HUBAYA-HUBAYA!!! MOHON MAAF... UNTUK KALI INI, PERMINTAAN CD DAN DVD ISO LINUX TIDAK BISA DIPENUHI UNTUK SEMENTARA WAKTU... SEKIRANYA ADA KEMUNGKINAN UNTUK MEMENUHI PERMINTAAN, AKAN DIUMUMKAN LEBIH LANJUT... TERIMA KASIH DAN MOHON MAAF UNTUK YANG TELAH MEMESAN ISO LINUX... HARAP MAKLUM... TABIK...

Cermin dan Teropong (Bye-bye 2010, Welcome 2011)

Beberapa jam lagi, kita akan meninggalkan tahun 2010 dan akan menginjakkan tapak kaki di tahun 2011. Sebuah momen yang sangat pas bagi kita untuk mengambil cermin dan teropong. Apa maksudnya???

Mari kita memakai cermin.
Dengan cermin, kita bisa melihat apa yang sudah terjadi di masa 2010 ini. Tentu banyak peristiwa yang terjadi, entah itu suka, duka, bahagia, sedih, semuanya memberikan kesan yang begitu berwarna dan bermakna bagi kehidupan kita.
Secara umum, tahun 2010 ini sebenarnya kalau aku yang merasakan, sepertinya lebih banyak kisah dukanya daripada kisah sukanya. Tokoh-tokoh yang aku kagumi banyak yang kembali ke alam baka meninggalkanku pada tahun ini, termasuk juga salah satu favoritku, seorang aktris kawakan. Ida Kusumah.
Bencana alam terjadi di berbagai tempat. Yang paling mengemuka ialah letusan Gunung Merapi dan tsunami di Mentawai, dan juga banjir bandang di beberapa negara seperti Thailand, Malaysia, dan China. Gangguan keamanan juga masih ada pada tahun ini, begitu juga kerusuhan dan keributan di tengah-tengah masyarakat. Dan yang tak pernah disangka-sangka, Semenanjung Korea akan panas, hasil daripada peluncuran senjata oleh Korea Utara menuju Pulau Yeonpyeong.
Tapi jangan lupakan juga kisah bahagia yang melingkupi diri kita dan juga alam semesta ini. Contohnya adalah kebangkitan timnas sepakbola negara kita, walaupun gagal meraih Piala AFF. Dan juga banyak kisah bahagia lainnya.
Perhatikanlah itu semua dan jadikan itu sebagai bekal untuk menapaki kaki di tahun 2010.

Dan bagaimana dengan teropong???
Pakailah teropong untuk mengamati apa saja yang bakal terjadi di tahun 2011 nanti, walaupun kita tidak tahu apa pastinya. Tapi pakailah hasil pengamatan di cermin tadi untuk bisa melihat kejadian di tahun 2011.
Postingan ini tidak bermaksud mengajak anda untuk meramal tahun 2011, karena aku yakin semua yang terjadi di dunia ini ada yang mengatur, tak lain dan tak bukan adalah Tuhan Semesta Alam. Tapi aku mengajak kamu semua membuat sebuah senarai rencana, apa yang mau kita lakukan untuk 2011 nanti, dan kita mau jadi apa di tahun 2011 nanti. Dan semuanya itu seharusnya sudah dimulai dari detik ini.
Tahun 2011 aku sudah berencana membuka usaha, sebuah target yang sebenarnya molor. Target sebelumnya, 2010 aku harus sudah punya usaha sendiri. Ternyata gagal. Tapi 2011 ini aku sangat optimistis.
Jadi buatlah target jangka panjang untuk tahun 2011. Jangan hanya ibarat lagu orang Spanyol sana, Que Sera Sera, atau macam lagu Titiek Puspa "apa yang terjadi terjadilah". Jangan. Kita harus membuat rencana dan berusaha untuk mewujudkan target tersebut. Walaupun pada akhirnya Tuhan juga yang menentukan, tapi Tuhan tidak suka orang yang suka pasrah dan putus asa. Kita harus berusaha, dan serahkanlah usaha itu kepada Tuhan agar kiranya semua itu baik bagi-Nya, bagi diri kita sendiri, sesama kita, dan bagi seisi alam.

SELAMAT TINGGAL 2010, SELAMAT DATANG 2011

سلامت تاهون بارو

Jangan Menyerah, Kawan!!!

Perhelatan Piala AFF Suzuki 2010 pun usai sudah. Hasilnya??? Malaysia menjadi juara dengan menang secara agregat 4-2 melawan Indonesia di Gelora Bung Karno, Jakarta. Tahniah untuk Malaysia.
Untuk timnas Indonesia, jangan berkecil hati dan jangan pernah menyerah. Kamu sudah tampil baik selama ini dan sudah mampu membangkitkan emosi warga Indonesia di lapangan hijau yang selama ini memang sudah lama terpendam. Kamu mampu memancarkan aura dan penyegaran baru yang selama ini tak pernah kami lihat.
Jangan menyerah, kawan. Masih ada kejuaraan lain di hadapan mata dan kita harus yakin bahwa kita akan meraih gelar sebagai juara di masa yang akan datang. AFF kali ini adalah awal dari kemajuan sepakbola kita.

Bagiku, kemenangan sejati tetap milik Indonesia. Kemenangan yang mampu menyatukan hati, pikiran, dan sanubari seluruh bangsa Indonesia untuk mendukung para pejuang mereka di rumput hijau. Jarang sekali ada satu momen di mana semua kalangan, entah itu petani, pengusaha, kaya, miskin, Islam, Kristen, Jakmania, Bonek, Interisti, Milanisti, semuanya berbaur menjadi satu dan melupakan urusan pribadinya masing-masing demi satu tujuan : mendukung timnas Indonesia.
Dan selesai pertandingan dengan kekalahan Indonesia, suporter Indonesia tetap tertib. Mereka pulang dengan menyerukan yel-yel anti rusuh dan cinta damai. Dan nama Indonesia tetap bergaung di luar stadion, walaupun dilihat dari mata di atas hidung dan di bawah dahi timnas kita sudah kalah, tapi dilihat dari mata hati, kita adalah pemenang sejati. Andai aku berada di sana, kecintaanku terhadap negara ini bisa sangat bergemuruh di dada.
Terbersit sebuah pengandaian, andaikanlah pertandingan di Liga Super Indonesia bisa seperti ini. Kumpul dengan tertib, bubar pun dengan tertib. Yang terjadi selama ini, kerusuhan dan keributan antar suporter selalu mewarnai ISL. Termasuk juga dendam kesumat antara Jakmania dan Viking, dan juga Bonek dan Aremania. Ingin aku melihat di suatu masa nanti, mereka semua bergandeng tangan dan bersatu untuk kemajuan sepakbola kita. Semoga terjadi.

Di tengah harapan tinggi atas timnas Indonesia, ada satu ganjalan yang sangat sangat mengganggu. Ya, PSSI. Syarikat ini dari dulu tidak pernah berubah. Penuh dengan intrik dan permainan yang mempermalukan. Apalagi orang-orang atasan di PSSI sana, termasuk si Ketua Umum Nurdin Halid. Mereka sudah dibutakan oleh uang dan kekuasaan.
Terlalu banyak keburukan PSSI dan orang-orangnya yang mau ditulis di sini. Satu yang paling mengemuka adalah buruknya manajemen tiket Piala AFF kali ini, sampai terjadi kericuhan dan pengrusakan stadion. Sudah begitu, harganya dibuat mahal pula. Mereka takut dibuat sederhana karena kalau sampai pembelian tiket berlangsung mudah, mereka tidak mendapat uang hasil akal-akalan penjualan tiket tersebut.
Entah setan apa yang merasuki para petinggi PSSI ini, aku pun dibuat bingung oleh mereka. Dan jangan heran, tuntutan mundur dari rakyat semakin mengemuka.
Yang pasti, sepakbola jangan sampai dimasuki kepentingan-kepentingan politik. Sepakbola harus murni sepakbola, terlepas dari berbagai persoalan apapun seperti politik, suku, atau agama. Sayang, bagi mereka yang di atas sana, intrik politik adalah segalanya.

Tapi seperti judul tulisan ini : Jangan Menyerah, Kawan!!! Masih ada masa depan yang cerah untuk Indonesia, baik itu di bidang olahraga, ekonomi, hankam, dan sebagainya. Sudah menjadi tugas kita untuk mencurahkan segenap apa yang kita punya untuk memajukan bangsa ini.

Hidup Indonesia!!! Merdeka!!!

Fakta Menarik Mengenai Singapura

Apabila bertandang ke suatu tempat, tentulah ada beberapa fakta atau kenyataan menarik yang bisa dipelajari dan bisa menggambarkan bagaimana kondisi dan keadaan di negara tersebut. Termasuk pula Singapura.
Bila berkunjung ke suatu tempat, usahakan jangan cuma pergi sana pergi sini lalu ambil foto, belanja, beli buah tangan. Perjalanan kita akan menjadi sia-sia. Usahakan pelajari sesuatu yang baru di sana. Dengan demikian kita mendapatkan wawasan baru dan perjalanan kita akan menjadi sesuatu yang menyenangkan.

  • Singapura dulunya bernama Temasek. Nama Singapura diberikan oleh Parameswara dari Sriwijaya (Palembang) yang melarikan diri ke Melaka karena invasi Majapahit. Ketika Inggris menduduki negeri ini pada abad ke-18, nama tersebut dilafazkan menjadi Singapore, dan menjadi nama resminya di dunia internasional, sedangkan dalam bahasa Melayu atau Indonesia tetap disebut sebagai Singapura.
  • Bahasa resmi Singapura adalah bahasa Inggris, tetapi bahasa nasional tetaplah bahasa Melayu. Bahasa Melayu dipakai dalam lagu kebangsaan ("Majulah Singapura") dan perintah-perintah dalam pasukan militer, dan juga dipakai sebagai bahasa keseharian oleh sebagian masyarakat. Walaupun begitu, tak banyak yang paham bahasa Melayu di Singapura, dan pemahaman bahasa Inggris cukup diperlukan. Amat disayangkan memang, orang Singapura lupa di mana posisinya sekarang dan secara kultural sudah lebih condong ke China dan ke Barat.
  • Bahasa Inggris memiliki kekhasan di Singapura (biasa disebut Singlish), dengan campuran beberapa kata dari bahasa China, Melayu, dan Tamil. Dulunya bahasa ini adalah bahasa kreol (campuran), tapi sekarang sudah mendekati bahasa Inggris yang baku, dengan aksen yang khas Singapura. Aksen ini terkadang membingungkan masyarakat asing, termasuk orang Indonesia.
  • Singapura adalah satu-satunya negara di luar China (termasuk Hong Kong, Macau, dan Taiwan) yang penduduknya mayoritas etnis China. Etnis China menjadi bagian dari 74% penduduk Singapura. Sisanya adalah orang Melayu, orang India, dan etnis-etnis lain. Di beberapa bagian di Singapura, anda sudah berasa seperti di China karena begitu banyak menemukan tulisan China dan percakapan bahasa Mandarin di mana-mana. Bahasa Mandarin menjadi bahasa ibu dari hampir separuh penduduk Singapura, tetapi belakangan bahasa Inggris makin populer penggunaannya di rumah. Bahasa Melayu juga mulai dipelajari oleh ramai orang bukan Melayu di Singapura agar lebih dekat dengan para pelancong dari Indonesia dan Malaysia, ketika ramai orang Melayu di Singapura justru mulai meninggalkannya.
  • Tak banyak yang tahu bahwa kehidupan di Singapura juga cukup strict, selain dari denda yang tinggi untuk membuang sampah sembarangan dan melanggar peraturan lalu lintas. Dalam hal kebebasan pers, Singapura termasuk di peringkat rendah. Serangan atau pembangkangan terhadap pemerintahan yang berkuasa pun cukup dikekang.
  • Singapura masih melaksanakan wajib militer untuk pemuda yang berumur 16-40 tahun. Mereka akan dibina selama 2 tahun. Entah apa landasan kebijakan ini, padahal negara ini tidak sedang dalam ancaman perang. Lain dengan Korea Selatan yang memang diperlukan.
  • Memiliki kendaraan pribadi di Singapura tidak mudah. Ada pembatasan dalam kepemilikan, ditambah dengan harga mobil dan pajak yang tinggi serta biaya masuk jalan (ERP, Enter Road Payment). Tetapi hal tersebut terbalaskan dengan lengkapnya transportasi umum di Singapura seperti bis, MRT, dan taksi.
  • Mayoritas warga Singapura kini tinggal di rumah pangsa (rumah susun) atau flat untuk menampung warga Singapura yang semakin banyak, tapi tetap menjaga daerah resapan air dan daerah konservasi.
  • Biaya hidup di Singapura cukup tinggi. Makan sepiring menghabiskan sekitar 30 ribu rupiah. Tapi gaji di Singapura juga tinggi, dan selama ini aku lihat, di Singapura banyak orang-orang kaya. Buktinya mereka bisa membeli mobil mewah dan lihat handphone mereka, banyak yang memakai iPhone.
  • Budaya Barat begitu terasa di Singapura. Anak-anak muda Singapura tidak malu untuk berpakaian minimalis seperti rok pendek dan tank top saat berjalan-jalan di luar rumah. Di Indonesia hal tersebut masih jarang terjadi.
  • Tren rambut wanita di Singapura adalah tren rambut pendek. Kalau aku bisa menghitung, sepertinya perbandingan wanita berambut pendek dan berambut panjang di Singapura hampir mendekati 50:50. Tidak hanya rambut pendek, tapi juga diwarnai atau dicat. Tapi sayangnya, paras wajah wanita Singapura tidak begitu cantik, tidak seperti di Hong Kong. Hanya sedikit yang cantik.
  • Di Singapura kita masih bisa menangkap siaran televisi dari Indonesia dan Malaysia, tetapi mulai banyak warga Singapura yang berlangganan TV kabel atau TV internet. TV satelit dilarang di Singapura, entah apa alasannya.
  • Selama musim cuti kemarin, banyak mobil dari Malaysia berkeliaran di Singapura, terutama di pusat-pusat perbelanjaan.

Sri Temasek (Catatan Perjalanan 5 Hari di Singapura)

Suatu hari, aku dapat panggilan telepon dari ayah. Dia ajak aku melancong ke Singapura. Kebetulan ada tiket kapal terbang murah dari Jakarta ke Batam, dan dari sana naik kapal ferry ke Singapura. Sebenarnya ini ajakan mendadak karena untuk bulan Desember aku dah buat rencana kegiatan. Tapi akhirnya aku ikut serta. Kapan lagi ke Singapura kan???
Tanggal 22, aku berangkat. Pagi-pagi sekali. Sampai di Batam pun masih pagi. Sebenarnya di awal sudah terpikir mau naik kapal ferry lewat pelabuhan Batam Center. Tapi ternyata ada alternatif lain, yaitu lewat pelabuhan Nongsapura. Ada kapal ferry langsung ke pelabuhan Tanah Merah, Singapura. Kebetulan pula tempat kami tinggal nanti letaknya di Tanah Merah, jadi tak jauh. Akhirnya kami lewat Nongsapura.
Ternyata memang pilihan kami tak salah. Waktu tempuh kapal ferry lewat Nongsapura selama 30 menit (lebih sedikit), dibandingkan lewat Batam Center yang lebih lama, 1 jam lebih. Jadi pas untuk anda semua yang ada penyakit laut.
Tiket ferry bisa dibeli langsung di Lapangan Terbang Hang Nadim, ada loketnya di sana. Keterangan lebih lanjut, sila kunjungi laman http://www.batamfast.com.

Aku harus akui bahwa perjalanan 5 hari ini terkesan biasa-biasa saja. Sepertinya Singapura dari dulu gitu-gitu saja, tak banyak perubahan. Dan tempat yang aku kunjungi pun akhirnya itu-itu saja. Orchard Road, Merlion, Esplanade, udah. Sudah 3 kali ke Bandar Temasek, ke sana juga kunjungannya.
Tapi adalah tempat-tempat baru yang aku kunjungi. Contohnya Marina Bay Sands (disingkat MBS) yang memang baru dibuka beberapa masa silam. Satu yang menarik di sini adalah pemandangan dari lantai 52 gedung ini. Kita bisa melihat pusat bandar Singapura dan gedung-gedung yang melingkupinya. Dan yang paling menarik tentu saja kolam renang di tingkat 52 yang mana kolam renang tersebut langsung menghadap langit. Hampir tak ada pembatas antara kolam renang dan langit. Sambil berenang, kita bisa melihat pemandangan bandar Singapura.
Tempat lain yang aku kunjungi adalah Resort World Sentosa, sebuah resor di Pulau Sentosa yang dimiliki oleh perusahaan yang juga membina Genting Highland, Malaysia. Di sini pun ada kasino, sama macam di Genting. Dan daya tariknya tentulah Universal Studios, sebuah taman hiburan (theme park) yang menyajikan aneka ragam fitur dan seluk-beluk yang berkenaan dengan Universal Studio di Amerika sana yang telah menghasilkan ribuan filem dan hampir seluruhnya diminati di serata dunia. Karena aku bukan penyenang filem Hollywood, ditambah lagi cuaca yang panas dan antrian panjang selama aku ke sana, aku tak begitu menikmati kunjungan ke tempat ini. Dan aku harus akui, taman ini tidak lebih baik dari Disneyland di Hong Kong yang pernah aku kunjungi beberapa masa silam.

Marina Bay Sands

Resort World Sentosa

Selain tempat-tempat di atas, ya tentu saja tempat-tempat yang biasa aku (dan juga pelancong lain) kunjungi. Sudah pasti Orchard Road. Tiga hari aku ke sana, walaupun harus menempuh perjalanan jauh dengan kereta api MRT atau bis kota. Entah apa daya tarik dan magnet di jalan ini, aku pun tak tahu. Yang pasti, jalan ini begitu fenomenal.
Tidak ada yang berubah di Orchard, kecuali mungkin pusat perbelanjaan baru seperti ION dan 313 Somerset. Lautan manusia masih seperti dulu dan akan tetap seperti yang dulu. Jualan murah hari Natal juga masih ada. Makanan, minuman, dan es potong pun masih seperti dulu.
Tapi Singapura tetap menarik. Orang-orang tak pernah jemu pergi ke sana. Apa mungkin karena situasi dan kondisinya yang lebh teratur dan lebih rapi dibandingkan negara-negara sekawasan seperti Indonesia, Malaysia, dan Thailand??? Bisa jadi, dan Singapura pantas untuk dijadikan bahan pembelajaran atau contoh model pembangunan.

Yah, karena perjalanan kemarin itu biasa-biasa saja, maka tulisan ini pun akhirnya jadi biasa-biasa saja, tak seperti perjalananku ke Hong Kong beberapa waktu lalu yang memang cukup menarik dan berkesan.

Irfan Bachdim...

Nama ini begitu populer akhir-akhir ini, bahkan sempat menjadi trending topic di Yahoo! dan Twitter. Siapakah dia???
Dia bernama Irfan Haarys Bachdim, seorang anggota Tim Nasional Sepakbola Indonesia hasil dari naturalisasi yang dicanangkan oleh PSSI beberapa masa silam (anggota lainnya adalah Christian Gonzales). Irfan Bachdim lahir di Amsterdam, Belanda, pada tanggal 11 Agustus 1988. Ayahnya, Noval Bachdim, adalah pemain Persema Malang pada beberapa masa silam. Ibunya adalah keturunan Belanda. Jadilah Irfan Bachdim, seorang Peranakan Indonesia dan Belanda alias Indo.
Boleh dikatakan naturalisasi yang dikenakannya bukanlah naturalisasi total, karena bagaimanapun ia masih punya kewarganegaraan Republik Indonesia, dan keluarga ayahnya pun masih menetap di Indonesia. Berbeda dengan Christian Gonzales yang betul-betul "anak jati" Paraguay dan hubungan keluarga dengan orang Indonesia hanya dari istrinya.
Irfan Bachdim memulakan karirnya di dunia sepakbola di usia 11 tahun, tahun 1999, ketika ia menjadi anggota klub Ajax Junior, Belanda. Sedangkan di klub senior, karirnya bermula di klub FC Utrecht pada tahun 2008. Tahun 2009, ia ditransfer ke klub HFC Haarlem dan baru pada tahun 2010, ia memulakan karirnya di Indonesia sebagai pemain di Persema Malang, klub yang dianggotakan oleh ayahnya dulu.
Irfan sebenarnya sudah berkesempatan untuk mewakili Indonesia di johan Asian Games 2006 (Qatar), tetapi batal karena menderita cidera. Barulah pada tahun ini, di johan AFF Suzuki Cup 2010 yang mana Indonesia dan Vietnam menjadi tuan rumah, Irfan mewakili Indonesia dan bertanggung jawab menjaga marwah dan nama baik bangsa kita di atas padang rumput hijau sepakbola.
Penampilan Irfan sendiri, dalam dua pertandingan silam (Indonesia vs Malaysia, Indonesia vs Laos), cukup menawan. Ia berhasil mencetak masing-masing satu gol pada masing-masing pertandingan. Tak salah apabila pelatih timnas Indonesia, Alfred Riedl, menurunkannya di lapangan.

Sejak bermain di AFF Suzuki Cup, namanya semakin populer. Ia menjadi trending topics di Twitter dan frasa yang paling dicari di Yahoo Web. Pengikutnya di Twitter, yang tadinya hanya 10.000 orang, kini menjadi 70.000 orang. Terlebih lagi, ia menjadi incaran para gadis karena tampan dan kacak mukanya, selain garangnya ia bermain di lapangan.
Sayang seribu sayang, wahai para gadis, ia dah punya girlfriend. Namanya Jennifer Kurniawan, seorang model di Jerman keturunan Indonesia. Walaupun Jennifer menetap di Jerman, ia justru terpikat akan Irfan di Indonesia. Siapa Jennifer??? Jennifer ialah kakak daripada Kim Jeffrey Kurniawan, seorang pemain sepakbola yang juga masuk ke dalam waiting list pemain naturalisasi untuk timnas Indonesia.

Sebagai seorang "pemegang marwah" bagi bangsa Indonesia, ia sadar bahwa ia juga harus memupuk rasa nasionalisme Indonesia dalam dirinya. Menurut beberapa sumber, ia kini tengah mempelajari lagu Indonesia Raya, lagu kebangsaan negara kita. Dari situlah terpampang kecintaannya terhadap Indonesia, selain daripada lambang Garuda yang disematkan pada jersey-nya setiap ia bertanding.
Bertuahlah Indonesia, memiliki seorang pemain cemerlang bernama Irfan Haarys Bachdim. Semoga kecintaannya pada Indonesia tidak berhenti sampai di sini, dan semoga juga performanya di padang rumput hijau tidak menurun dan tetap mampu membawa Indonesia menuju kemenangan.

Tai Orathai...

Dara Thailand yang satu ini membuat hatiku terpikat. Dia bernama Tai Orathai (ต่าย อรทัย), seorang penyanyi asal Thailand yang selalu dijuluki sebagai "Ratu Luk Thung" dan "Ratu Mor Lam". Luk thung adalah sebuah jenis musik di Thailand yang cukup merakyat (serupa dengan musik dangdut di Indonesia atau country di Amerika Syarikat) karena merupakan perpaduan antara musik tradisional Thai dengan musik modern. Sedangkan mor lam agak serupa dengan luk thung, tapi menggunakan bahasa Lao (atau bahasa Isan) dari daerah Thailand Timur Laut (Isan).
Tai Orathai lahir di Ubon Ratchathani, Thailand, pada tanggal 27 Maret 1980. Ia merupakan anak kampung yang memiliki suara merdu dan membuatnya menjadi penyanyi tersohor seperti sekarang. Pertama kali aku mengetahui namanya sebenarnya hasil dari jahil saja, cari-cari video musik Thai di Youtube. Dan tak sengaja aku menemukan gadis ini menyanyikan lagu "Isan Lam Pheun" (อีสานลำเพลิน), dan ternyata lagunya cukup enak didengar. Kebetulan aku bisa sedikit membaca aksara Thai (membaca saja, menulis belum bisa, apalagi berbicara bahasa Thai), jadi aku cari data tentang dia dan dapatlah.

Album terbaru Tai Orathai bertajuk "Mor Lam Dok Ya" (หมอลำดอกหญ้า)

Salah satu keunikan dari dirinya adalah eksistensinya dalam dunia musik kampung atau mor lam itu. Sebagian besar lagu yang ia nyanyikan, sampai sekarang, berbahasa Lao. Ia tak lupa jati dirinya sebagai orang Lao dari provinsi Ubon Ratchathani, sebuah provinsi paling timur Thailand yang bersempadan dengan Republik Rakyat Demokratik Lao. Orang Lao di Thailand memang cukup besar, mengalahkan orang Lao di RRD Lao. Walaupun begitu, pemerintah Thailand dan orang Thai di bagian tengah lebih sering menyebut mereka sebagai orang Isan (Isan bermakna Timur Laut) dan bahasa mereka sebagai bahasa Isan, bukan bahasa Lao. Mereka menetap di daerah Timur Laut Thailand.
Berbeda dengan anak muda Thailand sekarang yang terlalu menggandrungi pop Amerika atau Korea, ia tetap cinta terhadap musik tradisional.Dan suara merdunya sangat pas untuk menyanyikan lagu-lagu itu. Orang Melayu kata "serak-serak basah". Sangat sedap untuk didengar. Suara itu juga membawanya meraih beberapa penghargaan. Ia bahkan telah sering menaja konser di beberapa negara, termasuk Amerika Syarikat.
Ia telah menghasilkan 8 album dan 16 album kompilasi. Ia juga beberapa kali bekerja sama dengan penyanyi Thai yang lain dan tampil di beberapa acara TV. Menurut beberapa sumber, ia telah berhasil menjual 1 juta kopi album. Prestasi yang cukup membanggakan.
Oh iya, walaupun ia sibuk menyanyi, ia tak lupa akan pendidikan. Tahun lalu, ia berhasil mendapatkan gelar sarjana dari Universitas Ramkhamhaeng, Bangkok, dari Fakultas Humaniora, Program Studi Komunikasi Massa.

Daripada aku berbicara panjang lebar, lebih baik dengar langsung suara merdunya. Ini aku sediakan link MP3-nya.

  1. Dok Ya Nai Pa Pun (ดอกหญ้าในป่าปูน)
  2. Kamphaeng Parinya (กำแพงปริญญา)
  3. Kin Khao Reu Yang (กินข้าวหรือยัง)
  4. Ma Chak Din (มาจากดิน)
  5. Khon Nai Khwam Khid Hod (คนในความคิดฮอด)
  6. Su Khwan Hua Chai (สู่ขวัญหัวใจ)
  7. Mai Rong Hai Mai Chai Mai Cheb (ไม่ร้องไห้ ไม่ใช่ไม่เจ็บ)
  8. Isan Lam Pheun (อีสานลำเพลิน)

Rapunzel: A Tangled Tale

Lagi-lagi aku bicara filem.
Ya, kali ini tentang sebuah filem buatan Walt Disney Pictures yang menurutku adalah yang terbaik untuk tahun ini. Tajuknya ialah "Rapunzel: A Tangled Tale". Ini aku tak tahu animasi tentang Rapunzel versi ke-berapa, tapi yang jelas menurutku inilah yang terbaik.
Filem ini dirilis ke dalam 2 versi: versi biasa dan versi 3D. Aku sengaja tak tonton yang 3D, karena takut pusing kepala. Lagipun untuk aku yang memakai kacamata minus, menonton 3D bukanlah hal yang menyenangkan karena hanya akan menonton bayang-bayang samar.
Walaupun filem ini filem animasi, tapi semua umur boleh tonton, bukan hanya anak-anak saja. Filem ini berhasil dikemas agar bisa disaksikan semua kalangan, terlihat dari dialog, penampakan fisik animasinya, dan juga ceritanya. Termasuk aku yang sudah bercambang dan bermisai, bukan jadi alasan untuk tidak menonton filem ini.

Rapunzel dan penggorengannya, yang nantinya akan jadi senjata berguna

Aku sendiri sebelum menonton filem ini benar-benar buta akan cerita tentang Rapunzel. Maklumlah, aku lebih akrab dengan dongeng orang Melayu atau Jawa daripada dongeng orang putih seperti Rapunzel karangan Brothers Grimm dari Jerman ini. Yang aku tahu, Rapunzel adalah seorang gadis yang berambut amat panjang. Itu saja.
Ternyata ceritanya lebih dari itu. Intinya, Rapunzel adalah seorang tengku puteri yang ajaib. Saat ibunya melahirkan, ibunya alias raja permaisuri menderita sakit, lalu dapatlah tanaman ajaib dari seberang pulau yang dapat menyembuhkan sakitnya. Tanaman ini juga membuat seorang bomoh atau penyihir yang bernama Gothel menjadi lebih muda. Sang Puteri pun lahir, dengan rambut emasnya yang panjang. Rambut tersebut selain panjang, juga sangat ajaib karena dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Gothel sangat menginginkan rambut puteri itu. Sayang, ia hanya berhasil memotong sebagian rambut sang puteri itu. Akhirnya Gothel memutuskan untuk menculik sang puteri yang masih bayi. Sejak saat itu, Raja dan Raja Permaisuri tak pernah berjumpa dengan puterinya. Untuk mengenang puterinya, setiap hari ulang tahun sang puteri, mereka berdua melepas lampion ke awang-awang.
Rapunzel, si puteri ajaib itu, beranjak dewasa. Rambutnya sangat sangat sangat sangat panjang, tak terbilang panjangnya. Memang sengaja tidak dipotong agar kesaktiannya untuk menyembuhkan orang sakit tak lenyap.
Sampai menjelang ulang tahunnya yang ke-18, ia tak pernah keluar dari rumahnya yang amat tinggi itu. Ia tak dilepas oleh Gothel, yang dia anggap sebagai ibunya. Setiap hari ulang tahunnya, ribuan lampion yang disangka Rapunzel sebagai "bintang" dilepas dari istana. Ia hanya bisa memandang bintang-binang tersebut dari balik tingkap rumah, padahal ia sangat ingin melihatnya secara langsung. Ia mengajukan ini kepada ibunya, tapi Gothel melarang.
Kita mengarah ke kisah lain. Seorang pencuri bernama Flynn Rider masuk dalam daftar pencarian orang oleh kerajaan. Ia diburu di mana-mana. Ia telah mencuri mahkota sang puteri. Suatu masa, secara tak sengaja ia bersembunyi di rumah Rapunzel. Rapunzel menyangka Flynn Rider seorang jahat dan mengurungnya di dalam lemari, setelah beberapa kali menghantam Flynn Rider dengan penggorengannya. Rapunzel pun berpikir bahwa ia bisa menunjukkan hal tersebut kepada Gothel, bahwa ia sudah dewasa dan bisa menghindari ancaman-ancaman di luar rumah sana. Sayang, Gothel tetap tidak melarang. Akhirnya, Rapunzel punya akal. Ia meminta Gothel mencari bahan untuk melukis sebagai hadiah ulang tahunnya, karena Rapunzel suka melukis. Gothel pun pergi, dan akhirnya dengan sedikit kesepakatan dengan Flynn Rider, Rapunzel lari dari rumah untuk menikmati "bintang-bintang" itu secara langsung. Bermacam-macam halauan dan rintangan mereka berdua hadapi agar bisa selamat, termasuk dengan Gothel yang telah bersekongkol dengan dua "bekas kawan" Flynn Rider sesama pencuri yang dendam karena tidak mendapatkan mahkota puteri dari istana.

Rambutnya yang terlampau panjang membuatnya bisa turun dari rumahnya yang tinggi

Cerita lengkapnya aku tak akan ceritakan, silakan tonton di bioskop terdekat. Yang pasti, akhir ceritanya SANGAT SANGAT SANGAT SANGAT bahagia. Rapunzel kembali ke kedua orangtuanya dan hidup bahagia bersama mereka.
Dan filem ini juga SANGAT SANGAT SANGAT SANGAT direkomendasikan untuk ditonton. Filem ini mendekati sempurna dan mampu memikat para penontonnya. Alur ceritanya membuat banyak orang, termasuk aku, yang belum memahami sepenuhnya cerita tentang Rapunzel, jadi tahu ceritanya. Jadi tidak ada lagi istilah "tanya dulu, baru tonton". Tak lupa, ada juga unsur lawak dalam filem ini, dijamin akan membuat kamu semua tergelak. Jadi tidak 100% serius, tidak 100% lawak, tidak 100% sedih. Semua bercampur jadi satu.
Efek animasinya juga cukup menawan dan mengesankan. Sebagian orang memang menyayangkan animasi manusia-nya yang tidak begitu nyata, termasuk matanya yang terlalu besar. Tapi tolonglah, ini bukan filem serius, jadi animasinya juga janganlah terlalu serius. Jadi, untuk aku animasinya sangat baik. Walaupun manusia-nya tidak tampak nyata, tapi objek-objek di sekitarnya tampak nyata, seperti air dan pohon yang nampak dalam filem ini.
Kalau masih tayang di bioskop terdekat, segeralah tonton. Kamu tak akan rugi. Nilaiku, hmmm, aku berani tanggung malu : 10/10 untuk filem ini!!!
Sekian review filem kali ini. Banyak-banyaklah tonton filem, biar hati senang. Terima kasih. Tabik.

Berkunjunglah ke laman resminya : http://disney.go.com/disneypictures/tangled

Dilema "Keistimewaan" Yogyakarta...

Sampeyan Dalem ingkang Sinuhun, Ke Bawah Duli Yang Maha Mulia Tuanku Paduka Sri Sultan Hamengkubuwono X, saat ini tengah dilanda kegusaran yang cukup pelik. Tuanku, seorang Sultan daripada Kesultanan Yogyakarta yang juga menjabat sebagai Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), saat ini dikhawatirkan kehilangan pangkatnya sebagai gubernur daerah itu. Bagaimana tidak, beberapa hari silam ada rumor berhembus bahwa Presiden SBY meminta agar di Yogyakarta diadakan pemilihan gubernur secara demokratis, dengan pengertian bahwa semua orang bisa jadi gubernur di Yogyakarta, bukan hanya Sultan atau Sri Paku Alam sebagai wakilnya saja. Dengan kata lain, meminta agar keistimewaan di Yogyakarta yang sudah melekat pada namanya, dihapus.
Sontak, pro-kontra bermunculan di mana-mana. Di dunia nyata ataupun di dunia maya. Sebagian setuju, sebagian tidak setuju. Kalau diminta argumen yang menguatkan kedua pandangan tersebut, amboi amboi, terlampau banyaklah argumen yang didapati. Ada yang melihat dari fakta sejarah, lalu dari fakta-fakta lain juga ada.
Dari Tuanku Sultan sendiri, Tuanku berkata bahwa ia sebenarnya sudah tidak ingin lagi mencalonkan diri sebagai gubernur DIY dan hanya ingin sampai 2x masa jabatan saja. Masa jabatan Tuanku sendiri sebagai gubernur (bukan sebagai Sultan) bermula dari tahun 1988, mendahului awal jabatannya sebagai Sultan Yogyakarta. Tuanku pula, dari berbagai sumber berita yang aku dapatkan, mempersilakan siapapun untuk menjadi gubernur DIY. Meminjam istilah dari bahasa Jawa, Tuanku Sultan sudah legowo, berbesar hati.
Masalah sebenarnya muncul daripada perkataan Presiden SBY yang berhubungan dengan RUU Keistimewaan DIY dan penetapan Tuanku Sultan sebagai gubernur. Presiden meminta agar Yogyakarta disamakan dengan wilayah lainnya, gubernur dipilih langsung sehingga demokratis. Lanjut beliau, sistem monarki yang ada di Yogyakarta berbenturan dengan demokrasi.
Terang saja ini menuai kecaman. Perkataan "monarki" itu, seakan-akan mengesankan bahwa "ada negara di dalam negara". Berarti, presiden memandang Yogyakarta sebagai "ancaman" bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia" karena statusnya sebagai daerah istimewa.
Lalu perkataan lain "bertentangan dengan demokrasi". Memangnya selama ini keberadaan DIY bertentangan dengan demokrasi??? Aku pikir tidak juga. Nah, di sinilah muncul ambigu. Demokrasi yang dipahami segelintir pihak disamakan dengan demokrasi ala Barat sana, yang mungkin saja tak sesuai dengan tata tertib yang berlaku di negara kita. Demokrasi di sini adalah demokrasi Pancasila, demokrasi terbatas dan terkoridor, bukan demokrasi yang "sedemokrasi-demokrasinya". Kalau selama ini keberadaan DIY tidak bertentangan dengan UU, ya sudah. Berarti sehaluan dengan demokrasi.
Sampai-sampai muncul tudingan bahwa Partai Demokrat, partai yang kini berkuasa, sudah haus kekuasaan sehingga ingin menguasai wilayah DIY. Memang, aku tak berani menuding seperti itu, tapi itu tudingan beberapa orang yang menulis di blog atau ikut berdiskusi denganku di berbagai forum. Tapi kalau tudingan itu ternyata benar, sungguh memalukan. Pejabat-pejabat kita makin lama makin mendewakan kekuasaan. Get lose you all...

Sikap warga Yogyakarta sendiri beragam. Ada yang setuju di Yogyakarta digelar pemilihan gubernur langsung, ada juga yang tidak. Ada yang minta Tuanku Sultan jadi gubernur sampai akhir hayat. Macam-macam.
Aku pribadi, walaupun bukan warga Yogyakarta dan tak ada kena-mengena dengan daerah itu, adalah seorang pengagum Tuanku. Banyak hal yang Tuanku lakukan selama menjadi Sultan dan menjadi Gubernur DIY. Ia adalah raja favoritku ke-dua di dunia. Nomor satu adalah Tuanku Paduka Raja Bhumibol Adulyadej dari Thailand.
Jadi, aku tak rela kalau kepemimpinan DIY pindah ke tangan lain, kecuali Tuanku Sultan mangkat. Berkaca dari hasil pemilihan langsung di berbagai daerah, tak ada hasil nyatanya. Pemilihan kepala daerah hanya jadi ajang berebut kekuasaan dan permainan uang. Masa kampanye, obral janji. Begitu terpilih, lupa janji. Hanya sedikit kepala daerah yang bekerja optimal bagi rakyatnya, sebagian besar hanya akan membuat kita geleng-geleng kepala. Imbas dari demokrasi yang salah.
Coba lihat Yogyakarta. Sebuah kota yang, wah, nilai positifnya sudah bergaung ke serata dunia. Kota yang nyaman, kota wisata, tenang, aman, tidak banyak ribut, angka korupsi rendah. Kalau gubernur berganti, aku tak yakin Yogyakarta akan tetap seperti sekarang.
Teman-temanku dari Yogyakarta pun hampir semuanya mendukung Tuanku Sultan untuk jadi gubernur seperti sekarang. Mereka juga mengatakan, orang luar Yogyakarta banyak menganggap orang Yogyakarta itu budak kampung, aneh, merepek, menyimpang, macam-macam lah. Tapi tolong orang luar Yogyakarta pahami dulu, mengapa orang tempatan tetap menyokong Tuanku Sultan, termasuk memahami juga situasi yang terjadi masa ini di Yogyakarta. Keistimewaan Yogyakarta memang begitu terasa. Aku yang bukan orang Yogyakarta pun dibuat terpana olehnya.

Ini hanya pandangan pribadiku. Aku mohon maaf kalau mungkin ini akan membuat beberapa pihak sakit hati. Silakan tulis komentar, tapi jangan debat di sini. Ada tempat lain untuk debat. Ini hanya sedikit pandangan dariku yang cukup buta akan politik dan perundang-undangan, tapi punya visi yang jauh ke depan untuk negara kita tercinta, Indonesia.

Pindah Haluan...

Kalau kemarin-kemarin aku cerita yang aku memakai distro Ubuntu, sekarang sudah tidak lagi. Kini pilihanku jatuh pada distro lain yang menarik dan juga tidak kalah hebat dengan distro-distro lain : OpenSUSE.
Orang-orang pasti akan menganggapku aneh. Kepindahanku dari Windows ke Linux (Ubuntu) saja sudah dianggap aneh, apalagi kepindahanku yang ini. Gila mungkin. Ah, berlebihan rasanya. Orang kata aku aneh silakan, aku memang aneh. Hihihihihi.
Memang, menurut perkataan beberapa orang senior, sebaiknya kita mencoba berbagai macam distro Linux lalu memilih sendiri yang mana satu yang menurut kita cukup nyaman untuk digunakan. Tapi jangan semua lah. Distro Linux di jagat raya ini berlimpah-ruah. Hanya saja, aku sempat takut kalau-kalau komputer aku rusak karena terlalu sering berganti-ganti OS. Ternyata tidak juga. Jadi, kalau ada yang bilang komputer kita bisa rusak karena terlalu sering berganti OS, tak usah percaya.
Lagipun kita manusia sewajarnya punya rasa jenuh. Kalau pakai Ubuntu terus, rasanya tak kena. Mesti coba lagi dengan yang lain. Coba Fedora, sudah pernah, ternyata cukup sulit. Mandriva juga sudah coba. Agak mudah, tapi untuk koneksi internet agak pelik. Coba, coba, coba, dan coba, dapat juga. Pilihan jatuh ke OpenSUSE, sebuah OS buatan Jerman yang umurnya boleh dikatakan lebih tua dari Ubuntu.

Tampilan desktop OpenSUSE 11.3 KDE. Klik gambar untuk tampilan lebih besar.

Mengapa OpenSUSE, bukan yang lain??? Karena menurutku OpenSUSE ini berada pada kategori "menengah" dari berbagai macam aspek. Jumlah pengguna??? OpenSUSE tidak terlalu ramai penggunanya, tapi juga tidak terlalu sedikit. Ada yang bilang rangking ke-4 di dunia, ada juga yang bilang ke-3, ke-5, tak tahu pasti. Artinya apa??? Banyaknya pengguna biasanya berbanding lurus dengan banyaknya aplikasi yang ditawarkan untuk OS tersebut. OS yang jarang penggunanya juga akan ditawari sedikit aplikasi, dan ini jelas menyulitkan.
Tingkat kesulitan??? Tengah-tengah juga. Tak terlalu mudah, tak terlalu sulit. OpenSUSE cukup pas untuk pemula, walaupun aksesnya memang tidak semudah Ubuntu.
Kelebihan yang terutama sekali daripada OpenSUSE adalah YaST. Apa itu YaST??? YaST itu adalah sebuah administrator settings, sebuah program yang mengatur segala macam serba-serbi di dalam komputer. Boleh disamakan dengan Control Panel pada Windows. Ubuntu tak punya ini. Jadi, kita mau install program, install hardware (perangkat keras), setting internet, semua tercakup di YaST ini. Akses ke berbagai menu di YaST pun tergolong mudah.
Apa lagi kelebihannya??? Repository DVD. Macam-macam aplikasi mendasar yang kita butuhkan sudah ada di dalam DVD, misalnya aplikasi editing gambar, video, pemutar musik, dan lain-lain. Termasuk juga wvdial dan usb-modeswitch yang sangat aku butuhkan agar bisa terkoneksi melalui modem 3G yang aku punya. Kalau tidak, macam Ubuntu dulu, terpaksa pinjam modem kawan atau download di warnet. Capek deh, kata anak muda zaman sekarang.
Cuma ada sedikit yang terpaksa di-download dari internet, seperti Restricted File Formats (mp3, avi, dan kawan-kawan). Format seperti ini berlisensi, artinya tidak gratis, jadi tidak disertakan langsung dalam DVD. Tapi download gratis, tidak dipungut biaya. Yah, itulah resikonya memakai OS gratis.

DVD ISO Linux berisi file instalasi penuh, termasuk setting desktop. Ada GNOME, KDE, LXDE, dan Xfce. Yang default itu KDE. GNOME juga ada, tapi aku tidak menyarankan karena tampilannya kurang cantik dan terlalu jauh jika dibandingkan dengan GNOME pada Ubuntu atau Fedora. KDE memang cukup cantik dan membuatku jatuh hati, walaupun memang membuat kinerja PC cukup menurun. Lalu kenapa aku tak pakai Kubuntu saja??? Alah, sama saja pun dengan Ubuntu nanti.
Di mana bisa di-download??? Macam-macam tempat ada, tapi aku menyarankan di sini dan di sini. Cukup besar ISO-nya, sekitar 3 GB.
Demikianlah saja pengalamanku memakai OpenSUSE selama beberapa hari ini. Jangan lupa coba juga distro Linux yang lain. Apapun distronya, pakailah Linux, bukan yang lain!!!