Sudah lama tak menulis. Yah, akhir-akhir ini sedang senang menonton filem. Terakhir di BlitzMegaplex Paris Van Java, Bandung, ada filem menarik yang cukup menarik. Produksi, Thailand. Tajuknya, "Hello Stranger" atau "Kuan Meun Ho".

Tentang apa ceritanya? Aku tak akan jelaskan secara lengkap. Karena filem ini masih tayang di bioskop, sebaiknya pergi ke bioskop terdekat. Jadi intinya tentang virus drama Korea atau K-Wave yang melanda negara gajah putih ini (sepertinya virus serupa juga mulai melanda negara kita). Seorang gadis, sebut saja namanya May (kenapa sebut saja? dari awal sampai akhir ia tak mengungkapkan siapa namanya), terkena penyakit tersebut. Kebetulan ia mendapat kesempatan untuk melancong Korea.
Di lain tempat, seorang bujang, sebut saja (lagi-lagi sebut saja) namanya Darng, juga mendapat kesempatan untuk melancong ke Korea. Sayangnya, ia tidak terkena virus K-Wave dan menganggap semua drama-drama Korea yang romantis itu adalah hal-hal yang konyol. Darng pergi dengan rombongan wisata dari Thailand. Agenda tour-nya adalah pergi ke objek-objek wisata yang populer melalui drama Korea itu, dan Darng tidak menikmatinya.

Secara tidak sengaja, mereka berdua bertemu. Waktu itu, Darng tersesat dan tidak menemukan jalan pulang ke hotel tempat ia menginap. Perasaan kasihan (dan mungkin saja perasaan sebangsa di negeri orang) membuat May tergerak untuk menolong Darng, tapi May salah menunjukkan lokasi hotel dan perjalanan makin tak jelas. May pun mengizinkan Darng berjalan-jalan keliling kota Seoul dengannya, satu hari saja. Darng kurang menikmati perjalanan tersebut, karena seperti biasa, perjalanannya pasti yang berhubungan dengan romantisme drama-drama Korea yang tentu saja dianggap sepele oleh Darng.
Lalu, apa yang terjadi? Sesuai perjanjian, cerita komplit takkan aku ceritakan. Silakan tebak sendiri, atau lebih tepatnya, silakan tonton sendiri. Yang pasti, filem ini menurutku cukup "disarankan" untuk ditonton.
Salah satu kekuatan filem ini adalah humor-humor lucu yang tersirat di dalamnya. Memang, pada umumnya genre filem ini adalah komedi romantis. Cinta bercampur lawak. Humor-humor yang digambarkan Darng selama perjalanan di Korea, mengingatkanku pada lawakan Sule di Opera Van Java.
Tapi bukan cuma itu, beberapa adegan membuat kita menitikkan air mata karena memang kisah-kisah romantisme seperti drama biasanya, turut tergambar di sini. Selain itu, kekuatan cerita dalam filem ini sepertinya cukup luar biasa. Sampai saat ini, aku terbayang-bayang terus akan cerita di filem ini. Oh, bukan cuma kuatnya, tapi keunikannya. Sutradara filem ini pintar mengangkat fenomena yang terjadi di beberapa negara pada masa ini, yaitu fenomena K-Wave atau Hallyu. Tidak seperti kebanyakan filem Indonesia atau Malaysia yang ceritanya "itu itu terus", filem ini punya cerita yang unik.
Yang aku kecewa, endingnya. Mungkin bagi beberapa orang, bagus, tapi untukku tidak. Sampai detik-detik terakhir filem itu, May dan Darng tidak kenal satu sama lain. Tapi mungkin saja, sutradara ini sengaja membuat para penontonnya terbayang tentang filem ini, seperti aku.

Ada beberapa pesan yang ingin disampaikan filem ini. Salah satunya, "ke-tidak kenal-an" justru akan membuat kita terasa lebih rileks. Kalau kita kenal, mungkin saja akan canggung untuk mengutarakan apa yang saat ini kita alami, rahasia yang kita simpan yang orang lain tak tahu, dan berbagai macam luahan rasa hati.
Contoh simpel, ya blog ini. Aku tak menunjukkan siapa diriku sebenarnya. Aku siapa, tinggal di mana, hanya boleh diketahui oleh orang-orang tertentu. Tapi dengan metode ini, aku justru lebih bebas menulis dan lebih tenang, tanpa ada intervensi dari pihak manapun. Aku tak perlu akan ada pihak yang merasa dendam, dengki, atau tersinggung dengan apa yang aku katakan, karena para pembaca tak kenal aku.
Contoh lain, forum internet. Di forum internet, hampir tak pernah mengungkapkan siapa kita sebenarnya, siapa nama asli kita, orang-orang jelas tidak akan mau mengungkapkannya. Tapi justru karena itu, kita jadi lebih bebas bersembang dan bersenda, meluahkan rasa hati, mengungkapkan pendapat sesuai dengan Pasal 28 UUD negara kita. Tanpa ada intervensi dari pihak manapun. Aku sampai sekarang senang join di berbagai forum. Terkadang, lebih mudah berkenalan di dunia maya daripada di dunia nyata.
May tak kenal Darng, dan Darng tak kenal May. Tapi tanpa malu-malu, mereka saling bertukar pikir masing-masing dan mengungkapkan apa yang terjadi pada diri mereka, hingga akhirnya ada rasa yang tersembunyi di antara mereka. Akhirnya, sampai mereka berpisah di Seoul, May tak mau menyebutkan namanya pada Darng, karena ia berpikir seperti itu akan lebih baik. Kupikir, May benar.
Bagaimanapun, filem ini sayang untuk dilewatkan. Kalau DVDnya dah dijual, aku akan beli atau download dari internet. Nilaiku untuk filem ini 9 dari 10. Semoga sineas kita tergerak membuat filem-filem yang inspiratif, punya cerita yang unik, berkelas, dan tidak membosankan seperti filem "Hello Stranger" ini. Khop chai, lah kon nah, sampai jumpa di tulisanku berikutnya.

Oh iya, jangan lupa berkunjung ke laman resminya : guanmuenho.com.