HUBAYA-HUBAYA!!! MOHON MAAF... UNTUK KALI INI, PERMINTAAN CD DAN DVD ISO LINUX TIDAK BISA DIPENUHI UNTUK SEMENTARA WAKTU... SEKIRANYA ADA KEMUNGKINAN UNTUK MEMENUHI PERMINTAAN, AKAN DIUMUMKAN LEBIH LANJUT... TERIMA KASIH DAN MOHON MAAF UNTUK YANG TELAH MEMESAN ISO LINUX... HARAP MAKLUM... TABIK...

Mari Memakai Linux...

Untuk pertama kalinya aku menulis di blog ini mengenai masalah komputer.
Sebenarnya aku memang sedang tergila-gila dengan Linux. Padahal baru terhitung 2 bulan memakai operating system yang gratis alias cuma-cuma ini. Tapi fitur-fitur di dalamnya memang sungguh mengesankan, walaupun memang masih ada kelemahan di sana sini. Pokoknya tidak kalah dengan Windows atau Mac, dua OS yang dianggap ternama.
Aku sendiri sangat sangat menganjurkan kita semua untuk memakai Linux. Apa pasal??? Pasal apa lagi kalau bukan gratisnya. Sekarang ini kita tahu, OS yang berbayar rentan dibajak. Kita tentunya tidak mau dicap sebagai "bangsa pembajak" kan??? Mestilah. Apalagi saat ini pemerintah, terutama Kementrian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) gencar melakukan sweeping komputer, terutama di warung internet. Sebagai jalan yang aman, kita tentu ingin memakai OS yang murah (kalau perlu tanpa biaya) tapi legal atau halal kan??? Nah, Linux menawarkan semua itu.
Memang, tidak semua pekerjaan komputer bisa dilakukan oleh Linux. Game misalnya, masih banyak yang belum support Linux, jadi harus memakai OS lain. Tapi jangan khawatir, dunia teknologi terus melaju cepat, suatu hari nanti akan tiba masanya.

Pertama kali memakai Linux
Pasti banyak yang bertanya-tanya di dalam hati, apa itu Linux??? Tapi aku yakin, pembaca blog ini tidak ada yang belum pernah dengar Linux. Semuanya sudah tahu, paling tidak sudah pernah dengar nama tersebut. Tapi aku tak ingin jelaskan panjang-panjang di sini. Silakan baca sendiri di sini : http://id.wikipedia.org/wiki/Linux (pembaca dari Malaysia boleh membaca di sini : http://ms.wikipedia.org/wiki/Linux). Aku memang bukan expert atau ahli dalam bidang ini. Aku cuma ingin berbagi pengalaman kepada para pembaca semua.
Semuanya berawal dari rasa penasaran, dan juga rasa bosan. Sebenarnya pertama kali aku mengetahui dan mencoba memakai Linux waktu aku masih SMP, sekitar tahun 2004. Waktu itu, aku ikut ekstrakurikuler yang bertajuk Computer Club di sekolah, ekstrakurikuler yang membahas tentang komputer dan seluk-beluknya, salah satunya mengenai Linux. Waktu itu, distro yang dipakai adalah Mandrake (sekarang namanya Mandriva). Tapi itu hanya bisa dicoba di komputer sekolah, tidak bisa dicoba di rumah.
Sejak itu aku tak pernah lagi bersentuhan dengan Linux. Baru 6 tahun kemudian, 2010, aku mulai makin penasaran dengan Linux, tapi tak tahu di mana mendapatkannya. Teman-temanku pun tak ada yang memakai Linux. Barulah ada seorang teman di forum yang memberi tahu seluk beluk tentang Linux, juga tentang distro yang dianjurkan untuk dipakai. Aku pun memilih Ubuntu, dan ke laman resminya, download ISO-nya (sekitar 700 MB). Kebetulan pula di rumah di Bekasi ada komputer yang sedang menganggur alias jarang dipakai. Dulu sering dipakai, tapi karena modem internetnya dipinjam sanak saudara, jadi tidak pernah dipakai lagi. Aku pun mulai memakai Linux Ubuntu di situ.
Tapi di Bandung aku tetap memakai laptop Windows Vista. Barulah pada suatu ketika aku membawa laptopku untuk diperbaiki di pusat servisnya, ternyata OS-nya memang harus diinstal lagi dengan yang baru. Daripada harus membayar sekitar Rp300.000, lebih baik aku pakai yang gratis. Jadilah aku memakai Linux di laptopku, sampai sekarang.

Pakai distro apa???
Apa itu distro??? Nah, Linux terbagi dalam beberapa operating system cabangan atau sebaran yang diberi istilah distribution atau distro.
Salah satu yang membuat bingung orang-orang yang ingin memakai Linux adalah "Distro apa yang ingin kupakai???". Tidak hanya itu, kalau kita bertanya kepada orang yang memakai distro A, dia pasti akan menyarankan untuk menggunakan distro A, begitu juga distro yang lain. Memang aku rasa terlampau banyaklah distro Linux di muka bumi ini, tapi itu justru menarik, karena memang Linux adalah operating system yang gratis dan bebas sehingga orang-orang bebas mengembangkan sendiri operating systemnya. Persaingan atau rivalry antar distro juga menjadi pemandangan yang menarik di Linux.
Senarai lengkap distro linux bisa dilihat di sini. Tapi berdasarkan distrowatch.com, distro-distro besar yang banyak digunakan orang adalah :

  • Ubuntu
  • Fedora
  • openSUSE
  • Debian
  • Mandriva
  • Linux Mint
  • PCLinuxOS
  • Slackware
  • Gentoo
  • CentOS
  • Free BSD
Dan tolong, jangan tanya aku yang mana yang paling bagus, karena bagusnya atau nyamannya distro dipakai itu berbeda-beda pada setiap orang. Tapi saat ini, yang paling banyak dipakai orang adalah Ubuntu.

Inilah Ubuntu, distro yang aku pakai untuk saat ini. Sebenarnya aku ingin mencoba distro yang lain, tapi saat ini Ubuntu cukup bagus dan optimal untuk dipakai. Ubuntu banyak menawarkan kemudahan bagi penggunanya, walaupun banyak orang berpendapat Ubuntu bukanlah yang paling mudah.
Versi terbaru Ubuntu adalah Lucid Lynx 10.04. Info lebih lanjut bisa dilihat di www.ubuntu.com

Kelebihan dan kekurangan
Berdasarkan apa yang aku rasa, Linux menawarkan kelebihan dan juga kekurangan.
Kelebihan :

  • Gratis tentunya.
  • Tampilan grafis yang menawan.
  • Tidak memakan banyak memori, sehingga prosesnya bisa berlangsung cepat.
  • Aman dari serangan virus. Saat ini, yang paling rentan diserang virus dan malware lainnya adalah Windows. Sangat sedikit hacker atau produsen virus yang berniat menyerang Linux.
  • Proses instalasi cepat.
Sedangkan kelemahannya :
  • Belum banyak aplikasi yang diciptakan untuk Linux, terutama game. Memang ada beberapa emulator atau program yang bisa menjalankan program Windows, tapi tidak terlalu bisa diharapkan.
  • Banyak program tidak dijalankan melalui GUI atau grafis, sehingga harus dijalankan melalui perintah teks (command).
  • Kalau komputer tidak terhubung dengan jaringan internet, akan susah, karena banyak aplikasi dan update Linux yang harus di-download dari internet, terutama codec untuk memainkan file musik atau video. Kecuali kalau install dari DVD (bukan CD), sudah lengkap semuanya di situ.

Masih belum mau memakai Linux???
No problemo. Aku tidak memaksa. Hanya menyarankan. Setiap manusia tentu punya selera, termasuk dalam memilih OS. Tapi aku memang menyarankan Linux agar kita memakai barang-barang yang asli dan berlisensi, jangan bajakan. Tentunya kita ingin memakai barang yang murah (atau gratis), tapi berlisensi, sehingga kita selalu dilingkupi rasa aman.

Tertarik memakai Linux???
Paket CD atau DVD instalasi bisa didownload dari berbagai macam laman internet, termasuk laman resmi setiap distro (ubuntu.com, fedoraproject.org, opensuse.org, dll). Tapi agar download berlangsung cepat, downloadlah dari jaringan web dalam negeri. Banyak laman yang menyediakannya, seperti Kambing UI dan Foss-ID.
Malas download??? No problemo. Aku bisa buatkan DVD-nya. Silakan tulis distro yang kamu mau di komentar blog ini atau kirim e-mail ke bk_pucuk@yahoo.com, dan aku kirim ke alamatmu. Tanpa dipungut biaya!!!. Saat ini aku menyediakan distro :

  • Ubuntu (10.04, DVD)
  • Fedora (13, DVD)
  • openSUSE (11.3, DVD)
  • Mandriva (2010.1, DVD)
  • CentOS (5.5, DVD)
  • Slackware (13.1, DVD)
  • Linux Mint (9, DVD)
  • Debian (5.0.5, CD)
  • PCLinuxOS (2010.7, CD)
  • MEPIS (8.5, CD)
  • Puppy Linux (5, CD)

Selamat datang di dunia Linux!!!

Pachelbel's Canon dan Ragam-ragamnya...

Lagu ini memang cukup populer, sampai sekarang. Padahal umurnya sudah sekitar 300 tahun. Ya, lagu "Canon" hasil komposisi Johann Pachelbel ini diciptakan kurang lebih pada akhir abad ke-17, walaupun pertama kali diterbitkan pada tahun 1919. Intinya, lagu ini sebenarnya sudah sangat berumur tetapi sangat fenomenal sampai detik ini. Lagu ini sudah dimainkan dalam berbagai variasi.

Kali ini aku akan berikan beberapa jenis variasi Pachelbel's Canon yang dimainkan dengan berbagai macam jenis musik, termasuk alat musik Sasando dari Nusa Tenggara Timur dan alat musik tradisional Minangkabau.

Versi Orkestra

Versi Rock

Duet Gitar (Depapepe)

Kayageum (Seoul Saeul Kayageum Trio)

Versi Minangkabau (Unit Kesenian Minangkabau ITB)


Sasando (Berto Pah - Indonesia Mencari Bakat)

Keterangan
1. Kayageum - Kecapi tradisional Korea (Gambar)
2. Sasando - Dawai tradisional dari Nusa Tenggara Timur (Gambar)

Anak-anak, Dari Generasi ke Generasi...

Aloha.

Aku sudah lama rindu untuk menulis lagi, sejak liburan usai. Tapi bingung nak tulis apa. Akhirnya sekarang aku menulis tentang selera hiburan anak-anak dari generasi ke generasi, yang tentunya berbeda-beda dan unik. Kita akui, zaman begitu cepat berubah, termasuk zaman yang dilalui oleh anak-anak. Unik untuk dibahas, semoga tulisan ini tidak membosankan kamu semua.

Si Unyil

Anak-anak yang lahir sekitar tahun 1980-an pasti mengenal Si Unyil. Ini adalah tayangan anak-anak paling populer pada masanya. Memang, pada tahun-tahun ini hanya ada 1 televisi di Indonesia, yaitu TVRI, sehingga hiburan pada saat itu cukup minim. Si Unyil menyegarkan kehausan akan hiburan yang bermutu untuk anak-anak.
Kata banyak orang, Si Unyil sarat dengan pesan-pesan propaganda rezim Orde Baru. Maklumlah, tayangnya pun di televisi milik pemerintah. Tapi boneka-boneka Unyil yang lucu, comel, dan pas untuk anak-anak, membuat anak-anak tidak terlalu menghiraukan pesan-pesan yang tersirat di dalamnya.
Si Unyil, beserta kawan-kawannya (Usro, Ucrit, Pak Ogah, Pak Raden, dan lain-lain yang aku tak hafal), menggambarkan keseharian anak-anak di masyarakat Indonesia yang penuh dengan kegembiraan. Sehari-hari mereka bermain dan bercanda bersama, dan kebanyakan anak-anak pun begitu, sehingga menonton Unyil seperti menonton kisah kehidupan mereka sendiri.
Penggemar Si Unyil pun masih banyak, walaupun acara ini tidak tayang lagi (sekarang hadir dalam bentuk baru yang bertajuk Laptop Si Unyil di Trans7). Beberapa hal yang tak terlupakan dari Si Unyil adalah permainan "Hompimpa Alaium Gambreng" dan juga perkataan "Cepek dulu dong..." yang dipopulerkan oleh Pak Ogah.

Doraemon

Masa-masaku adalah masa 1990-an. Pada masa ini, tontonanku adalah Doraemon, sebuah animasi dari Negeri Matahari Terbit yang sangat fenomenal. Dulu ini adalah tontonan wajib bagi aku dan kawan-kawanku yang seumur. Sampai sekarang ini adalah animasi yang paling kuingat.
Doraemon adalah sebuah robot kucing yang diutus oleh penciptanya untuk menolong kakeknya yang bernama Nobita. Nobita adalah seorang pelajar SD yang malas, tidak terlalu pandai, dan juga lembek. Berkat peralatan-peralatan ajaib Doraemon yang keluar dari kantong ajaibnya, Nobita pun bisa terbantu. Sayangnya, Nobita semakin lama semakin malas karena hanya mengandalkan alat-alat Doraemon saja. Ia punya teman perempuan cantik bernama Shizuka, dan sering bertengkar dengan Giant (si tubuh besar) dan Suneo (anak orang penting).
Tanpa disadari, kisah Doraemon juga menggambarkan kehidupan sehari-hari kita juga. Kita selalu berimajinasi "andai aku punya ini...", "andai aku punya itu...", dan itu alami. Sampai sekarang aku masih mengalaminya dan senang berandai-andai. Andai aku punya mesin waktu, aku ingin berjumpa dengan kakekku yang sudah lama wafat. Andai aku punya kotak pengandaian, aku ingin agar Malaysia, Indonesia, Singapura, Brunei, Filipina, Timor Leste, dan Pattani tidak terpecah-belah dan tergabung dalam satu negeri. Andai aku punya pintu ke mana saja, aku mau pergi ke Socotra, pulau terunik di dunia. Andai aku punya ini, andai aku punya itu, dan seterusnya.
Di luar sana kita pun tak jarang bertemu orang-orang kasar seperti Giant, atau orang-orang tukang pamer semacam Suneo. Tentu kita sebal dengan mereka, tapi kenyataannya mereka ada di sekitar kita.
Doraemon hampir sama dengan Si Unyil, ceritanya sangat keseharian. Anak yang suka membangkang orang tua, anak yang malas mengerjakan PR, itu semua nyata dan real. Sampai sekarang aku tak pernah lupa dengan Doraemon, merchandise-nya pun masih sering kubeli. Bahkan jam bertema Doraemon pun aku pakai di bagian samping blog ini (lihat di sidebar). Agaknya banyak orang yang seperti aku, terutama generasi 90-an.

Upin dan Ipin

Generasi 2000-an cukup bertuah karena mendapat akses informasi yang sangat luas, baik dari TV maupun internet. Media pun sudah semakin beragam. Anak-anak pada masa ini mendapatkan berbagai macam acara anak-anak, walaupun harus diakui televisi Indonesia sudah mulai kurang peduli untuk menayangkan acara anak-anak yang bermutu. Tapi ada satu animasi yang fenomenal pada masa ini, yaitu Upin dan Ipin, sebuah animasi buatan Malaysia. Kenapa Upin dan Ipin??? Ceritanya pun sangat keseharian, dan sesuai dengan kisah kehidupanku yang berlatar perkampungan khas Melayu.
Upin dan Ipin adalah dua anak kembar yang orang tuanya sudah meninggal dunia. Mereka berdua diasuh oleh Kak Ros dan Opah, nenek mereka. Mereka bersekolah di Tadika Mesra, dan memiliki banyak teman. Teman-teman mereka pun berbilang kaum, ada Jarjit orang India dan Mei Mei orang China. Keseharian mereka diwarnai dengan bermain dan bermain, sama seperti anak-anak pada umumnya.
Upin dan Ipin pun menggambarkan kehidupan kita sehari-hari, terutama anak-anak kampung. Rumah panggung, ayam goreng, sekolah, semuanya sangat kena. Begitu juga dengan pergaulan tanpa pandang bulu. Upin dan Ipin mengajarkan hal-hal yang sangat sesuai dengan kebudayaan Melayu (dan juga Indonesia), terutama tentang nilai-nilai Islam dan sopan santun orang kita. Sehari-hari sekali.

Karena aku adalah generasi 90-an, maka tontonan yang sampai sekarang paling aku ingat adalah Doraemon. Sampai sekarang Doraemon masih punya banyak penggemar, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Tapi aku akui, ketiganya (Si Unyil, Doraemon, Upin dan Ipin) punya banyak penggemar karena ceritanya yang sungguh keseharian dan tidak kita sadari mencerminkan kisah hidup kita sendiri. Terutama Doraemon, cerita itu menggambarkan anak-anak yang senang berfantasi, berandai-andai, dan senang mencoba hal-hal baru.
Beda generasi, beda selera. Itu alami dan merupakan hukum alam. Hanya saja, aku ikut prihatin karena generasi sekarang kurang hiburan yang sesuai dengan anak-anak. Kita doakan semoga para insan media mau memperhatikan anak-anak agar mereka tetap seperti anak-anak, bukan seperti orang dewasa.