, dan badai El Nino. Rakyat Filipina pun masih banyak yang hidup di bawah garis kemiskinan. Angka pengangguran di sana cukup tinggi. Perkampungan kumuh pun terdapat di mana-mana.
Filipina juga memiliki sejarah yang hampir sama dengan kita, yaitu pernah dipimpin oleh presiden yang otoriter. Dia adalah Ferdinand Marcos. Kebijakannya suka-suka sendiri dan tidak ada yang bisa melawannya. Memamg pertumbuhan ekonomi Filipina membaik tetapi rakyat merasa tersiksa. Akhirnya rakyat meluncurkan gerakan People Power (bahasa Tagalog: Lakas ng Bayan untuk menumbangkan sang presiden. Marcos pun lari ke Hawaii dan tinggal di sana sampai akhir hayat. Situasi yang sama berlaku ketika kita dipimpin oleh Soeharto. Bedanya, keluarga Marcos dikucilkan sampai saat ini, tapi keluarga Soeharto berhasil menjalankan bisnisnya, walaupun keluarganya runtuh karena hampir semua putera-puterinya bercerai dengan suami atau isterinya.
Yang membedakan kita dan mereka adalah agama. Mayoritas warga Filipina beragama Kristen Katolik, walaupun sebagian kecil di Pulau Mindanao beragama Islam, sedangkan mayoritas warga Indonesia adalah Muslim. Filipina juga berbeda nasib. Mereka ditaklukkan Spanyol dan dijajah selama tiga ratusan tahun, kemudian diduduki lagi oleh Amerika Serikat. Indonesia dijajah Belanda, lalu dijajah lagi oleh Jepang. Adapun dulunya di Filipina telah berdiri kesultanan-kesultanan Islam dan mayoritas warganya memeluk Islam, tetapi kemudian ditaklukkan Spanyol dan Spanyol berhasil menyebarkan ajaran Kristen kepada warga, sedangkan di Indonesia usaha Belanda untuk mengajak warga Indonesia untuk memeluk Kristen gagal.
Suatu saat nanti, aku ingin ke Filipina, sebuah negara yang eksotis dan memiliki daya tarik tinggi. Sayang impianku belum bisa terwujud, tapi akan tiba masanya. Walau bagaimanapun, aku tetap bangga dengan negaraku, Indonesia...

Uang Koin yang Multiguna...

Sejarah menyatakan bahwa satuan uang yang pertama kali dibuat berupa koin, bukan berupa kertas yang umum digunakan pada saat ini. Di Indonesia sendiri, uang koin bernilai Rp100, Rp200, Rp500, dan Rp1000 (dulu ada Rp25 dan Rp50 tapi sekarang sudah tidak berlaku lagi).
Pada masa kini, uang koin mungkin sudah mulai dikurangi penggunaannya, karena semakin berkembangnya pembayaran dengan kartu kredit dan cek, bukan dengan uang berwujud nyata. Akhirnya uang koin mulai kurang diminati karena beberapa sebab. Selain karena bentuknya berat, uang koin juga tidak enak untuk dibawa dalam jumlah besar. Pada kenyatannya, uang koin juga dibutuhkan untuk membayar sesuatu dalam uang pas agar efisien, seperti membayar tarif tol, membayar belanja di pasar swalayan, atau membayar karcis angkutan umum, agar tidak terjadi antrian panjang.
Uang koin pun saat ini memiliki fungsi tidak hanya sekadar alat pembayaran. Contoh yang paling sering ditemukan adalah penggunaan uang koin untuk mengerok punggung orang yang masuk angin. Setelah dikerok, kalau punggung terlihat merah, berarti orang itu masuk angin, dan setelah dikerok semua angin bisa keluar. Aku pun tak tahu siapa perintisnya.
Uang koin juga berguna untuk membuka kode yang tertera dalam pengisian pulsa handphone dalam bentuk fisik. Kode yang biasanya bertuliskan 14 digit nomor itu memang tersembunyi dibalik guratan-guratan yang harus dikorek. Walaupun demikian, akhir-akhir ini masyarakat lebih banyak menggunakan pulsa elektrik. Selain harganya lebih murah, pulsa elektrik mengurangi sampah kertas yang bisa menyebabkan pemanasan global.
Uang koin juga penting dalam olahraga, biasanya olahraga tim. Wakil dari masing-masing tim disuruh menebak sisi koin mana yang akan ada di atas setelah wasit melempar koin tersebut. Yang menebak dengan benar mendapat giliran untuk mengawali pertandingan. Pada sepakbola, tebak koin adalah pilihan terakhir apabila sampai tendangan penalti terakhir kedua tim masih mendapatkan skor imbang. Memang sungguh tak adil, perjuangan selama lebih dari 90 menit diakhiri dengan tebak-tebakan koin. Tebak-tebakan koin ini juga bisa dijadikan alat judi atau taruhan.
Akhir-akhir ini, koin juga digunakan untuk menggalang solidaritas, iaitu pada kasus Prita Mulyasari, terdakwa kasus pencemaran nama baik terhadap RS OMNI. Masyarakat dengan rela hati menyumbangkan koin dalam jumlah yang beragam sebagai bentuk pembelaan kepada Prita, yang mungkin saja dia difitnah atau dizalimi. Apalagi koin-koin itu juga bentuk perlawanan masyarakat kecil terhadap masyarakat kelas atas. Bahkan, bisa saja jumlah nilai koin itu lebih besar daripada denda yang harus dibayar Prita.
Itulah uang koin yang multiguna. Mulai dari hal sepele sampai pertaruhan antara hidup dan mati. Bukan lagi sekadar alat pembayaran...

Kecek Kelate...

Salah satu loghat Melayu yang buatku cukup unik adalah loghat Kelantan. Orang tempatan biasa menyebutnya Kecek Kelate. Loghat ini mungkin cukup asing di Indonesia, mungkin karena letaknya yang jauh di Pantai Timur Tanah Semenanjung. Tapi di Malaysia, loghat ini cukup populer dan terkadang jadi bahan olok-olokan, walaupun sukar untuk dimengerti.
Beberapa perubahan kata-kata bahasa Melayu standar ke dalam loghat Kelantan :

  • Kata berakhiran -a berubah menjadi -o (sama dengan loghat Palembang atau Jambi)
    Contoh : kata=kato, saya=sayo
  • Akhiran -an, -ang, -am berubah menjadi -e
    Contoh : jangan=jange, orang=ore, selam=sele
  • Akhiran -ai, -au berubah menjadi -a
    Contoh : limau=lima, belai=bela
  • Akhiran -l, -r hilang
    Contoh : betul=betu, besar=besa, benar=bena
  • Akhiran -ah berubah menjadi -oh
    Contoh : tanah=tanoh, salah=saloh
  • Akhiran -ak berubah menjadi -ok
    Contoh : banyak=banyok, pijak=pijok
  • Akhiran -p dan -t berubah menjadi bunyi hamzah
    Contoh : silap=sila', ikut=iku'
  • Akhiran -s berubah menjadi -h
    Contoh : lepas=lepah, putus=putuh
  • Diftong "ia" berubah menjadi vokal "e"
    Contoh : biasa=beso
  • Konsonan "mp" berubah menjadi "p" dan "nt" berubah menjadi "t"
    Contoh : pantai=pata, sampai=sapa, Kelantan=Kelate
Selain itu ada kata-kata khas yang berbeda makna dalam bahasa Melayu standar seperti :
  • Kawe. Ini artinya "saya", walaupun kalau diterjemahkan ke bahasa Melayu standar menjadi "kawan".
  • Saing. Artinya "kawan". Kalau di bahasa Melayu standar maknanya lain.
  • Pitih. Artinya "uang". Dalam bahasa Melayu standar menjadi "pitis", yaitu satuan uang. (Pitih juga ditemukan dalam bahasa Minangkabau, artinya sama)
  • Lagu. Arinya "macam". Dalam bahasa Melayu standar artinya lain. (Lagu juga ditemukan dalam loghat Kedah dan Terengganu)
Ada juga kata-kata yang tidak ditemukan dalam bahasa Melayu standar, seperti :
  • Hok (yang), kemungkinan dari bahasa Thai
  • Demo (kamu, kalian)
  • Ghoya' (cakap, bilang)
  • Gedio (apa)
Dari contoh-contoh di atas, patutlah kiranya loghat ini sulit dimengerti. Tapi di filem-filem Malaysia loghat ini sudah sering dituturkan, terutama pada filem Budak Kelantan yang baru saja tayang. Setidaknya aku sudah memperkenalkan sebuah loghat Melayu di Malaysia yang belum banyak diketahui orang Indonesia. Sekie sajo dulu tulise sayo, mogo sayo buleh lanjutke lagi. Kalu ado tesila' kato, sayo mohon maaf. Saing ore Kelate jugo buleh bantu sayo. Terimo kasih.

Meredupnya Kejayaan Laskar Wong Kito...

Laskar Wong Kito. Demikianlah julukan tim sepakbola kebanggaanku ini. Lima tahun kuhabiskan waktu di Kota Palembang, membuatku tergila-gila dengan tim ini. Tahun-tahun sebelumnya, terutama pada saat Divisi Utama, Sriwijaya FC berjaya di posisi teratas. Bahkan SFC bisa bermain di Liga Champions Asia. Kini sepertinya kejayaan itu mulai meredup dan bisa saja tidak terulang lagi. Tapi biarlah kita harus optimis bahwa SFC mampu mengulangi kejayaannya.
Pada Liga Super musim ini, Pulau Sumatera hanya diwakili 2 tim, iaitu PSPS Pekanbaru dan Sriwijaya FC. Satu lagi tim kebanggaanku, PSMS Medan, terdegradasi ke Divisi Utama setelah kalah playoff melawan Persebaya Surabaya. Bagiku itu suatu kemunduran. Sedangkan PSPS Pekanbaru belum pernah kudengar prestasinya. Walhasil, yang kuandalkan adalah Sriwijaya FC.
Kemunduran ini mungkin saja ada kaitannya dengan pergantian Gubernur Sumatera Selatan, dari Syahrial Oesman ke gubernur yang baru, Alex Noerdin. Syahrial Oesman memang menaruh perhatian besar terhadap tim ini. Dalam beberapa kali latihan rutin, Pak Syahrial datang untuk melihat. Pak Syahrial yang juga berlaku sebagai Ketua Umum SFC pada saat itu selalu memberikan motivasi kepada para anggota tim. Gubernur yang sekarang? Wah, kurang terdengar dukungannya. Temanku bilang, beliau terlalu fokus dengan program sekolah gratis dan berobat gratis. Bahkan, dia juga bilang kalau bukan SFC saja yang meredup di bawah gubernur baru ini, tetapi seluruh Sumatera Selatan juga mulai redup. Termasuk bagaimana pemadaman bergilir mulai menghantui Kota Palembang dan sekitarnya.
Meredupnya SFC juga bisa jadi diakibatkan perpindahan pemain-pemain SFC yang boleh dikatakan andalan ke klub-klub lain, seperti Budi Sudarsono yang pindah ke Persib dan Wijay yang pindah ke PSMS. Yang penting, masih ada 3 pemain "kulit hitam" kesukaanku, iaitu Zah Rahan Krangar, Obiora, dan Keith Gumbs.
Hingga tanggal 21 November 2009, SFC berada di nomor 11. Jauh jika dibandingkan pada LSI 2008, SFC berada di nomor 5. Namun liga masih berlangsung. Kuharap SFC bisa memperbaiki penampilannya. Empat pertandingan sebelumnya, SFC dikalahkan Persiba Balikpapan dengan skor 4-0, imbang melawan PSM Makassar dengan skor 1-1, menang melawan Persitara Jakarta Utara dengan skor 3-2, dan menang melawan Pelita Jaya Purwakarta dengan skor 3-1. Hari ini (6 Desember 2009), SFC akan melawan Persijap Jepara di Stadion Jakabaring. Berjuanglah SFC, kami pendukungmu ada di belakangmu!

Kenapa Aku Keberatan Dipanggil "Kakak"?

Ada perasaan tak enak dalam hatiku kalau orang-orang yang lebih muda dariku memanggilku "kakak". Aku lebih senang dipanggil "abang". Lebih senang lagi kalau dipanggil "mas" atau "kangmas", karena sesuai tradisi Jawa (walau aku bukan Jawa), apabila orang yang lebih tua memanggil kita dengan sebutan "kangmas", artinya orang tersebut respect terhadap kita. Tapi aku tetap keberatan kalau dipanggil "kakak". Ada dua alasan :


  1. Dalam perbendaharaan kata bahasa Melayu asli, kata "kakak" hanya digunakan untuk memanggil perempuan yang lebih tua dari kita, tetapi masih sepantaran. Tentu saja karena aku lelaki, aku keberatan dipanggil "kakak". Kata bahasa Melayu yang benar untuk memanggilku adalah "abang". Entah mengapa dalam bahasa Indonesia, entah laki-laki entah perempuan dua-duanya disebut "kakak", dengan membedakan antara "kakak laki-laki" dan "kakak perempuan". Padahal jelas salah. Aku sedang mencari penjelasannya lebih lanjut. Sedangkan di Malaysia, kata "abang" dibakukan.

  2. Sebagai orang yang terlahir dari keluarga Batak Toba, sudah tradisi adik-adikku memanggilku "abang". Kata "abang" dan "kakak" memang semakin sering dipakai di dalam masyarakat Batak, walaupun bahasa Batak juga memiliki kata yang tepat, yaitu "angkang" (baca : akkang) untuk abang/kakak sejenis kelamin, dan "iboto" untuk abang/kakak ataupun adik yang berbeda jenis kelamin. Untuk adik sejenis kelamin, pakailah kata "anggi".


Demikianlah kenapa aku keberatan dipanggil "kakak". Waktu aku SMA, kalau adik kelas memanggilku "kakak", aku langsung bilang "Tolong ya, jangan panggil aku 'kakak', aku kurang enak hati,". Tapi kalau dipanggil "abang", "aa" (di Jawa Barat), "kangmas", atau "koko" (di kalangan orang Tionghoa), aku tak keberatan, karena padanannya pas. Begitu juga untuk siapapun yang menyapaku, mohon dengan sangat, jangan panggil aku "kakak".

Kasus KPK, Siapa Yang Bersalah?

Akhir-akhir ini kasus KPK tengah menjadi bahan percakapan menarik di antara masyarakat. Kasus ini dimulai dari ditahannya Ketua KPK Antasari Azhar karena diduga ia telah menjadi dalang pembunuhan Nasruddin Zulkarnain, seorang pengusaha yang mati ditembak di dalam mobilnya setelah bermain golf. Nah, dalam masa penahanannya itu Antasari membuat sebuah testimoni yang menyatakan bahwa petinggi KPK telah menerima suap dalam penanganan salah satu kasus dugaan korupsi.
Sejak itulah polisi mengadakan penyidikan lebih lanjut di dalam KPK, dan tak lama kemudian menahan dua orang petinggi KPK iaitu Bibit Samad Riyanto (disingkat BSR) dan Chandra Hamzah (CH). Dengan ditahannya dua petinggi KPK itu, maka otomatis kepemimpinan KPK kosong. Kosong melompong! Dan sudah pasti koruptor menari-nari. Baru setelah itu diangkatlah pelaksana sementara ketua KPK, Tumpak Hatorangan Panggabean.
Apakah masalah selesai? Belum. Tak lama kemudian beredarlah transkrip pembicaraan yang mengindikasikan adanya rekayasa dalam kriminalisasi BSR dan CH. Yang makin membuat resah, nama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono disebut-sebut dalam rekaman itu. Presiden pun berbicara, tetapi dianggap tidak menyelesaikan masalah. Sedangkan masyarakat menginginkan kasus ini diusut secara tuntas agar kerja KPK dalam mengusut kasus korupsi tidak berhenti di tengah jalan.

Masalah semakin pelik ketika polisi tetap bertekad untuk menahan petinggi KPK. Masyarakat pun menyalahkan polisi dan berniat melawan polisi. Sebagian orang mengumpamakan konflik antara KPK dengan polisi sebagai perang antara "cicak" lawan "buaya". Saat presiden bertindak, presiden diumpamakan sebagai "biawak". Ada-ada saja. Lihatlah gambar pada postingan di atas.
Polisi pun berbicara ketika keadaannya makin tersudut. Kapolri Jenderal Bambang Hendarso mengungkapkan, semua yang kepolisian lakukan adalah bagi membesarkan KPK, dan tidak pernah ada konflik yang berarti antara polisi dengan KPK. Ditambahkannya, media dan masyarakat jangan menaruh stigma negatif kepada Polri, karena Polri tengah berbenah. Memang kita tahu bahwa Polri sudah lama dicap sebagai instansi paling korup di Indonesia.

Bagiku pribadi, pasti ada pihak yang memasang jebakan. Ia tak suka kerja KPK semakin baik, karena jika kerja KPK baik maka korupsi makin tak boleh bergerak bebas. Memang kita dilarang untuk berburuk sangka, tapi apa salahnya kita menaruh curiga, karena dengan curiga itulah kita bisa berwaspada.
Sebagian temanku menyalahkan Presiden dan menganggapnya dalang dari semua ini. Presiden tak boleh disalahkan di sini, tapi hendaknya beliau konsisten dan ikut mendukung pengusutan. Bukan justru mempersulit masalah. Jika kasus ini semakin lama semakin ditunda penyelesaiannya, bukan tidak mungkin akan ada kekuatan rakyat yang menuntut Presiden mundur.
Jadi siapa yang salah? Hanya Tuhan yang tahu. Mari kita semua memohon petunjuk kepadaNya. Hanya kepadaNya saja kita berlindung...

Indonesia Satoe 2009

Aku ikut kontes blog Indonesia Satoe 2009, tapi karena harus dipost di blogdetik, maka aku tak bisa post di sini. Tak apa, aku bagi linknya lah :

http://pejantantanggung.blogdetik.com

Aku posting blog sempena dengan hari sumpah pemuda. Pemenangnya akan mendapat kaus yang bertuliskan alamat blog kita sendiri. Kebetulan ada juga acara menulis blog secara serempak di Bandung Indah Plaza. Tanpa fikir panjang aku langsung ke sana dan menulis di sana. Ternyata acaranya menghadirkan dua selebriti yang juga pengguna blog, iaitu Meyda Sefira (pemeran Ayatul Husna di filem Ketika Cinta Bertasbih) dan Seshi Idris. Kebetulan pula aku berhasil bersalaman dan berfoto bersama Meyda Sefira. Wah, betul-betul momen yang tak terlupakan. Aku pun mendapat sedikit bingkisan dari detik dot com.

Klik ke laman yang telah kutulis tadi ya...

Surat untuk Presiden yang Baru...

Ampun Tuanku, sembah patik harap diampun...

Untuk kedua kalinya Tuanku menjadi presiden kembali. Sungguh merupakan suatu kebahagiaan di mana setelah reformasi 1998, muncul lagi presiden yang menjabat lebih dari 1 masa jabatan. Dan untuk kedua kalinya pula, Tuanku harus bekerja lebih ekstra lagi dalam mengasuh jutaan rakyat di Indonesia ini dengan berbagai latar belakangnya, dan patik termasuk salah satunya.
Sebagai seorang pemimpin yang penuh kearifan, bolehlah kiranya patik menyampaikan harapan-harapan patik yang mungkin boleh mewakili harapan dari seluruh bangsa Indonesia yang akan Tuanku pimpin kembali. Patik menginginkan keadaan dan situasi yang membahagiakan bagi Indonesia. Patik amat menginginkan Indonesia yang seperti dulu. Indonesia yang tenang, damai, tanpa kacau balau. Apalagi dengan begitu banyak kejadian tidak mengenakkan di negara kita ini, seperti kasus korupsi, terorisme, kriminalitas, narkoba, dan sebagainya. Kiranya pula Tuanku dapat melakukan kerja bersama dengan para datuk menteri yang telah Tuanku tunjuk sendiri demi mewujudkan Indonesia yang makmur.
Pada periode ini Tuanku mendapatkan kawan yang baru. Setelah sebelumnya bekerja dengan Jusuf Kalla, kali ini Tuanku akan bekerjasama dengan Boediono. Kiranya dapatlah Tuanku bekerjasama dengan lebih baik lagi untuk mewujudkan seluruh cita-cita yang telah Tuanku sampaikan selama kampanye, yang membuat patik mempercayakan Tuanku kembali memimpin Indonesia ini.
Kiranya Tuhan memberikan limpahan rahmat dan petunjuk bagi Tuanku dalam memimpin bangsa ini. Perkenankanlah Tuanku menerima surat tulisan patik ini.

Ampun Tuanku, sembah patik harap diampun...

Bandung, 20 Oktober 2009

kisahbujangbiasa.blogspot.com
Mewakili seluruh bangsa Indonesia

Dindin Badindin oi Dindin Badindin...

Siapa orang Minang yang tak tahu lagu ini. Pasti tahu semua. Walau aku bukan orang Minang, entah kenapa aku juga suka dengan lagu ini. Mungkin karena iramanya yang enak dan liriknya juga yang memakai pantun khas Minang. Lagu ini terakhir kudengar waktu ada hajatan orang Minang di dekat rumahku di Bekasi. Boleh didengar di sini.

Balari lari bukannyo kijang
Pandan tajamua di muaro
Kami manari jo tari indang
Paubek hati urang basamo

Ampun jo maaf oi kami puhunkan
Pado dunsanak alek nan tibo
Sambuiklah salam oi kami ucapkan
Kami baindang nan mudo mudo
Bamulo indang ka ditarikan
Salam bajawek (ondeh) ganti baganti
Lagu lah indang kami nyanyikan
Supayo sanang (ondeh) basuko hati
Dindin badindin oi dindin badindin
Dindin badindin oi dindin badindin

Di Pariaman oi baralek gadang
Di bulan Tabuik sabana rami
Kami tarikan oi tarinyo indang
Salah jo jangga maafkan kami
Kabekkan jawi ditangah padang
Baoklah pulang dihari sanjo
Kami manari jo tari indang
Paubek hati (ondeh) urang basamo
Dindin badindin oi dindin badindin
Dindin badindin oi dindin badindin

Baralah tinggi oi si buruang tabang
Panek malayok ka hinggok juo, oi
Banyak ragamnyo budayo datang
Budayo kito kambangkan juo
Dari lah Solok nak ka Salayo
Urang lah Guguak (ondeh) pai ka pakan
Ambiak nan elok jadi pusako
Sado nan buruak (ondeh) kito pelokkan
Dindin badindin oi dindin badindin
Dindin badindin oi dindin badindin

Batik, Model Fashion Terbaru???

Bandung lebih berwarna hari ini. Mungkin Indonesia juga. Bukan tanpa alasan. Hari ini dicanangkan sebagai Hari Batik Sedunia sempena dengan didaftarkannya batik asli Indonesia sebagai Warisan Budaya Dunia. Atas dasar itulah, Presiden SBY menghimbau segenap masyarakat untuk memakai batik pada hari ini. Himbauan itu juga terpampang di papan pengumuman kampusku. Banyak mahasiswa di kampusku memakai baju batik hari ini. Sebagian tdak memakainya, mungkin karena tak sempat membawa batik dari kampung halaman, atau tidak punya baju batik sehelai pun.
Sebenarnya aku sudah sering memakai baju batik sedari dulu. Namun, batik yang kupunya berbahan dasar katun, bukan sutera, sehingga tidak panas. Batiknya pun lengan panjang, bukan lengan pendek. Biasanya batik kupakai pada acara-acara formal. Batik yang kupunya kubeli dari berbagai tempat, seperti di ITC Mangga Dua Jakarta, Pasar Klewer Solo, atau Pasar Beringharjo Yogyakarta. Sebagian juga dari Cirebon dan Pekalongan, sentra batik terkenal.
Zaman sekarang, anak-anak muda mungkin sudah mulai meninggalkan batik. Alasannya batik hanya cocok untuk orang tua, tidak cocok untuk anak muda. Ternyata sekarang revival atau kebangkitan batik mulai muncul. Beberapa desainer terkemuka dunia mulai mendesain model fashion yang mengandung unsur batik, tetapi cocok untuk anak muda. Bahkan, sudah banyak kedai distro di Bandung yang menampilkan baju-baju distro dengan motif batik.
Masalahnya, banyak orang berfikiran sempit bahwa batik itu berasal dari Jawa. Tidak juga. Batik juga terdapat di tempat-tempat lain, termasuk batik Jambi yang terkenal dengan keindahan motifnya, lain dengan batik Jawa yang motifnya filosofis. Begitu juga batik Kalimantan dan batik Papua yang indah. Batik-batik di luar Jawa inilah yang kurang diangkat di skala nasional dan global.
Tak dapat dipungkiri, batik adalah warisan budaya bangsa yang harus dijaga. Bukan hanya menjaga, tetapi juga bangga memakainya. Siapa tahu saja batik bisa menjadi tren fashion global. Pada hari inilah, sejarah mencatat, kebangkitan batik dimulai dengan masuknya batik Indonesia sebagai Warisan Budaya Dunia...

Duka di Ranah Minang

Bumi kembali bergoncang. Belum selesai derita kita atas korban gempa di Jawa Barat, kini gempa pun terjadi di Sumatera Barat. Tuhanku, apa yang Kau inginkan atas semua ini?
Tak main-main, korban tewas diperkirakan mencapai 200 jiwa, sedangkan ribuan rumah hancur dan banyak di antaranya rata dengan tanah. Sebelumnya gempa dikabarkan berpotensi tsunami, tetapi isu tersebut tidak berlaku. Lihat video di atas, warga sangat panik dan berusaha menyelamatkan diri. Sungguh ironis.
Tadi siang aku makan di rumah makan padang dan aku berbicara sedikit dengan pemilik rumah makan, katanya banyak saudaranya di Padang yang rumahnya hancur. Sampai aku makan di sana tadi siang ia masih menunggu kabar dari Padang. TV di sana pun menayangkan berita gempa. Rencananya akhir pekan ini dia akan pulang ke Padang untuk mengunjungi keluarganya. Beberapa temanku di kampus yang berasal dari Padang pun sempat panik, tetapi syukurlah keluarganya selamat.
Sungguh, kita semua tak mengerti apa yang Tuhan inginkan saat ini. Namun yang pasti, rencanaNya selalu indah, kita saja yang tak menyadarinya. Untuk dunsanak di Ranah Minang, tetaplah tegar dalam menghadapi cobaan ini. Kami akan memberikan bantuan yang terbaik untuk Kalian.

Rumoh Makan Raja Melayu...

Bandung memang semakin plural. Sampai-sampai di kota yang tiada sangkut pautnya dengan Tanah Melayu ini pun telah berdiri rumah makan Melayu yang bertajuk "Raja Melayu". Sebenarnya aku telah sering mendengar rumah makan ini, tetapi karena uang yang aku punya cukup terbatas, aku hanya bisa menunggu sampai orang tuaku bisa datang ke Bandung.
Di papan namanya tertulis "Rumoh Makan Raja Melayu". Dari mana si pemilik rumah makan ini mendapat ilham untuk menulis "rumoh"? Setahuku, kata rumoh untuk kata rumah hanya terdapat di bahasa Aceh dan bahasa Melayu Kelantan. Entahlah, jangan terlalu dipersoalkan. Setelah itu, terdapat tulisan (kalau aku tak silap) "Masakan Sumatera, dari Aceh sampai Lampung". Tulisan ini pun membuat aku heran, karena bumi orang Melayu hanya berasal dari Aceh Temiang sampai Pulau Belitong, ditambah Riau Kepulauan, Tanah Semenanjung, dan Kalimantan Barat.
Sekali lagi, jangan terlalu dipersoalkan. Yang penting nikmatilah makanan dan suasananya. Tak sadar kalau kami masih ada di Bandung, karena berada di dalam rumah makan serasa berada di Pekanbaru atau Tanjung Pinang. Ornamen Melayu yang indah, pelayan-pelayan dengan baju teluk belanga dan baju kurung, juga iringan musik khas Melayu, membuat suasananya semakin nyaman, selesa (cakap orang Malaysia).
Bagaimana dengan makanannya? Wah, Melayu betul! Ada gulai (gulainya banyak, ada ayam, limpa, tunjang, usus, dan sebagainya), ayam panggang, asam pedas patin, pindang, sup, dan sebagainya. Tentu saja pedas, dan nikmat sekali! Makanan penutupnya adalah roti canai dengan kari ayam. Roti canai sendiri hanya dibuat di Tanah Melayu, salah besar kalau orang mengatakan roti canai berasal dari India, walaupun pembuatnya adalah orang Mamak atau Chulia (orang India yang telah menikahi penduduk tempatan dan memeluk Islam). Selain roti canai, ada pula roti jala. Di Pulau Jawa sangat sulit mencari 2 jenis roti ini.
Kami puas, dengan menikmati makanan di Raja Melayu, tak perlu jauh-jauh ke bumi bertuah bagi mencari kelezatan masakan Melayu, karena di Bandung pun ada. Biar sudah mendapat cupang, jangan lupakan si ikan pari. Biar sudah di rantau orang, jangan lupakan masakan kampung sendiri...

(Recommended) Meraih Mimpi...

Semalam aku sempatkan menonton "Meraih Mimpi" di 21 Cineplex Mal Kelapa Gading. Aku penasaran, terlebih di saat gaung promosinya seperti ini, seperti apakah sebenarnya film yang digadang-gadang sebagai animasi terbaik karya bangsa Indonesia ini?
Ternyata, kami puas. Memang film ini sangat direkomendasikan untuk ditonton. Nak budak-budak kah, remaja kah, tua-tua kah, semua patut menonton film animasi ini. Jerih payah para animator, kru-kru, dan para pengisi suara film ini pun terbayar sudah. Para pembeli karcis yang jumlahnya banyak pun membentuk antrian teratur, demi menyaksikan kisah pada film ini.
Tapi jangan kuceritakanlah semua kisah film itu di blog ini, nanti kamu jadi tak senang menontonnya. Intinya, film ini bercerita tentang bagaimana sebuah keluarga mesti bertahan hidup di bawah tangan penguasa, dan bagaimana si keluarga beserta jiran-jirannya berjuang menumpas sang penguasa tersebut.
Pengisi suaranya pun bukan orang sebarang orang. Ada Gita Gutawa dengan suara merdunya, Patton "Idola Cilik", Surya Saputra, Cut Mini, Uli Herdinansyah, Jajang C Noer, dan lainnya. Dengan musik yang menarik, candaan para tokoh-tokohnya, serta alur cerita yang baik, membuat film ini patut ditonton. Tontonlah sebelum menonton itu dilarang...

Dapat Uang dengan Cara Mudah...

Wah, ternyata banyak sekali alternatif mendapatkan uang dari internet. Salah satunya ialah dengan Surf Junky. Dengan laman ini, kamu semua tinggal browsing dengan metode browser yang dia orang sediakan, lalu kamu tinggal duduk-duduk santai saja. Tiap jam kamu browsing, kamu dapat uang sebesar $0,45 (kurang lebih Rp4.500,00). Lebih enak lagi kalau browser kamu tinggal tidur. Wah...
Bagaimana caranya?

  1. Klik di sini
  2. Daftar (sign up)
  3. Setelah selesai daftar, masuklah (Log In)
  4. Klik "Earn Money"
  5. Beri tanda centang pada "I agre..."
  6. Klik "Click here to start the Surf Junky Browser"
  7. Asik-asiklah kamu browsing, sebab selama kamu browsing kamu sudah dapat $0,45 per jam
  8. Catat referral link, dan promosikan sebanyak-banyaknya...

Mudah tak? Pasti mudah lah! Tinggal rajin-rajin saja kamu browsing. Kalau berjaya, kasih comment ya!
Kalau aku ketemu metode yang lebih mudah lagi, aku post di sini...

Akhirnya Noordin Mat Top Pun Mati...

Di sebuah rumah kecil di Solo, jejak perburuan Noordin Mohammad Top pun usai sudah. Ia berhasil dibunuh tim Densus 88 di rumah persembunyiannya, bersama 3 tersangka terorisme yang lain.
Ini adalah kerja yang bagus oleh Densus 88. Saya ucapkan tahniah atas tewasnya Noordin Mat Top dan semoga arwahnya disiksa di api neraka. Teruskan perjuanganmu, Polri, I Love You Full...

Ini beritanya :

Tour Van Java (Part 3-End)

Lanjut lagi kisahku. Di Tasikmalaya tidak banyak yang bisa dilihat, tapi Tasikmalaya adalah kota besar. Di situ aku beli berbagai macam kerajinan, seperti suling bambu, tikar, batik, dan sebagainya. Di Tasikmalaya aku hanya semalam. Dari situ kami ke Bandung. Rutenya dari Tasikmalaya ke Rajapolah, Ciawi (makan sebentar di Restoran Gempol), Malangbong, Limbangan, dan Nagreg. Nagreg adalah "jalur maut" yang sulit untuk ditempuh. Sudah banyak kecelakaan di situ. Dari Nagreg terus ke Cicalengka sampai masuk ke Pintu Tol Cileunyi dan akhirnya tiba di apartemenku di Pasteur, Bandung. Kalau Bandung, aku ada kisah sendiri, karena kini aku kuliah di sana. Tak usah dibahas di sini.
Dari Bandung, kami ke Jakarta, lewat tol Cipularang. Ini pun jangan dibahas, karena kawan-kawan pun sudah sering melewatinya.
Bagi kawan-kawan yang akan balik kampung, selamat balik kampung dan semoga selamat sampai di tujuan. Berikut aku lampirkan peta mudik 2009 :
http://hostfriendster.dink.com.sg/iframe/images/WEB_Telkomsel-Jawa-&-Bali-2009RGB.jpg

Tour Van Java (Part 2)

Kawan-kawan, kuteruskan lagi ceritaku. Dari Semarang kami jalan ke Solo. Sepanjang jalan itu banyak tempat-tempat menarik, seperti Museum Rekor Indonesia, Pabrik Jamu Jago, Pabrik Jamu Sido Muncul, Candi Gedong Songo, Bandungan, Kampung Kopi Banaran (di sini ada tur kebun kopi dengan kereta khusus), dan masuk ke Kota Salatiga. Ternyata umur Kota Salatiga ini cukup tua, sekitar 1300 tahun! Di Salatiga kami sempatkan beli roti, aku lupa nama kedainya, dan juga ke Universitas Kristen Satya Wacana. Dari Salatiga, teruskan ke Boyolali, Kartosuro, dan masuk ke Solo.
Di Solo kami menginap di Novotel. Malamnya kami makan di Langen Bogan, sebuah tempat jajan yang pedagang-pedagangnya merupakan PKL yang dipindahkan oleh Pemerintah Kota Solo agar lebih tertib. Di saat kota lain kelimpungan memikirkan PKL, Solo sudah tahu solusinya. Esoknya, kami ke Keraton Surakarta dan Pura Mangkunegaran, tak lupa pula ke Pasar Klewer membeli baju batik dan oleh-oleh lainnya.
Dari Solo kami ke Yogya. Ternyata cukup singkat, hanya 1 jam. Sebenarnya ada Candi Prambanan, tapi kami pun sebelumnya sudah pernah ke sana. Di Yogya kami hanya semalam, karena sudah dua kali pula kami ke Yogya, tapi kota yang satu ini memang benar-benar mantap untuk dikunjungi. Kami menginap di Malioboro.
Kalau kawan-kawan lihat profil Facebook atau Friendsterku, pasti lihat fotonya. Ya, aku memakai blangkon, dan blangkon itu dibelinya di Malioboro. Sudah tentu di sana kami pun makan lesehan, ayam bakar dan burung dara bakarnya memang lezat.
Dari Yogya, target kami adalah Tasikmalaya, Jawa Barat. Tapi kami sangsi, apakah kami bisa tiba di sana. Dengan penuh keyakinan kami jalan ke sana. Dari Yogya, kami melewati Wates, Purworejo, Kutoarjo, Prembun, Kebumen, Karanganyar, Gombong, Sumpiuh, Sampang, Wangon, Lumbir, Majenang, dan akhirnya masuk ke Provinsi Jawa Barat kembali, provinsi tempat aku tinggal sekarang.
Jalur Selatan memang lebih sulit untuk dilalui karena berliku-liku, tapi pemandangannya lebih menyejukkan mata karena dikelilingi gunung. Kami pun masuk Kota Banjar, dan hari sudah malam. Sayangnya kami tidak tahu apakah di Banjar ada penginapan yang layak atau tidak. Dengan keyakinan teguh kami teruskan ke Ciamis dan akhirnya tiba di Tasikmalaya. Tunggu kisahku selanjutnya...

Tour Van Java (Part 1)

Sebentar lagi Hari Raya Aidilfitri dan pasti kawan-kawan akan balik kampung. Nah, untuk yang balik kampung ke Jawa Barat, Jawa Tengah, atau Jawa Timur, pasti akan melewati jalur Pantura ataupun Jalur Selatan.
Aku mau ceritakan sedikit perjalananku bersama keluarga dengan mobil pribadi dari Jakarta. Saat itu bukan menjelang hari Lebaran, tapi waktu libur kenaikan kelas. Sebelum berangkat, aku berdoa dulu kepada Tuhan agar Ia mengiringi perjalanan kami dengan selamat (kenyataannya kami selamat dan masih hidup sampai sekarang). Kami pun memasuki tol dalam kota, tol Jakarta-Cikampek, dan mulai masuk ke jalur Pantura. Harus diakui, jalur ini sangat ramai, entah saat Lebaran entah kapanpun. Dari Cikampek, kami terus ke Pamanukan, masuk ke Kabupaten Indramayu. Di sini mulai banyak pembangunan masjid yang meminta sumbangan, sehingga jalanan menjadi agak tersendat. Kami pun singgah sebentar membeli mangga indramayu. Dari Indramayu teruskan ke Kabupaten Cirebon, dan akhirnya ke pintu tol Palimanan tanpa melewati Kota Cirebon (karena kami sebelumnya sudah pernah berwisata ke Cirebon). Keluar pintu tol Kanci, kami teruskan perjalanan hingga ke sempadan Jawa Barat - Jawa Tengah di Losari.
Selamat datang di Jawa Tengah. Dari Losari terus ke Brebes, singgah sebentar beli bawang dan telur asin. Lalu masuk ke Tegal, dari Tegal terus ke Comal dan Pemalang, dan masuk ke Pekalongan. Target kami sebenarnya adalah Semarang. Hanya saja, masuk ke Pekalongan sudah malam, jam 18.30. Tapi kami nekat, teruskan ke Semarang, padahal malam-malam begini biasanya mulai rawan. Ternyata kami aman. Dari Pekalongan terus ke Batang, melewati Alas Roban, lalu ke Weleri dan Kendal. Dari Kendal kami teruskan ke Semarang. Ternyata Semarang di waktu malam begitu indah, dan mumpung masih sempat, kami makan malam di Gang Semawis, dan hari itu hari Minggu, sedangkan besoknya tutup. Jadi ini kesempatan bagus buat kami. Berbekal peta seadanya, kami ke Gang Semawis dan makan dengan enak di sana. Dari situ kami tidur di PatraJasa.
Esoknya, kami berpikir suasana Hotel PatraJasa kurang menyenangkan bagi kami, dan esoknya pun check in di Hotel Ciputra. Jalan-jalan di Semarang betul-betul enak, kami ke Kelenteng Sam Poo Kong alias Gedung Batu. Berada di situ seperti berada di China. Dari situ kami ke kelenteng lagi, Kelenteng Tay Kak Sie yang umurnya lebih tua dari Gedung Batu. Di situlah Lumpia Gang Lombok yang terkenal dimasak. Dari situ kami jalan lagi ke Toko Oen, Rumah Makan Pesta Keboen, dan malamnya kami di Simpang Lima, makan Nasi Ayam.
Esoknya, kami memutuskan untuk jalan ke Solo. Nantikan kisah lanjutannya...

Posting Pertama...

Assalamualaikum... Shalom Kaverim... Om Swastiastu... Namo Buddhaya...
Horas... Mejuah-juah... Ya'ahowu... Sampurasun... Ni Hao... Vanakkam... Namaste...
Ini adalah postingan pertamaku yang pertama. Sebenarnya bukan yang pertama, karena di blog lain aku telah banyak membuat postingan yang bagi orang lain sungguh menakjubkan.
Sebelumnya aku pernah membuat blog di blogspot, tapi karena kesibukan yang tidak bisa dilawan maka aku pun memutuskan untuk menutupnya, dan kali ini aku membuat blog baru. Tapi aku sudah punya blog di Friendster dan di Blogdetik. Sebagian dari tulisanku di sini akan kuambil dari kedua blog tadi.
Siapakah aku? Aku adalah manusia. Tapi, aku masih harus merahasiakan identitasku yang lengkap. Namaku Feraldo PMS. Selengkapnya bisa dilihat di Facebook atau Friendster. Mau add aku jadi kawan pun boleh.
Bacalah, resapilah, dan nikmatilah...