HUBAYA-HUBAYA!!! MOHON MAAF... UNTUK KALI INI, PERMINTAAN CD DAN DVD ISO LINUX TIDAK BISA DIPENUHI UNTUK SEMENTARA WAKTU... SEKIRANYA ADA KEMUNGKINAN UNTUK MEMENUHI PERMINTAAN, AKAN DIUMUMKAN LEBIH LANJUT... TERIMA KASIH DAN MOHON MAAF UNTUK YANG TELAH MEMESAN ISO LINUX... HARAP MAKLUM... TABIK...

Google Maps vs Bing Maps

Kali ini aku mencoba untuk membandingkan dua situs peta online yang cukup fenomenal di dunia kita saat ini, yaitu Google Maps dan Bing Maps. Sebenarnya di luar dua itu masih ada yang lain, semisal Yahoo! Maps, Wikimapia, OpenStreetMap dan yang lainnya, tapi menurutku Google Maps dan Bing Maps memiliki lebih banyak fitur daripada lainnya dan pantas diperbandingkan.
Google Maps dimiliki oleh Google, perusahaan IT ternama. Sedangkan Bing Maps dimiliki oleh Microsoft (sebelumnya bernama Live Search Maps, Windows Live Maps, Windows Live Local, dan MSN Virtual Earth) Bing sendiri merupakan kesatuan layanan internet interaktif oleh Windows, sama dengan Google dan Yahoo!. Kesamaan keduanya ialah mampu menampilkan penampakan permukaan bumi dari atas melalui satelit. Google Maps menyebut ini dengan istilah "Satellite View", sedangkan pada Bing Maps disebut "Bird's Eye".
Bagaimana cara mengaktifkannya???
Pada Google Maps :

  1. Klik untuk menuju Google Maps.
  2. Pada sudut kanan peta, terdapat icon dan tulisan "Satellite". Kliklah itu.
  3. Untuk kembali pada mode semula (peta), klik pada icon yang sama.
Pada Bing Maps
  1. Klik untuk menuju Bing Maps.
  2. Perhatikan tulisan "Road" di atas peta.
  3. Arahkan mouse ke tulisan itu, akan muncul pilihan seperti "Road", "Automatic", dan "Bird's Eye". Klik "Bird's Eye" untuk mode satelit.

Tampilan peta dan satelit Google Maps (atas) dan Bing Maps (bawah)

Selain itu, keduanya juga memiliki fitur yang tak kalah hebatnya, yaitu "Direction", yaitu menunjukkan cara menjangkau satu lokasi ke lokasi lain beserta jarak dan waktu tempuhnya.
Caranya pada Google Maps :

  1. Klik "Get Directions" di sebelah kiri, di bawah logo Google Maps.
  2. Tuliskan tempat asal (di atas) dan tempat tujuan (di bawah)
  3. Klik tombol "Get Directions" di bawahnya.
Pada Bing Maps kurang lebih hampir sama.
Bagaimanapun tidak semua tempat bisa dicari "direction"-nya oleh Google Maps dan Bing Maps. Di Indonesia misalnya, direction Google Maps hanya menjangkau Sumatera, Jawa, Madura, Bali, Lombok dan Sulawesi. Untuk Sumatera, Jawa, Madura, dan Bali, bisa nonstop. Misalnya mau mencari jalur jalan dari Banda Aceh ke Denpasar, nanti termasuk jalur ferry Bakauheni-Merak dan Ketapang-Gilimanuk. Dari Jawa ke Madura juga bisa (sayangnya belum ada jalur Jembatan Suramadu).
Lain lagi dengan Bing Maps. Bing Maps menjangkau Sumatera, Jawa, Madura, Bali, Timor, dan beberapa kepulauan seperti Bangka, Belitung, Bintan, Nias, Kepulauan Simeulue dan Kepulauan Mentawai. Sayangnya tidak ada direction lintas pulau seperti pada Google Maps.
Untuk jangkauan direction dari Google Maps secara global bisa dilihat di sini atau sini. Ada senarainya di laman-laman tersebut. Keadaan terkini, lintas Eropa, Asia Barat, Asia Selatan, dan Afrika bisa dilakukan secara non-stop.
Untuk Bing Maps, jangkauan direction globalnya secara non-stop lintas negara adalah :
  1. Zona 1 : Daratan Eropa, Inggris, Irlandia, Turki, dan Rusia
  2. Zona 2 : Daratan Afrika (kecuali Maroko), Israel, Suriah, Irak, Iran, Armenia, Azerbaijan, Georgia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, Turkmenistan, Uzbekistan, Afghanistan, Pakistan, Nepal, Bhutan, China, Korea Utara, Korea Selatan, Vietnam, Laos, Kamboja, Myanmar (hanya beberapa jalur tertentu)
  3. Zona 3 : Yordania, Arab Saudi, Kuwait, Qatar, Bahrain, Uni Emirat Arab, Oman
  4. Zona 4 : Thailand, Malaysia Semenanjung, Singapura
  5. Zona 5 : Kanada, Amerika Serikat, Meksiko
  6. Zona 6 : Guatemala, Honduras, El Salvador, Nikaragua, Kosta Rika, Panama
  7. Zona 7 : Amerika Selatan (kecuali Guyana dan Suriname)
Perjalanan lintas negara hanya bisa dilakukan pada satu zona saja, tidak bisa dari satu zona ke zona lain.
Ada juga lintas dua negara seperti :
  1. Indonesia - Timor Leste (Pulau Timor)
  2. Sarawak - Brunei - Sabah
  3. Haiti - Republik Dominika
Selain yang disebut di atas, hanya ada untuk jangkauan satu negara atau satu pulau saja. Ini berdasarkan penelitian pribadi, bukan dari referensi tertentu. Kalau ada yang salah tolong dikoreksi.

Aku pun mencoba "menguji" direction milik kedua-dua peta online ini. Aku coba mencari jalur antara Medan dan Bandar Lampung. Hasilnya :

Bisa dilihat hasilnya pada gambar, Bing Maps di sebelah kiri dan Google Maps di sebelah kanan. Kali ini Bing Maps memang agak "ngaco". Rutenya harus memutar dulu lewat Sumatera Barat, jadi tambah jauh. Sudah beberapa kali aku coba untuk "mengubah" (rute memang bisa diubah sesukamu) rute tersebut tapi sulit.
Ternyata memang ada jalur yang "putus" oleh Bing Maps, misalnya jalur antara Medan-Perbaungan, Tarutung-Sibolga, Tarutung-Padang Sidempuan, Pekanbaru-Jambi, dan Palembang-Bandar Lampung. Mudah-mudahan ini bisa dibenahi oleh Bing Maps, sehingga tidak menimbulkan kebingungan pada penggunanya.
Google Maps kali ini menang. Awalnya memang ketika memasukkan "Bandar Lampung" dan "Medan", yang muncul adalah jalur Lintas Barat (via Padang), tapi bisa diubah menjadi melintasi Lintas Timur.
Tidak hanya itu, kelebihan Google Maps lainnya adalah adanya pilihan alternatif jalur. Coba masukkan "Jakarta" dan "Malang", maka kamu akan diberi tiga pilihan jalur, yaitu Jakarta-Surabaya-Malang, Jakarta-Semarang-Solo-Jombang-Malang, dan Jakarta-Bandung-Yogya-Solo-Malang. Pilihan jalur (suggested routes) ada di sebelah kiri. Arahkan mouse pada masing-masing pilihan, dan akan nampak jalurnya di peta.
Inilah yang menjadi kelebihan Google Maps untuk direction, selain juga koneksi antarpulau. Tidak ada fitur seperti ini pada Bing Maps.

Tak ketinggalan, aku pun mencoba fitur Direction ini untuk perjalanan lintas negara dan lintas benua, berdasarkan referensi di atas. Demikian hasilnya.

Rekor direction paling jauh oleh Bing Maps (atas) dan Google Maps (bawah)

Ya, dua gambar di atas adalah rekor untuk masing-masing peta online. Direction paling jauh dari Bing Maps adalah Magadan (Rusia) - Faro (Portugal) dengan jarak 15.245,7 km, dan juga Ngoc Hien (Vietnam) - Port Elizabeth (Afrika Selatan) yang dengan jarak 20.721,9 km.
Untuk Google Maps, rekor paling jauh adalah Tezu (Arunachal Pradesh, India) - Faro (Portugal) dengan jarak 13.416 km, dan Tezu - Cape Town (Afrika Selatan) dengan jarak 26.146 km. Untuk rute Tezu - Cape Town ternyata harus memutar dulu lewat Eropa, baru menyambung lewat ferry ke Afrika, dan di Afrika pun memutar lagi dari barat ke timur. Ini karena dua negara di Afrika, Mesir dan Republik Demokratik Kongo (Zaire), tidak termasuk jaringan nonstop Google Maps. Karena itu rutenya harus "melangkaui" kedua negara itu dan menjadi makin jauh.
Tentunya jarang sekali ada orang yang mau menempuh jarak sejauh itu, tapi tidak apa-apa kalau sekadar untuk referensi. Akan lebih mudah lagi kalau semua negara bisa nonstop, tidak harus dibatasi zona-zona yang ada, seperti yang aku tulis di atas.
Oh iya, sedikit info, Google Maps kini juga bisa diakses dalam bahasa Indonesia dan domain dari Indonesia, yaitu dengan menuju maps.google.co.id. Interface yang aku gunakan di atas dalam bahasa Indonesia. Ini memang masih beberapa bulan, sebelumnya hanya bisa dalam bahasa Inggris dan domain standar.

Sekian saja perbandingan dari Google Maps dan Bing Maps. Memang masih ada fitur-fitur lain dari mereka berdua, tapi aku coba membandingkan fitur esensialnya saja. Harus diakui, nama Google Maps lebih terkenal, dan sepertinya lebih banyak yang mengakses ke sana daripada ke Bing Maps. Ditambah lagi Google Maps juga telah bekerjasama dengan Panoramio sehingga bisa menunjukkan foto-foto lokasi (Bing Maps tidak punya), dan juga akses lainnya. Tapi siapa tahu Bing Maps ke depannya juga bisa memiliki fitur lebih banyak.
Sekian tulisanku kali ini.
Tabik.

Sri...

Tulisan ini bukannya mau membahas tentang Sri Mulyani Indrawati, sang mantan Menteri Keuangan yang kini menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia. Bukan juga mau membahas tentang sebuah tembang campursari khas Jawa yang liriknya "Sri, kapan kowe bali...". Kali ini aku mau membahas tentang sebuah fenomena khas orang Melayu yang sering menggunakan sebuah kata untuk maksud "penghormatan" atau "pengagungan". Kata itu adalah sri (biasa juga ditulis dengan seri).

Menurut Wikipedia, SRI (atau juga biasa ditulis dengan seri, shri, sree, shree) adalah kata dalam bahasa Sansekerta yang secara harafiah bermakna "memancarkan cahaya". Belakangan kata ini berkembang menjadi sebuah gelar penghormatan kepada dewa-dewi (contoh : Sri Krisna, Sri Indra), para tokoh spiritual, dan juga orang-orang terhormat.
Kita tahu sama-sama bahwa sejak agama Hindu dan Buddha masuk ke Nusantara, banyak aspek-aspek kebudayaan India yang mulai masuk kemari, salah satunya adalah penggunaan kata "Sri" ini.
Di Nusantara, beberapa tempat menggunakan nama Sri. Misalnya Bandar Seri Begawan, ibukota Negara Brunei Darussalam. Di Malaysia ada Sri Aman (Sarawak), Sri Gading (Johor), Sri Petaling (Kuala Lumpur), Bandar Sri Damansara dan Seri Kembangan (Selangor). Istana Yamtuan Besar Negeri Sembilan terletak di Seri Menanti.
Di Indonesia mungkin tidak terlalu umum, tapi ada juga seperti Bandar Seri Bentan dan Seri Kuala Lobam di Pulau Bintan, dan juga beberapa pelabuhan seperti Sri Bintan Pura (Tanjung Pinang), Bandar Sri Udana (Tanjung Uban, Bintan), dan Bandar Sri Laksamana (Bengkalis).
Beberapa tempat yang sebenarnya tidak memakai "Sri" biasa diberi gelar "Sri", terutama dalam lagu-lagu Melayu, seperti Sri Mersing, Sri Langkat, Sri Kedah, dan sebagainya.
Di luar nama tempat, beberapa "benda" juga memakai gelar "Sri". Kereta api jurusan Yogyakarta-Banyuwangi memiliki nama Sri Tanjung, begitu juga dengan KRD ekonomi di Medan yang memiliki nama Sri Lelawangsa. Di Riau ada dua stasiun televisi lokal dengan nama "Sri", yaitu Sri Gemilang TV (Indragiri Hilir) dan Sri Junjungan TV (Bengkalis). Di Malaysia ada grup hotel bernama Seri Malaysia. Ada juga rumah makan di Palembang yang bernama Sri Melayu. Masih banyak lagi contoh-contoh lainnya.
"Sri" juga biasa digunakan sebagai gelar untuk raja atau pemimpin. Raja Sunda (Pajajaran) yang ke-35 bergelar Sri Baduga Maharaja. Raja Majapahit yang ke-4 bergelar Sri Rajasanagara, walaupun orang ramai lebih mengenal nama aslinya yaitu Hayam Wuruk. Pendiri kerajaan Sukhothai (Siam) bernama Sri Indraditya. Dua raja dari Kerajaan Khmer (Kamboja) juga memakai gelar "Sri", yaitu Sri Jayawarman dan Sri Indrawarman.
Di masa modern, Raja Malaysia bergelar Seri Paduka Baginda Yang Dipertuan Agong, demikian pula dengan permaisuri bergelar Seri Paduka Baginda Raja Permaisuri Agong. Raja Mataram-Islam yang berkedudukan di Yogyakarta bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono, manakala yang berkedudukan di Surakarta bergelar Sri Susuhunan Pakubuwono. Tidak lupa pula, banyak umat Kristen Katolik di Indonesia memanggil pemimpin tertinggi di Vatikan dengan gelar Sri Paus.
Uniknya, di kalangan masyarakat Jawa nama "Sri" tidak semuanya identik dengan "penghormatan". Kata "Sri" akhirnya identik dengan nama perempuan. Contohnya ya mantan menteri keuangan kita itu, Sri Mulyani Indrawati. Kita juga pernah punya menteri pemberdayaan perempuan bernama Sri Rejeki Sumaryoto. Masih banyak lagi Sri-Sri yang lain, termasuk salah seorang tanteku.
Dewi padi bagi masyarakat Jawa adalah Dewi Sri.
Tidak hanya perempuan, laki-laki pun ada juga yang memiliki nama "Sri", contohnya Sri Bintang Pamungkas.

Tulisan ini bukan bermaksud apa-apa, cuma iseng saja. Tapi mudah-mudahan bisa bermanfaat, terutama bagi kamu yang memang ikut penasaran seperti aku tentang fenomena kata "Sri" ini.
Tabik.

Sujiwo Tejo - Pada Suatu Ketika (Titi Kala Mangsa)

Akhirnya dapat juga lagu ini setelah kucari ke sana ke mari. Aku tertarik mendengar lagu ini setelah menonton filem "Tanda Tanya" (?), walaupun sebelumnya sudah sempat populer. Digubah dan dinyanyikan oleh Sujiwo Tejo, sang Dalang Edan, dalam bahasa Jawa "puitis". Terjemahan dapat dilihat pada video di bawah.

Wong takon wong sing tur angkara
Antarane rika aku iki
Sumebar ronronane gara
Janji sabar sabar sak wetara wektu
Kala mangsane
Titi kala mangsa

Pamujiku ti bisa
Sinutra korban jiwangga
Pamungkase kang tur angkara
Titi kala mangsa

Download : http://www.4shared.com/audio/jeG_Ai6e/Sujiwo_Tejo_-_Pada_Suatu_Ketik.html

Selamat Tinggal Sepakbola Indonesia

Mimpi burukku bahwa Kongres PSSI yang digelar hari ini akan diliputi kericuhan dan tidak akan bisa berjalan dengan baik ternyata menjadi kenyataan. Sekitar pukul 20.30 tadi, secara sepihak ketua kongres yang juga ketua Komite Normalisasi (KN) Agum Gumelar memberhentikan sidang dan meninggalkan ruang sidang beserta seluruh anggota KN, tamu dari FIFA dan tamu dari AFC.
Sudah kuduga bahwa ini akan terjadi. Bayangkan saja, sampai detik-detik menjelang kongres, sekelompok orang yang menyebut dirinya Kelompok 78 tetap berjuang keras untuk meloloskan George Toisutta dan Arifin Panigoro agar bisa masuk dalam daftar calon ketua umum PSSI. Kita sama-sama tahu bahwa mereka berdua bersama Nurdin Halid dan Nirwan Bakrie ditolak dan tidak berhak untuk menjadi calon ketua umum PSSI. Tetapi entah ada angin apa, sekelompok golongan yang tadinya mati-matian mendukung Nurdin Halid agar menjadi ketua umum PSSI kini malah berbalik mendukung George Toisutta dan Arifin Panigoro agar bisa menjadi ketua umum PSSI. Jelas ini memunculkan berbagai spekulasi, kecurigaan, dan prasangka buruk dari masyarakat.
Dan di kongres ini, isu tersebut kembali diungkit. Celakanya, isu itulah yang membuat kongres ini tidak menghasilkan apa-apa. Bayangkan saja, sejak kongres dimulai, sudah terjadi perdebatan antara peserta kongres dengan Agum Gumelar selaku ketua sidang. Apa yang diperdebatkan??? Tentu saja mempertanyakan sebab-musabab ditolaknya George Toisutta dan Arifin Panigoro untuk menjadi calon ketua umum PSSI. Peserta sidang juga ingin meminta kejelasan dari Komite Banding alias Komding mengenai kenapa mereka mengizinkan dua orang itu menjadi calon ketua umum, sedangkan KN tidak menyetujuinya.
Pak Agum dan KN tetap tak bergeming. Baginya masalah itu sudah cukup sampai di situ. Tapi perdebatan yang alot akhirnya mendorong Pak Agum mempersilakan delegasi FIFA, aku lupa namanya siapa (yang pasti orang putih), untuk menjelaskan. Seharusnya di situ ia hanya bertindak sebagai pengamat, tapi akhirnya ia angkat berbicara. Tapi bicaranya hanya membuat keadaan tambah rumit karena apa yang ia sampaikan memang tidak jelas.
Perdebatan pun tetap berlanjut. KN tetap pada pemikirannya, peserta kongres pun tetap pada pemikirannya. Keadaan jadi tak terkendali hingga tak ada angin tak ada hujan, Pak Agum langsung melafazkan Hamdallah dan mengetuk palu pertanda kongres tersebut dihentikan.

Memang memalukan. Entah sedih, entah kecewa, entah marah, tak tahu bagaimana aku menggambarkan perasaanku melihat kelakuan para peserta sidang yang terliput oleh media internasional tadi. Mulai dari perilaku para peserta yang hanya mau berbicara tak mau mendengar, hingga seakan-akan tidak mau menghormati mereka yang ada di depan, yaitu Pak Agum, anggota KN, wakil dari FIFA dan wakil dari AFC. Padahal kongres ini penting, selain karena kita menentukan nasib PSSI ke depan, juga mempertaruhkan nama baik sepakbola Indonesia di mata internasional.
Entah apa yang ada di pikiran para peserta kongres dan juga tentunya Kelompok 78 itu untuk berani-beraninya menantang FIFA. Aku katakan menantang FIFA, jelas. Kita ini masih di bawah asuhan FIFA dan apapun yang berlaku di persepakbolaan kita adalah tanggung jawab FIFA. Dan kita tidak bisa semena-mena akan soal ini, apalagi hanya menyangkut dua orang yang bukan presiden, bukan raja, bukan dewa, dan bukan tuhan. Bagaimana terpuruknya nama Indonesia, sepertinya tidak terpikirkan oleh mereka. Yang penting saya dapat uang, yang penting saya dapat jabatan, yang penting saya dapat bagian, yang penting saya, saya, saya, dan saya. Mereka telah menjual nama baik sepakbola Indonesia demi ke-aku-an, ke-saya-an, ke-gue-an, ke-aing-an, ke-kawe-an, ke-den-an, dan silakan teruskan sendiri. Sudah habis perkataanku menggambarkan kekecewaan ini.

Nah, di TV banyak membahas tentang kita dan FIFA. Sikap para peserta sidang ini terkesan melanggar FIFA. Spekulasiku ada dua :

  1. Mereka tidak peduli apa peranan FIFA dan nasib sepakbola kita di mata internasional demi kepentingan mereka sendiri. Kecurigaanku, GT dan AP sudah melakukan permainan uang dalam hal ini. Bayangkan, demi apa Kelompok 78 begitu loyal terhadap mereka berdua, kalau bukan karena uang???
  2. Mereka Memang sengaja menjatuhkan nama kita di hadapan FIFA supaya negara kita diskors dan dikenai sanksi dari FIFA. Bisa jadi orang-orang ini sudah dikuasai oleh penguasa judi bola supaya semua pertandingan internasional kita dibatalkan. Dengan demikian yang mempertaruhkan supaya Indonesia kalah langsung bisa dapat untung. Kecurigaan yang sama terjadi ketika final piala AFF kemarin, bahwa Indonesia memang diskenariokan kalah melawan Malaysia supaya bandar judi bola bisa dapat untung banyak.

Jadi aku bisa simpulkan bahwa para peserta kongres dan Kelompok 78 memang parasit. Ternyata mereka sama saja seperti Nurdin Halid, dan ternyata sistem PSSI sudah seperti itu. Bagaimana mengharapkan revolusi total, kalau orang di dalamnya pun ternyata sama saja??? Dan mereka ini banyak dan tersebar, ada di daerah-daerah. Jadi bukan hanya ketua umumnya, cecunguk-cecunguknya pun sudah rusak.
Tapi kalau aku mau jujur, bukan hanya mereka yang salah. KN, Komding, dan FIFA pun salah. Kalaupun GT dan AP ditolak, jelaskanlah baik-baik kenapa mereka berdua ditolak, dengan demikian kita bisa tahu duduk perkaranya secara clear dan semoga semua pihak bisa menerimanya. Bukankah itu yang dituntut oleh para peserta selama lebih dari 4 jam tadi??? Sementara penjelasan dari delegasi FIFA hanya akan membuat situasi tambah pelik, karena apa yang ia sampaikan ambigu.
Nah, menjelaskan ini pun sebenarnya salah kalau baru dijelaskan pada saat hari H kongres, karena tidak masuk dalam agenda sidang. Harusnya dari hari-hari kemarin. Dalam hal ini, semua yang ada di sini aku bisa mengatakan tidak siap untuk menggelar kongres.

Biarlah kalau akhirnya kita diskors FIFA, kena sanksi FIFA dan kita tidak bisa ikut pertandingan internasional. Biarlah. Dan dengan demikian, aku tidak akan pernah menyaksikan APAPUN tentang sepakbola Indonesia lagi. Lebih baik aku menonton aksi klub kesayanganku, Liverpool FC, beraksi di Anfield Stadium, daripada menonton sepakbola Indonesia yang secara keseluruhan sistemnya sudah hancur semua. Kalau kemarin aku teriak-teriak MAJULAH SEPAKBOLA INDONESIA!!!, kini cukuplah aku mengelus dada dan mengatakan dengan suara rendah, selamat tinggal sepakbola Indonesia. Wassalam.

Awalan Nomor Telepon di Jabodetabek

Nomor telepon bukan sembarang nomor telepon, tapi juga berguna sebagai penunjuk lokasi telepon atau orang yang memiliki nomor telepon itu berada. Tempat itu ditandai oleh 2 atau 3 digit awal yang ada pada nomor telepon. Yang aku maksud di sini bukan kode telepon seperti 021 atau 022 ya, itu barang lain.
Misalnya ada nomor telepon 021-548XXXX, 021 itu adalah kode telepon Jabodetabek (kecuali Kota Bogor dan sebagian Kabupaten Bogor), sedangkan 548 itu awalan nomor telepon. Dari awalan 548 itu kita bisa memperkirakan kalau telepon itu berlokasi di sekitar Kebon Jeruk atau Slipi.
Dan selama belasan tahun aku di Bekasi, aku bisa mengamati dan perlahan-lahan membuat senarainya, siapa tahu berguna. Walaupun mungkin zaman sekarang orang lebih sering memakai telepon seluler, tapi tetap saja telepon rumah atau telepon kabel memegang peran penting, terutama mungkin di dunia niaga.

Berikut senarainya. Kalau ada yang kurang atau salah, tolong kasih tahu.

3
31-, 32- (6 digit), 33- (6 digit), 39-
- Jakarta Pusat : Kec Menteng, Kec Senen (kecuali Senen dan Bungur), Kec Tanah Abang (Kebon Kacang, Kebon Melati, Kampung Bali)
34-, 35-, 38-
- Jakarta Pusat : Gambir, Cideng, Senen, Bungur, Pasar Baru

4
42-
- Jakarta Pusat : Kec Cempaka Putih, Kec Johar Baru, Kec Kemayoran (kecuali Kota Baru Bandar Kemayoran
43-, 49- (6 digit)
- Jakarta Utara : Kec Tanjung Priok (kecuali Sunter), Kec Koja
44-
- Jakarta Utara : Kec Cilincing
45-
- Jakarta Utara : Kec Kelapa Gading (kecuali Pegangsaan Dua)
46-
- Jakarta Timur : Kec Cakung, Kel Pulo Gadung
- Jakarta Utara : Pegangsaan Dua
47-, 489-
- Jakarta Timur : Kec Pulo Gadung (kecuali Kel Pulo Gadung)
48-
- Jakarta Timur : Penggilingan, Pulo Gebang

5
514-, 515-
- Jakarta Selatan : Kawasan Niaga Terpadu Sudirman (SCBD)
52-, 575-, 576-, 579-
- Jakarta Selatan : Kec Setiabudi (kecuali Menteng Atas, Pasar Manggis, Guntur), Kuningan Barat (Kec Mampang Prapatan), Senayan (Kec Kebayoran Baru)
53(0-6)-, 548-, 549-
- Jakarta Barat : Kec Kebon Jeruk (kecuali Duri Kepa dan Kedoya), Kec Palmerah (kecuali Kota Bambu dan Jatipulo)
- Jakarta Pusat : sebagian Kel Petamburan dan Kel Gelora (Kec Tanah Abang)
- Jakarta Selatan : sebagian Kec Kebayoran Lama
53(7-9)-
- Kota Tangerang Selatan : Serpong
- Kabupaten Tangerang : Cisauk
54(0-2)-, 544-, 545-
- Jakarta Barat : Kec Cengkareng, Kec Kalideres
543-, 546-, 547-
- Kabupaten Tangerang : Kec Kelapa Dua, Kec Legok
55-
- Kota Tangerang (kecuali Ciledug, Larangan, dan Karang Tengah)
- Jakarta Barat : Semanan
- Jakarta Utara : Kamal Muara
56-
- Jakarta Barat : Kec Grogol Petamburan, Kota Bambu, Jatipulo, Duri Kepa
57(0-4)-
- Jakarta Pusat : Kec Tanah Abang (Bendungan Hilir, Karet Tengsin, Petamburan, Gelora)
58-
- Jakarta Barat : Kec Kembangan, Kedoya
- Kota Tangerang : Kec Larangan, Kec Karang Tengah
588-
- Jakarta Utara : Kapuk
59-
- sebagian besar Kabupaten Tangerang
- Kabupaten Bogor : Kec Parung Panjang

6
600-, 601-, 612-, 62-, 639-, 649-, 659-, 692-
- Jakarta Barat : Kec Tamansari
- Jakarta Pusat : Kec Sawah Besar (kecuali Pasar Baru)
- Jakarta Utara : Mangga Dua
619-
- Jakarta Barat : Kec Cengkareng, Kec Kalideres
63(0-8)-
- Jakarta Barat : Kec Tambora, Pinangsia
- Jakarta Pusat : Petojo, Jatipulo
64-
- Jakarta Utara : Kec Pademangan
65(0-3)-
- Jakarta Utara : Sunter
654-
- Jakarta Pusat : Kota Baru Bandar Kemayoran
66-
- Jakarta Utara : Kec Penjaringan (kecuali Kapuk)
68- (6 digit)
- Jakarta Utara : Ancol

7
70-, 71-
- Telkom Flexi
71(7-9)-
- Jakarta Selatan : Bangka (Kec Mampang Prapatan)
72-, 739-
- Jakarta Selatan : Kec Kebayoran Baru (kecuali Kel Senayan), sebagian Kebayoran Lama
7279-
- Jakarta Selatan : Kec Jagakarsa
73(0-4)-
- Kota Tangerang : Kec Ciledug
- Kota Tangerang Selatan : sebagian Kec Pondok Aren
73(5-8)-
- Jakarta Selatan : Kec Pesanggrahan
- Kota Tangerang Selatan : sebagian Kec Ciputat dan Kec Pondok Aren
74-
- Kota Tangerang Selatan : Ciputat, Pamulang
750-, 751-, 759-, 78-
- Jakarta Selatan : Kec Cilandak, Kec Pasar Minggu (kecuali Pejaten), Kec Jagakarsa, Pondok Pinang (Kec Kebayoran Lama)
75(2-7)-
- Kabupaten Bogor : Kec Rumpin, Kec Gunung Sindur
- Kota Depok : Kec Sawangan, Kec Limo, Kec Cinere, Kec Beji
- Kota Tangerang Selatan : sebagian Kec Serpong
76-
- Jakarta Selatan : Pondok Pinang
77-
- Kota Depok, kecuali Cinere, Sawangan, Limo, Cimanggis, dan Tapos
79-
- Jakarta Selatan : Kec Mampang Prapatan (kecuali Kuningan Barat dan Bangka), Kec Pancoran, Pejaten

8
800-, 801-, 808-, 809-
- Jakarta Timur : Kec Kramat Jati (Cawang, Cililitan), Kec Makasar (Halim, Makasar, Kebon Pala)
819-
- Jakarta Timur : Kec Jatinegara
820-, 821-, 822-, 824-, 827-
- Kota Bekasi : Kec Rawalumbu, Jaka Mulya, Jaka Setia, Pekayon, Jatiasih, Jatirasa
- Kabupaten Bekasi : Jatimulya (Kec Tambun Selatan)
- Kabupaten Bogor : Bojong Kulur (Kec Gunung Putri)
823-, 8249-
- Kabupaten Bogor : Kec Cileungsi, Kec Klapanunggal, Kec Gunung Putri (Cikeas Udik, Nagrak)
825-, 826-
- Kota Bekasi : Bojong Menteng, Kec Bantar Gebang, Kec Mustika Jaya
- Kabupaten Bekasi : Kec Setu, Kec Serang
828-, 829-, 83-
- Jakarta Selatan : Kec Tebet, Menteng Atas, Pasar Manggis, Guntur
840-, 841-, 842-, 8778-, 8779-
- Jakarta Timur : Kec Kramat Jati, Kec Pasar Rebo (Cijantung, Gedong, Baru), Kec Ciracas (Rambutan, Susukan), Lubang Buaya, TMII, Pinang Ranti
843-, 844-, 845-
- Jakarta Timur : Kec Cipayung (kecuali Lubang Buaya dan TMII)
- Kota Bekasi : Kec Jatisampurna, Jatiwarna, Jatimurni, Jatiluhur, Jatisari
- Kota Depok : Harjamukti, Leuwinanggung
84(6-9)-
- Kota Bekasi : Kec Pondok Gede (kecuali Jatibening Baru), Kec Pondok Melati (kecuali Jatiwarna dan Jatimurni), Jatikramat, Jatimekar
8493-
- Kabupaten Bogor : Ciangsana (Kec Gunung Putri)
85-
- Jakarta Timur : Kec Jatinegara, Kec Matraman
86(0-3)-, 866-
- Jakarta Timur : Kec Duren Sawit (kecuali Pondok Kelapa), Cipinang Melayu
864-, 865-, 869-
- Jakarta Timur : Pondok Kelapa
- Kota Bekasi : Bintara Jaya, Jatibening Baru
867-
- Kabupaten Bogor : Kec Gunung Putri (kecuali Cikeas Udik, Nagrak, Ciangsana, Bojong Kulur)
87(0-2)-, 877(0-2)-
- Jakarta Timur : Ciracas, Kec Pasar Rebo (Pekayon, Kalisari)
- Kota Depok : sebagian Kec Cimanggis
873-, 874-, 877(3-5)-
- Jakarta Timur : Cibubur, Kelapa Dua Wetan
- Kota Depok : Kec Cimanggis (kecuali Harjamukti), Kec Tapos (Sukatani, Sukamaju Baru, Jatijajar)
875-, 876-, 878-, 879-
- Kota Depok : Kec Tapos (Tapos, Cilangkap, Cimpaeun)
- Kabupaten Bogor : Cibinong, Citeureup, Babakan Madang, Bojong Gede
88(0-2)-, 883(2-6)-
- Kota Bekasi : Kec Bekasi Timur
- Kabupaten Bekasi : Tambun (kecuali Jatimulya)
8830-
- Kabupaten Bekasi: Kec Cibitung
88(4-6)-, 889-
- Kota Bekasi : Kec Bekasi Barat (kecuali Bintara Jaya), Kec Bekasi Selatan (kecuali Jaka Mulya, Jaka Setia, Pekayon Jaya), Kec Medan Satria, Kec Bekasi Utara
887-, 888-
- Kota Bekasi : Kec Bekasi Utara
8899-
- Kabupaten Bekasi : Kec Taruma Jaya
891-, 892-
- Kabupaten Bekasi
890-, 893-, 897-, 898-, 8990-, 8991-
- Kabupaten Bekasi : Cikarang, Kedungwaringin
899(3-6)-
- Kabupaten Bekasi : Kec Cibarusah
- Kabupaten Bogor : Kec Jonggol, Kec Cariu

Sekian saja yang aku tahu, kalau ada yang kurang atau salah silakan tinggalkan di kolom komentar. Semoga berkenan.

Dari dan ke Indonesia Tanpa Pesawat Terbang??? (Part 2)

Sebelumnya di sini aku sudah cerita tentang bagaimana kita bisa menuju ke negara-negara lain di Asia, Eropa, dan Afrika, tanpa menggunakan pesawat terbang, jadi cukup menggunakan jalan darat. Kali ini aku akan menambahkan beberapa data yang bisa menjadi panduan kamu semua untuk menuju Malaysia dan Singapura, atau sebaliknya dari sana menuju ke sini, tanpa menggunakan pesawat terbang. Dari Malaysia atau Singapura, kamu bisa menuju ke negara-negara lainnya dengan mudah, begitu juga sebaliknya.

Ternyata menurut kabar terkini, jalur ferry antara Medan dan Pulau Pinang sudah ditutup. Ini mungkin saja imbas daripada penerbangan murah antara kedua kota itu. Jadi, jalur yang sangat mungkin antara Indonesia dan Malaysia ialah :

  1. Tanjung Balai (Sumatera Utara) - Port Klang / Pelabuhan Klang (Selangor)
  2. Dumai (Riau) - Port Klang
  3. Dumai - Melaka
  4. Batam - Singapura, dan juga ke kota-kota lain seperti Johor Bahru dan Tanjung Belungkor (Johor)
  5. Tanjung Balai Karimun - Singapura, dan juga ke kota-kota lain seperti Kukup dan Batu Pahat (Johor)
  6. Tanjung Pinang - Singapura, dan juga Johor Bahru

Kapal ferry Indomal Express rute Dumai - Malaka

PO Handoyo rute Dumai - Pulau Jawa

Kapal ferry Indomal Express melayani rute Malaka - Dumai dan Port Klang - Dumai, dan memakan waktu sekitar 1 jam 45 menit. Klik di sini untuk menuju laman resminya. Di situ bisa dilihat jadual dan harganya. Sebenarnya ada juga kapal ferry langsung ke Pekanbaru, tapi berdasarkan kabar burung yang aku dengar, jalur ini sudah ditutup.
Bagaimana dari Dumai menuju kota-kota lain di Indonesia???
Bisa dengan menumpang bis atau travel. Bis atau travel ke Pekanbaru, ibukota Provinsi Riau, cukup sering. Yang paling terkenal adalah Sinar Riau tapi banyak juga yang lain. Sinar Riau dan angkutan lain juga ada yang menuju Bukittinggi, Sumatera Barat, sedangkan bis ANS melayani rute Dumai - Padang dan Makmur melayani rute Dumai-Medan.
Bis yang langsung ke Jakarta atau Pulau Jawa hanya ada Handoyo dan Kurnia, sedangkan Pacitan Jaya Putra hanya sampai Pelabuhan Merak. Selain itu tidak ada, harus ke Pekanbaru dahulu. Dari Pekanbaru ke Jakarta ada beragam bis seperti Siliwangi Antar Nusa (SAN), Pahala Kencana, Sari Harum, dan Lorena. Waktu tempuh Dumai - Pekanbaru sekitar 4-5 jam, sedangkan dari Pekanbaru ke Jakarta diperkirakan sekitar 35 - 40 jam.
Alternatif lain adalah dari Dumai menuju Palembang atau Bandar Lampung dengan bis Indonesia Mulia Indah (IMI), dan dari Palembang atau Bandar Lampung bisa menumpang bis Pahala Kencana, Kramat Djati, Sari Harum, atau Laju Prima. Untuk jarak tempuhnya, aku tak tahu pasti. Aku belum survey.
Masih ada alternatif lain. Dari Dumai menumpang angkutan ke Simpang Bangko, dan dari sana bisa naik bis yang dari Medan seperti Antar Lintas Sumatera (ALS), Medan Jaya, Pelangi, PMTOH dan lainnya. Tapi harganya memang jadi lebih mahal.

Kapal ferry Batam Fast rute Singapura - Batam

KM Kelud rute Belawan (Medan) - Tanjung Balai Karimun - Sekupang (Batam) - Tanjung Priok (Jakarta)

Alternatif lain adalah dari Singapura. Dari Singapura menuju Batam atau sebaliknya, ada berbagai macam kapal ferry seperti Penguin, Batam Fast, Indo Falcon, dan lain-lainnya. Berangkat dari Singapura bisa dari Harbour Front ataupun Pelabuhan Tanah Merah, seperti yang pernah aku ceritakan. Sedangkan di Batam bersandar di Batam Center, Harbour Bay, Sekupang, atau Nongsa.
Ada juga kapal ferry dari Singapura menuju Tanjung Balai Karimun seperti Batam Fast.
Dari Batam ataupun Tanjung Balai Karimun menuju Jakarta bisa menumpang kapal KM Kelud dengan rute Belawan (Medan) - Tanjung Balai Karimun - Sekupang (Batam) - Tanjung Priok (Jakarta). Dari Batam menuju Jakarta memakan waktu sekitar 1 hari (24 jam).
Atau dari Batam menuju Dumai dengan MV Dumai Express, lalu dari Dumai bisa diteruskan naik bis. Dari Batam juga bisa menumpang kapal ferry ke Pekanbaru, Kuala Tungkal (Jambi), dan Palembang, tapi infonya belum pasti.

Alternatif lain, dari Singapura menuju Tanjung Pinang. Dari Tanjung Pinang, lebih tepatnya Pelabuhan Kijang, menuju Jakarta bisa menumpang KM Umsini (rute Kijang - Tanjung Priok), KM Sirimau (Kijang - Belinyu (Bangka) - Tanjung Priok), atau KM Bukit Raya (Kijang - Belinyu - Tanjung Priok). Memakan waktu sekitar satu hari lebih 5 jam.
Kalau ingin menghindari Singapura, kamu juga bisa dari kota-kota di Malaysia seperti Johor Bahru atau Tanjung Belungkor menuju Batam, Karimun, atau Tanjung Pinang.

Tulisan ini sekadar referensi bagi kamu yang ingin mencoba sensasi baru melancong ke negara lain, menghindari pesawat terbang. Aku sudah memaparkan alasan mengurangi pemakaian jasa pesawat terbang di postingan sebelumnya. Kalau kamu mau mencoba, silakan.
Kalau bukan karena terpaksa atau kejar waktu, sebaiknya hindari penggunaan pesawat terbang. Cobalah moda transportasi lain seperti kapal laut, bis, atau kereta api. Dan pastinya, jadinya Jembatan Selat Sunda dan Jembatan Selat Malaka di masa depan nanti (entah kapan) bisa memudahkan kita melakukan perjalanan lintas negara tanpa pesawat terbang, untuk bumi yang lebih hijau, segar, dan asri.

Postingan ini akan selalu diupdate sesuai info yang aku dapatkan. Kalau ada yang dapat info lebih lanjut, atau mungkin ada yang kurang jelas, silakan tinggalkan komentar. Terima kasih.

Mencari Tuan Rumah dan Menjadi Tuan Rumah

Aku baru saja selesai membaca buku "Keliling Eropa 6 Bulan Hanya 1.000 Dolar" yang ditulis oleh Marina Silvia K. Memang terlambat, karena buku ini sudah terbit sekitar 3 tahun yang lalu, tapi baru kali ini aku berkesempatan membaca buku ini karena minatku terhadap dunia perjalanan atau travelling baru tumbuh akhir-akhir ini.
Hal yang menarik yang diungkapkan dalam buku ini adalah bagaimana kita mengurus akomodasi di negeri orang. Ternyata ada metode yang tengah populer, yaitu menginap di rumah orang. Ini menjadi metode yang bagi beberapa orang amat menyenangkan dibandingkan tidur di hotel, hostel, motel, atau sejenisnya.
Apa sajakah kelebihannya???

  • Tanpa biaya. Kita tak akan menanggung biaya akomodasi.
  • Kita bisa mengenal secara langsung bagaimana keseharian masyarakat di negara yang kita tempati.
  • Banyak kawan baru yang kita dapat. Terutama kalau kita berjalan-jalan sendiri dan tidur di penginapan, kita akan merasa suntuk bersendirian. Tapi kalau menginap di rumah orang, kita dapat kawan baru yang mau mendampingi kita selama perjalanan dan menjadi kawan untuk meluahkan rasa hati.
Karena menurutku, ada dua harta berharga yang kita dapatkan ketika berjalan-jalan, yaitu persahabatan dan pengetahuan. Dua harta ini tidak akan tergantikan oleh uang sebesar apapun, dan dua itulah yang ingin aku cari. Belanja dan oleh-oleh itu urusan belakang. Pepatah Melayu pun ada berkata, "Jauh perjalanan luas pemandangan, luas pemandangan banyak pergaulan", tentu saja pemandangan (pengetahuan) dan pergaulan itu yang ingin dicari. Karena itulah metode homestay menjadi cara ampuh untuk mendapatkan kedua harta berharga itu.
Dan dari cara itu pula, Marina Silvia mendapatkan banyak pengalaman baru yang mampu ia rangkai semuanya itu menjadi sebuah buku bertajuk "Keliling Eropa 6 Bulan Hanya 1.000 Dolar". Tapi bagiku, bukan 1.000 Dolar itu yang ingin ditekankan, karena bagiku berapapun biayanya itu sudah menjadi resiko bagi seorang pelancong. Apalagi kedua harta itu, persahabatan dan pengetahuan, tak akan tergantikan oleh triliunan dolar sekalipun.

Tapi bagaimana caranya??? Bagaimana kita mencari orang yang mau menjadi "tuan rumah" di kota yang ingin kita tempati??? Ada beberapa laman internet yang bisa membantu.

HospitalityClub dan CouchSurfing cukup diutamakan. Kamu diminta untuk mendaftar (sign up) di situ dan nantinya akan dikonfirmasi oleh pemilik laman. Ketika diminta untuk mengisi profil, usahakan mengisi profil sedetil mungkin, karena apa??? Pada nantinya kita akan bertemu di dunia nyata, dan nantinya profil kita akan menjadi pertimbangan bagi orang-orang yang ingin menjadi tuan rumah kita, maukah mereka menerima kita.
Oh iya, lagi satu. Melalui couching website seperti ini, kita bukan hanya mencari tuan rumah, tapi kita pun boleh menjadi tuan rumah bagi pelancong yang akan melancong ke tempat kita. Bak kata pepatah Melayu, "orang berbudi kita berbahasa, orang memberi kita merasa". Orang sudah menjadi tuan rumah, sekarang giliran kita menjadi tuan rumah bagi mereka. Atau justru sebaliknya, dengan pertama-tama kita menjadi tuan rumah bagi mereka, dengan mudahnya mereka pun menjadi tuan rumah bagi kita manakala kita melancong ke kota mereka.
Dengan cara seperti ini, kita dapat mengenal lebih banyak kawan dari negara lain. Apabila kamu merasa belum mampu melancong ke negeri yang jauh, cukuplah kamu menjadi tuan rumah dan mendampingi mereka untuk berwisata di kota kamu. Banyak harta yang bisa didapat dari jalur pertemanan seperti ini.
Sebelum terlupa, profil pada laman itu harus kamu isi selengkap mungkin. Pada saat kita mencari tuan rumah, orang yang ingin menjadi tuan rumah bisa mempertimbangkan ingin menerima kita atau tidak dengan melihat profil kita. Sebaliknya, pada saat mereka mencari tuan rumah, mereka juga bisa memilih apakah mereka mau tinggal di rumah kita atau tidak.

Kamen Rider

DIA PUN MULAI MENGELUARKAN JURUS

DAN INILAH JURUSNYA!!!

Sumber : forum internet

Kasus Baru Detektif Conan

Sumber : dari forum internet




Rindu Purnama

CERITA :
Ini kisah tentang seorang anak jalanan bernama Rindu atau Purnama (entahlah siapa nama sebenarnya, kadang orang panggil Rindu kadang pula orang panggil Purnama). Rindu dan kawan-kawannya sedang mengamen di jalan (kalau aku boleh tebak, di kolong Jalan Layang Ir Wiyoto Wiyono, Jakarta), tiba-tiba ia tertabrak oleh sebuah mobil yang dikendarai oleh seorang kaya yang bernama Surya dan supirnya, Pak Pur (macam nama guru SMA-ku dulu). Surya lepas tanggung jawab, ia lari dengan taksi menuju kantor. Pak Pur yang merasa iba pun memutuskan untuk mengasuh Rindu yang terkena geger otak ringan.
Surya tak senang dengan keadaan Rindu. Ia tak ingin ada orang asing tinggal di rumahnya, dan memaksa Pak Pur dan istrinya untuk mengembalikan Rindu ke tempat asalnya secepatnya. Sayang, Pak Pur tak tahu di mana tempat Rindu tinggal, ditambah lagi Pak Pur merasa melihat Rindu macam melihat anak sendiri karena Pak Pur dan istrinya sudah berpuluh-puluh tahun tak punya anak kandung.
Rindu berasal dari sebuah kampung permukiman kumuh di Jakarta Utara. Di situ ia dididik oleh seorang pembimbing yang bernama Sarah. Ketika Rindu hilang, warga sekampung sibuk mencari, tapi tak jumpa-jumpa. Adiknya, Akbar, sangat menantikan kehadiran kakaknya dan selalu menangis setiap malam.
Di tempat lain, tersebutlah Monik, anak dari Pak Roy, presiden direktur di tempat Surya bekerja. Monik sudah lama berhubungan akrab dengan Surya. Monik tengah mengurus sebuah proyek pembangunan apartemen mewah yang rupa-rupanya akan dibangun di kampung tempat Rindu tinggal. Surya tak tahu akan hal ini.
Karena Pak Pur tak berhasil mengembalikan Rindu, Surya memutuskan untuk mengembalikannya sendiri. Ia membawa Rindu ke rumah sakit dengan harapan Rindu cepat sembuh dan bisa langsung pulang. Saat di rumah sakit, Rindu menghilang dan Surya tambah panik.
Berkat lukisan-lukisan yang digambar oleh Rindu, Surya bisa perlahan-lahan mendapat petunjuk untuk mencari Rindu, termasuk menemuka di mana ia tinggal. Akankah Rindu berhasil ditemukan? Bagaimana dengan nasib kampung Rindu yang terancam digusur? Silakan tonton sendiri di bioskop terdekat.

REVIEW :
Aku sebenarnya terpancing untuk menonton filem ini karena promosinya yang cukup gencar dengan label "filem keluarga". Di antara banyaknya filem Indonesia bertema horor atau percintaan saat ini, Rindu Purnama memberi penyegaran. Ditambah lagi sutradaranya, Mathias Muchus, memang adalah salah satu idolaku. Ini merupakan filem pertamanya.
Tapi ekspektasi berlebih memang selalu salah. Aku kira filem ini akan sempurna, ternyata tidak juga. Ceritanya bagus, tapi penggambaran ceritanya itu kurang mengena di hati. Padahal dalam pembuatan filem penggambaran itulah yang penting, bukan ceritanya.
Ada beberapa hal yang mengganjal di filem ini. Contohnya, bagaimana bisa Pak Pur dan Surya tak tahu lokasi di mana Rindu tertabrak? Padahal itu bisa menjadi petunjuk untuk mencari tempat tinggal Rindu. Ini tidak, Surya baru tahu tempat Rindu tinggal dari lukisan yang digambar oleh Rindu.
Selain itu, ceritanya tergolong sempit dan sebenarnya bisa lebih luas dikembangkan. Bagaimana Surya bisa tak suka ada anak-anak di rumahnya, sebenarnya bisa digambarkan atau diterangkan di filem ini. Lalu Monik itu siapa, apa yang membuat ia bisa seperti itu. Masih banyak hal-hal lain. Aku terpaksa karang-karang sendiri ceritanya.
Dan yang paling mengganjal, akhir ceritanya menggantung. Aku kurang suka dengan filem yang akhir ceritanya menggantung dan kita sebagai penonton harus tebak-tebak buah manggis bagaimana ujung ceritanya, sama macam filem Hello Stranger yang aku tonton kemarin.
Tapi setidaknya, filem ini punya penggambaran yang bagus tentang jenjang antara si miskin dan si kaya, dan juga antara permukiman kumuh dan permukiman mewah. Satu gebrakan yang baik oleh Mathias Muchus. Lain kali sebaiknya lebih disempurnakan lagi.
Aku beri nilai 7 dari 10.

Ada sedikit yang terpikir di otak aku, yaitu mengenai akhir dari filem ini. Di akhir filem ini, permukiman kumuh itu tetap dipertahankan dan bebas dari penggusuran.
Kalau menurut aku, penghuni permukiman kumuh seperti Rindu dan kawan-kawannya memang harus dipindahkan ke tempat yang lebih layak, ke rumah susun misalnya. Jangan sampai mereka tetap bertahan dengan kondisi seperti itu, atau malah sebaliknya, rumah mereka digusur untuk kepentingan pembangunan dan mereka tak punya tempat tinggal.
Jakarta membutuhkan pemandangan yang bagus sebagai Global City, dan permukiman kumuh seperti itu cukup mengganggu. Berkaca dari kota-kota modern di dunia, pusat kota mereka sudah tak ada perkampungan dan sudah ditumbuhi oleh gedung-gedung perkantoran dan apartemen atau rumah susun. Idealnya, pembangunan kota itu sekarang mengarah ke atas, bukan ke samping. Jadi stop pembangunan kavling perumahan dan mulailah ke pembangunan gedung bertingkat. Sisa ruang bisa dipakai untuk taman atau hutan kota. Di gedung-gedung itu pun harus diberi tanaman agar lingkungan tidak cemar dan tetap hijau.
Untuk hal ini, kita harus belajar dari China. Mereka menghancurkan perkampungan yang sudah tak sedap dipandang dan membangun perkampungan baru yang lebih layak di tempat yang sama.
Sayangnya pemerintah kita tidak peka dengan masalah ini. Mereka menggusur, tapi tak memberi ganti untuk para penduduk tergusur. Semoga mata mereka tercelikkan.

Bisakah dari dan ke Indonesia Tanpa Pesawat Terbang???

Jalur kereta api Asia Tenggara dan China. Bisakah dari sini menuju Indonesia???

Postingan ini masih ada kena mengena dengan postingan ini. Jadi aku sudah cerita, di blog kawan kita yang bernama Helmut Uttenthaler itu, aku meninggalkan komentar singkat yang isinya mengajak dia untuk datang ke Indonesia dengan naik kereta api dari negaranya, Austria, ke negara ini. Karena dia penyenang kereta api, maka aku mengajaknya naik kereta api, bukan pesawat terbang.

Pertanyaannya, bisa kah???

Ternyata jawabannya BISA. Tapi tak mudah, agak susah sedikit.
Begini rute perjalanannya :

  1. Dari kota manapun di Eropa ke Moskow. Ini macam-macam rutenya.
  2. Dari Moscow lalu naik kereta api lewat jalur Trans-Siberian Railway menuju Beijing. Perjalanan ini sekitar satu minggu.
  3. Dari Beijing lalu menuju Hanoi dengan kereta api langsung. Perjalanan ini sekitar 3 hari 2 malam.
  4. Dari Hanoi, bisa naik bis ke Vientiane (satu hari), atau lanjut naik kereta api ke Ho Chi Minh dan dari Ho Chi Minh naik bis ke Phnom Penh lalu ke Bangkok. Memang sangat disayangkan tidak ada jalur kereta api di Kamboja dan Laos, sehingga terpaksa untuk melewati kedua negara itu menuju Thailand harus naik bis.
  5. Dari Vientiane naik kereta api langsung menuju Bangkok.
  6. Dari Bangkok bisa langsung naik kereta api menuju Singapura, lalu dari Singapura menuju Batam dengan kapal ferry. Tapi sayangnya, dari Batam ke kota lain sepertinya harus dengan kapal terbang, kecuali memang ada kapal laut langsung. Sepertinya ada kapal Pelni yang ke sana.
  7. Alternatif lain, dari Bangkok ke Kuala Lumpur, lalu dari Kuala Lumpur naik kereta api ke Tampin, Melaka. Dari Tampin menuju Bandar Melaka harus naik bis atau taksi, lalu dari Melaka bisa menyeberang dengan kapal ferry menuju Dumai, Riau. Dari Dumai ke mana-mana tempat bisa naik bis.
  8. Alternatif lain lagi, lewat Pulau Pinang. Jadi dari Bangkok turun di Butterworth, lalu naik bis ke Georgetown (Pulau Pinang) dan dari sana naik kapal ferry menuju Medan, Sumatera Utara.
Ada satu laman yang bisa membantu, seat61.com. Laman ini menjelaskan berbagai informasi untuk melancong ke berbagai tempat di belahan dunia tanpa naik pesawat terbang. Jadi bisa naik bis, kapal ferry, atau kereta api. Tapi tidak semua negara, dalam artian ya memang ada beberapa negara yang untuk menuju ke sana terpaksa harus naik kapal terbang.
Di situ juga dijelaskan alasan-alasan untuk tidak memakai pesawat terbang dan memilih menggunakan moda transportasi lain. Penjelasannya bisa dibaca di sini. Ternyata perbandingan emisi CO2 yang dihasilkan antara kapal terbang dengan moda transportasi lain memang cukup jauh.
Di luar itu, banyak yang bisa kita nikmati dengan perjalanan tanpa pesawat terbang ini. Terutama pemandangannya, masyarakatnya, dan nyamannya tidur nyenyak di dalam kereta api. Di dalam pesawat terbang, sudah hanya bisa tidur di tempat duduk (kecuali 1st class), cuma bisa melihat-lihat awan, banyak pula batasannya. Memang kelebihan kapal terbang adalah waktu tempuhnya yang cepat, tapi kalau sedang tidak terburu-buru, sebaiknya gunakanlah moda transportasi lain seperti kapal laut atau kereta api misalnya.

Adanya Jembatan Selat Malaka mampu mempermudah akses tanpa kapal terbang menuju Indonesia

Perjalanan tanpa kapal terbang ini nantinya bisa semakin dimudahkan apabila Jembatan Selat Malaka sudah selesai dibangun. Nantinya akan membuka akses darat langsung dari Pulau Sumatera menuju Tanah Semenanjung. Tapi mungkin baru beberapa tahun lagi mulai dibangun, karena pembangunan ini memakan biaya tidak sedikit. Ditambah lagi pemerintah kita akan lebih fokus untuk pembangunan Jembatan Selat Sunda daripada jembatan ini.
Nah, masalahnya selain biaya, tentunya kesiapan infrastruktur di Indonesia juga harus jadi bahan pertimbangan. Kita berharap, sebelum JSM jadi, jalan di daerah Sumatera sudah harus mulus. Tapi selain itu, sebaiknya pemerintah kita juga membangun jalur kereta api menuju Pulau Sumatera sehingga bisa langsung naik kereta api dari sini ke negara lain.
Kereta api itulah yang penting, karena bisa menjadi alternatif rute ekspor impor negara kita. Selain itu juga kan kendaraan pribadi atau kendaraan jalan raya juga merupakan sesuatu hal yang harus dihindari untuk menjaga kebersihan lingkungan kita. Naik mobil sendiri pun selain menghasilkan polusi, juga bukan hal yang menyenangkan untuk berjalan-jalan karena harus menyetir sendiri, kecuali kamu memang menyukainya.
Tapi tanpa jembatan itu pun, pada intinya sudah bisa ke negara kita atau dari negara kita ke negara lain, termasuk ke Eropa, tanpa naik kapal terbang. Silakan nikmati kalau kamu memang ingin menikmatinya. Suatu hari nanti aku mau mencoba.

Di Mana Keadilan di Negeri Ini???

Akhirnya jadi juga menulis tentang politik, setelah sekian lama. Ya, semakin lama memang akhirnya niatku untuk sama sekali tidak berbicara apapun mengenai carut-marutnya pemerintahan di negeri ini akhirnya terpatahkan juga. Tanganku akhirnya tergelitik juga menulis tentang ini.
Apalagi kita sudah tahu bersama-sama kasus yang sedang "panas" akhir-akhir ini. Ya, Gayus Tambunan. Orang ini menjadi bahan perbincangan paling ramai saat ini. Bukan karena dia pandai menyanyi atau bermain filem, tapi karena ia berhasil melarikan diri dari penjara dan dengan santainya berjalan-jalan ke sana ke mari, "cukup" dengan membayar para oknum yang seharusnya saat ini jadi penegak hukum.
Hari ini, ketika aku menulis postingan ini, Gayus dijatuhi vonis penjara 7 tahun. Seorang yang telah mengemplang pajak, melakukan suap dalam jumlah besar, dan melakukan banyak tindak kriminal murni lainnya, "hanya" dijatuhi hukuman seringan itu. Di mana keadilan di negeri ini??? Tentu kita semua punya pertanyaan demikian.
Sudah banyak berita tentang "ketimpangan" hukum di negeri kita ini, cari sendiri beritanya di berbagai laman internet. Dan makin sering kamu membaca, makin panas pula hati kamu. Jadi??? Jangan membaca, kecuali kamu memang berniat membaca.

Kasus Gayus ini membuka mata kita bahwa hukum di negara kita, begitu juga para elemen-elemen yang terlibat di dalamnya, sudah carut-marut dan mengarut dan macam benang kusut. Perlu satu reformasi total untuk mengembalikan sistem yang sudah lama rusak dalam hal ini. Tapi siapa yang harus memulai??? Kita hanya rakyat jelata yang tak tahu apa-apa.
Jadi kita hanya bisa berdoa, semoga Tuhan membuka mata di atas hidung dan juga mata hati mereka agar kiranya mereka mau kembali ke jalan yang benar. Hanya itu yang bisa kita lakukan. Kita hanya bisa menunggu waktu.

Yoyo & Cici

Pengguna internet mungkin sudah sering mendengar nama ini. Ya, Yoyo dan Cici. Mereka berdua adalah anak monyet yang lucu dan akhir-akhir ini menjadi emoticon di berbagai blog atau forum.
Orang-orang yang melihat mereka berdua pasti akan merasa gemas akan kelucuan dan "imut-imut" mereka. Senarai lengkap emoticonnya bisa dilihat di laymark.com. Sebenarnya dulu ada laman khusus untuk mereka, yoyocici.com, tapi entah kenapa laman tersebut tak bisa diakses lagi.
Sebenarnya banyak macam emoticon yang beredar internet. Ada Tuzki, Onion Head, Mashimaro, Baby Soldier, tapi menurutku yang paling comel, paling lucu, dan paling enak dipakai tetaplah Yoyo dan Cici.

Siapa pastinya pembuat Yoyo Cici, aku tak tahu. Tapi mesti orang dari Republik Rakyat China. Tidak hanya Yoyo Cici sebenarnya, emoticon lain seperti Tuzki dan Baby Soldier pun dibuat oleh orang China. Dalam bahasa Mandarin, Yoyo dan Cici biasa disebut dengan "悠嘻猴" (yōu xī hóu). "悠" adalah nama Yoyo dalam bahasa Mandarin (悠悠, yōuyōu), "嘻" adalah Cici (嘻嘻, xīxī), sedangkan "猴" artinya "monyet".
Oh iya, mereka juga tidak hanya tampil melalui emoticon dan gambar, tapi juga dibuat video animasi pendek sebanyak 7 episode, masing-masing berdurasi sekitar 2 menit. Dan di video ini, mereka tidak cuma berdua, tapi ada kawan-kawan mereka yang lain seperti Mr. Pig, Muji, dan sekumpulan itik.

Perjalanan Seorang Sahabat Menuju Korea Utara

Kawan-kawan silakan berkunjung ke blog ini : http://vienna-pyongyang.blogspot.com. Aku beberapa hari yang lalu membaca blog tersebut dan aku mendapatkan cerita yang cukup menarik, yaitu bagaimana dua orang sahabat kita dari Austria yang bernama Helmut dan seorang lagi dari Swiss yang bernama Oliver melakukan perjalanan menuju Korea Utara, sebuah negara paling misterius di dunia dan sebuah destinasi yang "tidak biasa", dan rupanya mereka pun masuk ke negara itu melalui jalur yang "tidak biasa".
Mereka melakukan perjalanan dengan kereta api. Ya, kereta api. Memang sahabat kita Helmut ini adalah seorang pekerja di syarikat kereta api Austria sana, dan memang dia tertarik dengan dunia perkeretaapian. Tapi melakukan perjalanan lintas benua menggunakan kereta api memang cukup unik. Helmut dan Oliver, sahabat yang juga pekerja syarikat kereta api di Swiss, menghabiskan 22 hari perjalanan Austria-Slovakia-Ukraina-Rusia-Korea Utara-China-Austria. Dan ternyata mereka pulang dari Beijing dengan pesawat terbang, bukan kereta api. Bayangkan kalau naik kereta api, bisa lebih lama lagi.
Tidak hanya itu, mereka pun menghabiskan uang sekitar 3.100 Euro (sekitar 33 juta Rupiah). Astaga.

Bukan di situ saja keunikannya. Mereka masuk melalui pintu masuk Korea Utara yang menurut kabar hanya boleh dilintasi oleh warga Korea Utara dan warga Rusia. Warga negara lain, apabila masuk ke Korea Utara dengan kereta api, biasanya masuk melalui Dandong, China. Jadi hanya ada dua pintu masuk ke Korea Utara : Dandong-Sinuiju dan Lapangan Terbang Internasional Sunan, Pyongyang.
Tapi sahabat kita ini masuk melalui Khasan, Rusia, dan Tumangang, Korea Utara. Jalur ini tertutup untuk warga negara selain Korea Utara dan Rusia. Kenyataannya mereka bisa lolos masuk tanpa kekurangan suatu apapun, walaupun pada akhirnya masuknya mereka melalui jalur yang "tidak biasa" membuat biro wisata di Korea Utara (KITC) kelabakan dan mulai melarang secara ketat warga negara asing masuk melalui Khasan atau Tumangang.

Berwisata di Korea Utara tidak selamanya senang. Selama perjalanan di luar hotel, wisatawan akan selalu didampingi oleh pemandu wisata dari biro KITC di Korea Utara. Selain memandu wisatawan, tugas utama mereka adalah mengawasi jangan sampai para wisatawan melakukan tindakan apapun yang mencoreng nama Korea Utara di dunia internasional. Karena itulah wartawan dilarang masuk Korea Utara. Kita pun semua tahu kalau di Korea Utara banyak sekali peraturan dan batasan yang mengekang kebebasan warga negaranya. Kalau mau dijabarkan di sini, terlalu panjang.
Tapi sahabat kita ini bisa menuturkan apa yang mereka lihat dengan mata dan kepala mereka sendiri di Korea Utara, terutama selama perjalanan mereka dengan kereta api, yang mana pastinya mereka tak diawasi oleh siapapun. Setidaknya kita mendapatkan sedikit pencerahan tentang apa yang berlaku di sana, karena berita yang selama ini beredar juga belum tentu bisa dipercaya. Apa yang disampaikan oleh media dari Korea Utara tentunya hanyalah propaganda semata dan hanya boleh menunjukkan hal-hal yang positif dari negara itu. Sebaliknya, berita dari negara Barat juga bisa jadi hanyalah propaganda mereka untuk menjatuhkan Korea Utara yang telah lama mereka anggap sebagai musuh atau ancaman.
Jadi memang Korea Utara bukan negara yang menyenangkan untuk wisatawan. Bahkan telepon seluler pun dilarang di sana. Jadi telepon seluler kita akan dibungkus, lalu disegel, dan baru boleh dibuka ketika kita akan meninggalkan Korea Utara. Telepon seluler saja dilarang, apalagi internet. Gambaran selengkapnya bisa dibaca di blog yang sudah aku tulis linknya di atas.

Helmut (kiri) dan Oliver (kanan) di depan gerbong kereta api Moscow-Pyongyang

Helmut ternyata senang berwisata. Selain di Pyongyang, ia pun telah menulis blog perjalanannya di tempat lain, seperti berkeliling Eurasia dan menuju Iran melewati Pegunungan Kaukasus. Tapi memang harus diakui, perjalanan ke Korea Utara ini adalah perjalanan yang paling menantang dan mengesankan baginya.
Setelah aku membaca blognya, aku pun meninggalkan komentar singkat. Aku mengajaknya untuk berkunjung ke Indonesia, sebuah negara yang indah dan pas untuk berwisata. Dan ternyata ada juga beberapa orang yang memintanya berkunjung ke Indonesia. Tapi aku mengajaknya melewati jalur yang tidak biasa juga, yaitu dengan kereta api jalur Eurasia, masuk ke Malaysia, Singapura, dan dari Singapura bisa naik kapal ferry menuju Batam. Aku tak tahu apakah ada jalur langsung dari Malaysia menuju jalur utama kereta api Eurasia, tapi sepertinya ada. Dan karena dia menyukai kereta api, tentulah aku mengajaknya melihat kereta api di negara ini.
Sayang memang, tidak ada jalur kereta api langsung dari Indonesia ke negara lain. Apa boleh buat, negara kita terpisah laut dengan negara lain. Kalau ada, kan enak, naik kereta api dari sini ke Rusia atau Jerman misalnya. Lebih enak naik kereta api lah, bisa tidur, main laptop, lihat pemandangan. Kalau naik pesawat terbang, sudah mahal, banyak aturannya pula. Memang lebih cepat, tapi kurang nyaman.
Helmut pun mengatakan demikian. Di akhir ceritanya, ketika pada akhirnya ia harus pulang dari Beijing ke Dusseldorf dengan pesawat terbang, dia bilang "lebih enak sepekan di dalam kereta api daripada 10 jam di pesawat terbang kelas ekonomi".

Yah, semoga kisah Helmut dapat memberi gambaran kepada anda mengenai kondisi di Korea Utara. Helmut juga berpesan, sebaiknya jangan masuk Korea Utara melalui Khasan atau Tumangang, kecuali anda memang nekat seperti dia.

Wanita Berambut Panjang dan Berambut Pendek...

Salah satu daya tarik daripada seorang wanita ialah rambutnya. Rambut, yang awalnya berfungsi sebagai pelindung kepala dari panas terik dan juga benturan (terutama bagian otak), kini menjadi perlambang kecantikan dan mungkin juga sifat dari manusia, terutama wanita yang memang memiliki berbagai macam model rambut.
Kalau di masyarakat Asia, termasuk Melayu, rambut yang cantik bagi seorang wanita adalah rambut yang hitam panjang, lurus, dan berurai. Nyatanya sekarang rambut tidak melulu hitam dan panjang. Sekarang sudah banyak wanita yang beralih ke model rambut pendek, dan warnanya pun tak selalu hitam. Ada coklat, merah, jingga, yang ekstrim macam biru atau hijau pun ada.
Rambut lelaki memang cenderung pendek, walaupun rambut panjang juga sudah mulai disukai. Bagaimana sejarahnya rambut lelaki umumnya pendek dan rambut wanita umumnya panjang, aku tak tahu. Tapi yang pasti, itu berkaitan dengan budaya tempatan. Sama saja seperti di militer dan kepolisian, wanita harus berambut pendek, sudah ada peraturannya. Begitu juga dengan laki-laki Sikh, tidak boleh memotong rambut, cambang, dan kumis. Itu semua berakar dari tradisi.

Sebenarnya aku menulis postingan ini karena ingin tahu saja, model rambut wanita seperti apa yang disukai oleh lelaki. Dan ternyata menurut observasiku sendiri, entah di dunia nyata ataupun di dunia nyata, perbandingan antara lelaki yang menyukai wanita berambut pendek dan berambut panjang hampir mendekati 50:50. Jadi selera lelaki memang beragam. Selain itu, aku sudah cerita bahwa ketika aku berkunjung ke Singapura beberapa waktu lalu sepertinya perempuan di sana mulai mencoba berbagai macam model rambut, terutama rambut pendek. Dan perempuan berambut pendek agaknya makin banyak di Singapura. Bukan hanya di Singapura, tapi di serata dunia termasuk Indonesia.
Oke, kita mulai dari wanita berambut panjang. Wanita berambut panjang selayaknya memiliki kesan anggun dan lemah lembut. Memang tidak semuanya, karena wanita berambut panjang yang tomboy pun ada. Tapi kebanyakan memang melahirkan kesan anggun. Selain itu, wanita berambut panjang juga terkesan girly atau feminin, sifat kewanitaannya nampak sekali. Karena itu, wanita berambut panjang cukup pas apabila memakai pakaian seperti gaun, atau blus dengan bawahan rok, karena pakaian tersebut agaknya cukup feminin. Tapi karena rambut panjang pada wanita sangat "umum", maka mau memakai apapun mereka pun sesuai.

Wanita berambut pendek memiliki kesan dinamis, aktif, dan liberal. Artinya wanita tersebut cukup banyak pergerakan dan tidak terbatas oleh hal-hal yang biasanya sangat membatasi wanita. Ada kalanya wanita berambut pendek juga terkesan tomboy, tapi tidak selalu. Tomboy ataupun girl tidak selalu nampak dari rambutnya, pendek atau panjang.
Karena itulah rambut pendek juga biasanya identik dengan pekerjaan yang banyak menuntut gerak seperti aktivis, atlet, pekerja lapangan, ataupun pekerjaan lain yang sudah lama didominasi oleh lelaki. Dan pakaian yang sesuai bagi mereka adalah pakaian casual atau keseharian seperti blus atau kaus dengan celana panjang atau pendek. Rambut pendek, terutama yang pendek sekali dan di atas leher, tidak pas dipadukan dengan pakaian gaun rok, kecuali rambut bob mungkin masih bisa dipadukan.
Secara pribadi, aku lebih menyukai wanita berambut pendek daripada wanita berambut panjang. Kesannya seksi dan elegan kalau aku melihat wanita berambut pendek. Entah sejak kapan aku menyukai wanita berambut pendek, tapi memang rambut model seperti itu sangat cantik di mataku. Tapi jangan rambut yang sangat pendek seperti laki-laki, rambut seperti itu kurang enak dilihat. Setidaknya sebatas leher lah, lebih panjang sedikit dari rambut laki-laki kebanyakan.
Lebih cantik lagi kalau ujung rambutnya menyebar ke luar dan agak sedikit jabrik. Mungkin seperti model rambut Cagalli Yula Athha di Gundam Seed. Ujung rambut ke dalam seperti model bob kebanyakan pun tak kalah seksi.

Tak suka keduanya??? Masih ada model rambut yang lain, yaitu rambut sedang. Tak pendek, juga tak panjang. Banyak orang Indonesia bilang rambut sebahu. Ini sebagai alternatif. Kalau menurutku, wanita dengan rambut sedang sifatnya bisa macam-macam. Dia bisa kemayu, tapi bisa juga aktif dan agresif. Sepertinya semua sifat ada. Tapi kalau menurutku sendiri, model rambut seperti ini kesannya tanggung-tanggung. Si pemilik rambut bingung, mau pendek atau mau panjang. Mestinya kalau panjang, panjang sekalian. Kalau pendek, pendek sekalian, habis perkara.
Masih tak suka juga model rambut yang ini??? Jangan-jangan ada yang senang dengan wanita botak. Ah, janganlah. Entah kenapa aku lihat tidak ada kesesuaian pada wanita berkepala botak. Kalau lelaki, bolehlah. Kalau wanita??? Yang ada malah mau buat aku ketawa lihat dia.

Oh iya, bagaimana dengan warna rambut??? Aku senang dengan wanita yang berambut warna coklat atau merah, ada nampak kesan seksi dan elegan. Lebih cantik lagi kalau warna rambutnya campuran antara hitam dan kuning atau coklat muda, cantik sekali.
Dan warna rambut seperti itu pas untuk kulit orang Melayu yang kuning langsat dan agak kecoklatan. Blonde (rambut kuning)??? Kurang pas, kalau orang putih bolehlah. Apalagi warna-warna rambut yang terlalu ekstrim macam rambut perempuan-perempuan di anime Jepang, merah jambu atau biru laut misalnya, tak sesuai untuk orang kita.
Yang pasti, untuk para wanita, peliharalah rambutmu sebaik-baiknya karena rambut termasuk mahkota yang dapat memikat hati para lelaki. Dan jangan lupa, jangan terlalu mengutak-atik rambut, nanti cepat rusak. Hati-hati juga memakai cat rambut, salah-salah nanti bisa terkena penyakit.

Kembang Api Tahun Baru 2011 di Berbagai Negara

Selamat Tahun Baru 2011!!!

Sejak lama perayaan tahun baru identik dengan kembang api, mulai dari skala kecil (kampung) sampai ke skala besar (kota besar), langit dipenuhi oleh cahaya kembang api dan bunyi-bunyinya yang begitu meriah.
Ini aku lampirkan sebagian video kembang api di beberapa tempat dalam merayakan tahun baru 2011. Sangat spektakuler. Kalau menurutku, yang paling indah adalah yang di Taipei.

Taipei

Hong Kong

Dubai

London

Sydney