HUBAYA-HUBAYA!!! MOHON MAAF... UNTUK KALI INI, PERMINTAAN CD DAN DVD ISO LINUX TIDAK BISA DIPENUHI UNTUK SEMENTARA WAKTU... SEKIRANYA ADA KEMUNGKINAN UNTUK MEMENUHI PERMINTAAN, AKAN DIUMUMKAN LEBIH LANJUT... TERIMA KASIH DAN MOHON MAAF UNTUK YANG TELAH MEMESAN ISO LINUX... HARAP MAKLUM... TABIK...

Google Maps vs Bing Maps

Kali ini aku mencoba untuk membandingkan dua situs peta online yang cukup fenomenal di dunia kita saat ini, yaitu Google Maps dan Bing Maps. Sebenarnya di luar dua itu masih ada yang lain, semisal Yahoo! Maps, Wikimapia, OpenStreetMap dan yang lainnya, tapi menurutku Google Maps dan Bing Maps memiliki lebih banyak fitur daripada lainnya dan pantas diperbandingkan.
Google Maps dimiliki oleh Google, perusahaan IT ternama. Sedangkan Bing Maps dimiliki oleh Microsoft (sebelumnya bernama Live Search Maps, Windows Live Maps, Windows Live Local, dan MSN Virtual Earth) Bing sendiri merupakan kesatuan layanan internet interaktif oleh Windows, sama dengan Google dan Yahoo!. Kesamaan keduanya ialah mampu menampilkan penampakan permukaan bumi dari atas melalui satelit. Google Maps menyebut ini dengan istilah "Satellite View", sedangkan pada Bing Maps disebut "Bird's Eye".
Bagaimana cara mengaktifkannya???
Pada Google Maps :

  1. Klik untuk menuju Google Maps.
  2. Pada sudut kanan peta, terdapat icon dan tulisan "Satellite". Kliklah itu.
  3. Untuk kembali pada mode semula (peta), klik pada icon yang sama.
Pada Bing Maps
  1. Klik untuk menuju Bing Maps.
  2. Perhatikan tulisan "Road" di atas peta.
  3. Arahkan mouse ke tulisan itu, akan muncul pilihan seperti "Road", "Automatic", dan "Bird's Eye". Klik "Bird's Eye" untuk mode satelit.

Tampilan peta dan satelit Google Maps (atas) dan Bing Maps (bawah)

Selain itu, keduanya juga memiliki fitur yang tak kalah hebatnya, yaitu "Direction", yaitu menunjukkan cara menjangkau satu lokasi ke lokasi lain beserta jarak dan waktu tempuhnya.
Caranya pada Google Maps :

  1. Klik "Get Directions" di sebelah kiri, di bawah logo Google Maps.
  2. Tuliskan tempat asal (di atas) dan tempat tujuan (di bawah)
  3. Klik tombol "Get Directions" di bawahnya.
Pada Bing Maps kurang lebih hampir sama.
Bagaimanapun tidak semua tempat bisa dicari "direction"-nya oleh Google Maps dan Bing Maps. Di Indonesia misalnya, direction Google Maps hanya menjangkau Sumatera, Jawa, Madura, Bali, Lombok dan Sulawesi. Untuk Sumatera, Jawa, Madura, dan Bali, bisa nonstop. Misalnya mau mencari jalur jalan dari Banda Aceh ke Denpasar, nanti termasuk jalur ferry Bakauheni-Merak dan Ketapang-Gilimanuk. Dari Jawa ke Madura juga bisa (sayangnya belum ada jalur Jembatan Suramadu).
Lain lagi dengan Bing Maps. Bing Maps menjangkau Sumatera, Jawa, Madura, Bali, Timor, dan beberapa kepulauan seperti Bangka, Belitung, Bintan, Nias, Kepulauan Simeulue dan Kepulauan Mentawai. Sayangnya tidak ada direction lintas pulau seperti pada Google Maps.
Untuk jangkauan direction dari Google Maps secara global bisa dilihat di sini atau sini. Ada senarainya di laman-laman tersebut. Keadaan terkini, lintas Eropa, Asia Barat, Asia Selatan, dan Afrika bisa dilakukan secara non-stop.
Untuk Bing Maps, jangkauan direction globalnya secara non-stop lintas negara adalah :
  1. Zona 1 : Daratan Eropa, Inggris, Irlandia, Turki, dan Rusia
  2. Zona 2 : Daratan Afrika (kecuali Maroko), Israel, Suriah, Irak, Iran, Armenia, Azerbaijan, Georgia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, Turkmenistan, Uzbekistan, Afghanistan, Pakistan, Nepal, Bhutan, China, Korea Utara, Korea Selatan, Vietnam, Laos, Kamboja, Myanmar (hanya beberapa jalur tertentu)
  3. Zona 3 : Yordania, Arab Saudi, Kuwait, Qatar, Bahrain, Uni Emirat Arab, Oman
  4. Zona 4 : Thailand, Malaysia Semenanjung, Singapura
  5. Zona 5 : Kanada, Amerika Serikat, Meksiko
  6. Zona 6 : Guatemala, Honduras, El Salvador, Nikaragua, Kosta Rika, Panama
  7. Zona 7 : Amerika Selatan (kecuali Guyana dan Suriname)
Perjalanan lintas negara hanya bisa dilakukan pada satu zona saja, tidak bisa dari satu zona ke zona lain.
Ada juga lintas dua negara seperti :
  1. Indonesia - Timor Leste (Pulau Timor)
  2. Sarawak - Brunei - Sabah
  3. Haiti - Republik Dominika
Selain yang disebut di atas, hanya ada untuk jangkauan satu negara atau satu pulau saja. Ini berdasarkan penelitian pribadi, bukan dari referensi tertentu. Kalau ada yang salah tolong dikoreksi.

Aku pun mencoba "menguji" direction milik kedua-dua peta online ini. Aku coba mencari jalur antara Medan dan Bandar Lampung. Hasilnya :

Bisa dilihat hasilnya pada gambar, Bing Maps di sebelah kiri dan Google Maps di sebelah kanan. Kali ini Bing Maps memang agak "ngaco". Rutenya harus memutar dulu lewat Sumatera Barat, jadi tambah jauh. Sudah beberapa kali aku coba untuk "mengubah" (rute memang bisa diubah sesukamu) rute tersebut tapi sulit.
Ternyata memang ada jalur yang "putus" oleh Bing Maps, misalnya jalur antara Medan-Perbaungan, Tarutung-Sibolga, Tarutung-Padang Sidempuan, Pekanbaru-Jambi, dan Palembang-Bandar Lampung. Mudah-mudahan ini bisa dibenahi oleh Bing Maps, sehingga tidak menimbulkan kebingungan pada penggunanya.
Google Maps kali ini menang. Awalnya memang ketika memasukkan "Bandar Lampung" dan "Medan", yang muncul adalah jalur Lintas Barat (via Padang), tapi bisa diubah menjadi melintasi Lintas Timur.
Tidak hanya itu, kelebihan Google Maps lainnya adalah adanya pilihan alternatif jalur. Coba masukkan "Jakarta" dan "Malang", maka kamu akan diberi tiga pilihan jalur, yaitu Jakarta-Surabaya-Malang, Jakarta-Semarang-Solo-Jombang-Malang, dan Jakarta-Bandung-Yogya-Solo-Malang. Pilihan jalur (suggested routes) ada di sebelah kiri. Arahkan mouse pada masing-masing pilihan, dan akan nampak jalurnya di peta.
Inilah yang menjadi kelebihan Google Maps untuk direction, selain juga koneksi antarpulau. Tidak ada fitur seperti ini pada Bing Maps.

Tak ketinggalan, aku pun mencoba fitur Direction ini untuk perjalanan lintas negara dan lintas benua, berdasarkan referensi di atas. Demikian hasilnya.

Rekor direction paling jauh oleh Bing Maps (atas) dan Google Maps (bawah)

Ya, dua gambar di atas adalah rekor untuk masing-masing peta online. Direction paling jauh dari Bing Maps adalah Magadan (Rusia) - Faro (Portugal) dengan jarak 15.245,7 km, dan juga Ngoc Hien (Vietnam) - Port Elizabeth (Afrika Selatan) yang dengan jarak 20.721,9 km.
Untuk Google Maps, rekor paling jauh adalah Tezu (Arunachal Pradesh, India) - Faro (Portugal) dengan jarak 13.416 km, dan Tezu - Cape Town (Afrika Selatan) dengan jarak 26.146 km. Untuk rute Tezu - Cape Town ternyata harus memutar dulu lewat Eropa, baru menyambung lewat ferry ke Afrika, dan di Afrika pun memutar lagi dari barat ke timur. Ini karena dua negara di Afrika, Mesir dan Republik Demokratik Kongo (Zaire), tidak termasuk jaringan nonstop Google Maps. Karena itu rutenya harus "melangkaui" kedua negara itu dan menjadi makin jauh.
Tentunya jarang sekali ada orang yang mau menempuh jarak sejauh itu, tapi tidak apa-apa kalau sekadar untuk referensi. Akan lebih mudah lagi kalau semua negara bisa nonstop, tidak harus dibatasi zona-zona yang ada, seperti yang aku tulis di atas.
Oh iya, sedikit info, Google Maps kini juga bisa diakses dalam bahasa Indonesia dan domain dari Indonesia, yaitu dengan menuju maps.google.co.id. Interface yang aku gunakan di atas dalam bahasa Indonesia. Ini memang masih beberapa bulan, sebelumnya hanya bisa dalam bahasa Inggris dan domain standar.

Sekian saja perbandingan dari Google Maps dan Bing Maps. Memang masih ada fitur-fitur lain dari mereka berdua, tapi aku coba membandingkan fitur esensialnya saja. Harus diakui, nama Google Maps lebih terkenal, dan sepertinya lebih banyak yang mengakses ke sana daripada ke Bing Maps. Ditambah lagi Google Maps juga telah bekerjasama dengan Panoramio sehingga bisa menunjukkan foto-foto lokasi (Bing Maps tidak punya), dan juga akses lainnya. Tapi siapa tahu Bing Maps ke depannya juga bisa memiliki fitur lebih banyak.
Sekian tulisanku kali ini.
Tabik.

Sri...

Tulisan ini bukannya mau membahas tentang Sri Mulyani Indrawati, sang mantan Menteri Keuangan yang kini menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia. Bukan juga mau membahas tentang sebuah tembang campursari khas Jawa yang liriknya "Sri, kapan kowe bali...". Kali ini aku mau membahas tentang sebuah fenomena khas orang Melayu yang sering menggunakan sebuah kata untuk maksud "penghormatan" atau "pengagungan". Kata itu adalah sri (biasa juga ditulis dengan seri).

Menurut Wikipedia, SRI (atau juga biasa ditulis dengan seri, shri, sree, shree) adalah kata dalam bahasa Sansekerta yang secara harafiah bermakna "memancarkan cahaya". Belakangan kata ini berkembang menjadi sebuah gelar penghormatan kepada dewa-dewi (contoh : Sri Krisna, Sri Indra), para tokoh spiritual, dan juga orang-orang terhormat.
Kita tahu sama-sama bahwa sejak agama Hindu dan Buddha masuk ke Nusantara, banyak aspek-aspek kebudayaan India yang mulai masuk kemari, salah satunya adalah penggunaan kata "Sri" ini.
Di Nusantara, beberapa tempat menggunakan nama Sri. Misalnya Bandar Seri Begawan, ibukota Negara Brunei Darussalam. Di Malaysia ada Sri Aman (Sarawak), Sri Gading (Johor), Sri Petaling (Kuala Lumpur), Bandar Sri Damansara dan Seri Kembangan (Selangor). Istana Yamtuan Besar Negeri Sembilan terletak di Seri Menanti.
Di Indonesia mungkin tidak terlalu umum, tapi ada juga seperti Bandar Seri Bentan dan Seri Kuala Lobam di Pulau Bintan, dan juga beberapa pelabuhan seperti Sri Bintan Pura (Tanjung Pinang), Bandar Sri Udana (Tanjung Uban, Bintan), dan Bandar Sri Laksamana (Bengkalis).
Beberapa tempat yang sebenarnya tidak memakai "Sri" biasa diberi gelar "Sri", terutama dalam lagu-lagu Melayu, seperti Sri Mersing, Sri Langkat, Sri Kedah, dan sebagainya.
Di luar nama tempat, beberapa "benda" juga memakai gelar "Sri". Kereta api jurusan Yogyakarta-Banyuwangi memiliki nama Sri Tanjung, begitu juga dengan KRD ekonomi di Medan yang memiliki nama Sri Lelawangsa. Di Riau ada dua stasiun televisi lokal dengan nama "Sri", yaitu Sri Gemilang TV (Indragiri Hilir) dan Sri Junjungan TV (Bengkalis). Di Malaysia ada grup hotel bernama Seri Malaysia. Ada juga rumah makan di Palembang yang bernama Sri Melayu. Masih banyak lagi contoh-contoh lainnya.
"Sri" juga biasa digunakan sebagai gelar untuk raja atau pemimpin. Raja Sunda (Pajajaran) yang ke-35 bergelar Sri Baduga Maharaja. Raja Majapahit yang ke-4 bergelar Sri Rajasanagara, walaupun orang ramai lebih mengenal nama aslinya yaitu Hayam Wuruk. Pendiri kerajaan Sukhothai (Siam) bernama Sri Indraditya. Dua raja dari Kerajaan Khmer (Kamboja) juga memakai gelar "Sri", yaitu Sri Jayawarman dan Sri Indrawarman.
Di masa modern, Raja Malaysia bergelar Seri Paduka Baginda Yang Dipertuan Agong, demikian pula dengan permaisuri bergelar Seri Paduka Baginda Raja Permaisuri Agong. Raja Mataram-Islam yang berkedudukan di Yogyakarta bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono, manakala yang berkedudukan di Surakarta bergelar Sri Susuhunan Pakubuwono. Tidak lupa pula, banyak umat Kristen Katolik di Indonesia memanggil pemimpin tertinggi di Vatikan dengan gelar Sri Paus.
Uniknya, di kalangan masyarakat Jawa nama "Sri" tidak semuanya identik dengan "penghormatan". Kata "Sri" akhirnya identik dengan nama perempuan. Contohnya ya mantan menteri keuangan kita itu, Sri Mulyani Indrawati. Kita juga pernah punya menteri pemberdayaan perempuan bernama Sri Rejeki Sumaryoto. Masih banyak lagi Sri-Sri yang lain, termasuk salah seorang tanteku.
Dewi padi bagi masyarakat Jawa adalah Dewi Sri.
Tidak hanya perempuan, laki-laki pun ada juga yang memiliki nama "Sri", contohnya Sri Bintang Pamungkas.

Tulisan ini bukan bermaksud apa-apa, cuma iseng saja. Tapi mudah-mudahan bisa bermanfaat, terutama bagi kamu yang memang ikut penasaran seperti aku tentang fenomena kata "Sri" ini.
Tabik.