HUBAYA-HUBAYA!!! MOHON MAAF... UNTUK KALI INI, PERMINTAAN CD DAN DVD ISO LINUX TIDAK BISA DIPENUHI UNTUK SEMENTARA WAKTU... SEKIRANYA ADA KEMUNGKINAN UNTUK MEMENUHI PERMINTAAN, AKAN DIUMUMKAN LEBIH LANJUT... TERIMA KASIH DAN MOHON MAAF UNTUK YANG TELAH MEMESAN ISO LINUX... HARAP MAKLUM... TABIK...

Google Maps vs Bing Maps

Kali ini aku mencoba untuk membandingkan dua situs peta online yang cukup fenomenal di dunia kita saat ini, yaitu Google Maps dan Bing Maps. Sebenarnya di luar dua itu masih ada yang lain, semisal Yahoo! Maps, Wikimapia, OpenStreetMap dan yang lainnya, tapi menurutku Google Maps dan Bing Maps memiliki lebih banyak fitur daripada lainnya dan pantas diperbandingkan.
Google Maps dimiliki oleh Google, perusahaan IT ternama. Sedangkan Bing Maps dimiliki oleh Microsoft (sebelumnya bernama Live Search Maps, Windows Live Maps, Windows Live Local, dan MSN Virtual Earth) Bing sendiri merupakan kesatuan layanan internet interaktif oleh Windows, sama dengan Google dan Yahoo!. Kesamaan keduanya ialah mampu menampilkan penampakan permukaan bumi dari atas melalui satelit. Google Maps menyebut ini dengan istilah "Satellite View", sedangkan pada Bing Maps disebut "Bird's Eye".
Bagaimana cara mengaktifkannya???
Pada Google Maps :

  1. Klik untuk menuju Google Maps.
  2. Pada sudut kanan peta, terdapat icon dan tulisan "Satellite". Kliklah itu.
  3. Untuk kembali pada mode semula (peta), klik pada icon yang sama.
Pada Bing Maps
  1. Klik untuk menuju Bing Maps.
  2. Perhatikan tulisan "Road" di atas peta.
  3. Arahkan mouse ke tulisan itu, akan muncul pilihan seperti "Road", "Automatic", dan "Bird's Eye". Klik "Bird's Eye" untuk mode satelit.

Tampilan peta dan satelit Google Maps (atas) dan Bing Maps (bawah)

Selain itu, keduanya juga memiliki fitur yang tak kalah hebatnya, yaitu "Direction", yaitu menunjukkan cara menjangkau satu lokasi ke lokasi lain beserta jarak dan waktu tempuhnya.
Caranya pada Google Maps :

  1. Klik "Get Directions" di sebelah kiri, di bawah logo Google Maps.
  2. Tuliskan tempat asal (di atas) dan tempat tujuan (di bawah)
  3. Klik tombol "Get Directions" di bawahnya.
Pada Bing Maps kurang lebih hampir sama.
Bagaimanapun tidak semua tempat bisa dicari "direction"-nya oleh Google Maps dan Bing Maps. Di Indonesia misalnya, direction Google Maps hanya menjangkau Sumatera, Jawa, Madura, Bali, Lombok dan Sulawesi. Untuk Sumatera, Jawa, Madura, dan Bali, bisa nonstop. Misalnya mau mencari jalur jalan dari Banda Aceh ke Denpasar, nanti termasuk jalur ferry Bakauheni-Merak dan Ketapang-Gilimanuk. Dari Jawa ke Madura juga bisa (sayangnya belum ada jalur Jembatan Suramadu).
Lain lagi dengan Bing Maps. Bing Maps menjangkau Sumatera, Jawa, Madura, Bali, Timor, dan beberapa kepulauan seperti Bangka, Belitung, Bintan, Nias, Kepulauan Simeulue dan Kepulauan Mentawai. Sayangnya tidak ada direction lintas pulau seperti pada Google Maps.
Untuk jangkauan direction dari Google Maps secara global bisa dilihat di sini atau sini. Ada senarainya di laman-laman tersebut. Keadaan terkini, lintas Eropa, Asia Barat, Asia Selatan, dan Afrika bisa dilakukan secara non-stop.
Untuk Bing Maps, jangkauan direction globalnya secara non-stop lintas negara adalah :
  1. Zona 1 : Daratan Eropa, Inggris, Irlandia, Turki, dan Rusia
  2. Zona 2 : Daratan Afrika (kecuali Maroko), Israel, Suriah, Irak, Iran, Armenia, Azerbaijan, Georgia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, Turkmenistan, Uzbekistan, Afghanistan, Pakistan, Nepal, Bhutan, China, Korea Utara, Korea Selatan, Vietnam, Laos, Kamboja, Myanmar (hanya beberapa jalur tertentu)
  3. Zona 3 : Yordania, Arab Saudi, Kuwait, Qatar, Bahrain, Uni Emirat Arab, Oman
  4. Zona 4 : Thailand, Malaysia Semenanjung, Singapura
  5. Zona 5 : Kanada, Amerika Serikat, Meksiko
  6. Zona 6 : Guatemala, Honduras, El Salvador, Nikaragua, Kosta Rika, Panama
  7. Zona 7 : Amerika Selatan (kecuali Guyana dan Suriname)
Perjalanan lintas negara hanya bisa dilakukan pada satu zona saja, tidak bisa dari satu zona ke zona lain.
Ada juga lintas dua negara seperti :
  1. Indonesia - Timor Leste (Pulau Timor)
  2. Sarawak - Brunei - Sabah
  3. Haiti - Republik Dominika
Selain yang disebut di atas, hanya ada untuk jangkauan satu negara atau satu pulau saja. Ini berdasarkan penelitian pribadi, bukan dari referensi tertentu. Kalau ada yang salah tolong dikoreksi.

Aku pun mencoba "menguji" direction milik kedua-dua peta online ini. Aku coba mencari jalur antara Medan dan Bandar Lampung. Hasilnya :

Bisa dilihat hasilnya pada gambar, Bing Maps di sebelah kiri dan Google Maps di sebelah kanan. Kali ini Bing Maps memang agak "ngaco". Rutenya harus memutar dulu lewat Sumatera Barat, jadi tambah jauh. Sudah beberapa kali aku coba untuk "mengubah" (rute memang bisa diubah sesukamu) rute tersebut tapi sulit.
Ternyata memang ada jalur yang "putus" oleh Bing Maps, misalnya jalur antara Medan-Perbaungan, Tarutung-Sibolga, Tarutung-Padang Sidempuan, Pekanbaru-Jambi, dan Palembang-Bandar Lampung. Mudah-mudahan ini bisa dibenahi oleh Bing Maps, sehingga tidak menimbulkan kebingungan pada penggunanya.
Google Maps kali ini menang. Awalnya memang ketika memasukkan "Bandar Lampung" dan "Medan", yang muncul adalah jalur Lintas Barat (via Padang), tapi bisa diubah menjadi melintasi Lintas Timur.
Tidak hanya itu, kelebihan Google Maps lainnya adalah adanya pilihan alternatif jalur. Coba masukkan "Jakarta" dan "Malang", maka kamu akan diberi tiga pilihan jalur, yaitu Jakarta-Surabaya-Malang, Jakarta-Semarang-Solo-Jombang-Malang, dan Jakarta-Bandung-Yogya-Solo-Malang. Pilihan jalur (suggested routes) ada di sebelah kiri. Arahkan mouse pada masing-masing pilihan, dan akan nampak jalurnya di peta.
Inilah yang menjadi kelebihan Google Maps untuk direction, selain juga koneksi antarpulau. Tidak ada fitur seperti ini pada Bing Maps.

Tak ketinggalan, aku pun mencoba fitur Direction ini untuk perjalanan lintas negara dan lintas benua, berdasarkan referensi di atas. Demikian hasilnya.

Rekor direction paling jauh oleh Bing Maps (atas) dan Google Maps (bawah)

Ya, dua gambar di atas adalah rekor untuk masing-masing peta online. Direction paling jauh dari Bing Maps adalah Magadan (Rusia) - Faro (Portugal) dengan jarak 15.245,7 km, dan juga Ngoc Hien (Vietnam) - Port Elizabeth (Afrika Selatan) yang dengan jarak 20.721,9 km.
Untuk Google Maps, rekor paling jauh adalah Tezu (Arunachal Pradesh, India) - Faro (Portugal) dengan jarak 13.416 km, dan Tezu - Cape Town (Afrika Selatan) dengan jarak 26.146 km. Untuk rute Tezu - Cape Town ternyata harus memutar dulu lewat Eropa, baru menyambung lewat ferry ke Afrika, dan di Afrika pun memutar lagi dari barat ke timur. Ini karena dua negara di Afrika, Mesir dan Republik Demokratik Kongo (Zaire), tidak termasuk jaringan nonstop Google Maps. Karena itu rutenya harus "melangkaui" kedua negara itu dan menjadi makin jauh.
Tentunya jarang sekali ada orang yang mau menempuh jarak sejauh itu, tapi tidak apa-apa kalau sekadar untuk referensi. Akan lebih mudah lagi kalau semua negara bisa nonstop, tidak harus dibatasi zona-zona yang ada, seperti yang aku tulis di atas.
Oh iya, sedikit info, Google Maps kini juga bisa diakses dalam bahasa Indonesia dan domain dari Indonesia, yaitu dengan menuju maps.google.co.id. Interface yang aku gunakan di atas dalam bahasa Indonesia. Ini memang masih beberapa bulan, sebelumnya hanya bisa dalam bahasa Inggris dan domain standar.

Sekian saja perbandingan dari Google Maps dan Bing Maps. Memang masih ada fitur-fitur lain dari mereka berdua, tapi aku coba membandingkan fitur esensialnya saja. Harus diakui, nama Google Maps lebih terkenal, dan sepertinya lebih banyak yang mengakses ke sana daripada ke Bing Maps. Ditambah lagi Google Maps juga telah bekerjasama dengan Panoramio sehingga bisa menunjukkan foto-foto lokasi (Bing Maps tidak punya), dan juga akses lainnya. Tapi siapa tahu Bing Maps ke depannya juga bisa memiliki fitur lebih banyak.
Sekian tulisanku kali ini.
Tabik.

Sri...

Tulisan ini bukannya mau membahas tentang Sri Mulyani Indrawati, sang mantan Menteri Keuangan yang kini menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia. Bukan juga mau membahas tentang sebuah tembang campursari khas Jawa yang liriknya "Sri, kapan kowe bali...". Kali ini aku mau membahas tentang sebuah fenomena khas orang Melayu yang sering menggunakan sebuah kata untuk maksud "penghormatan" atau "pengagungan". Kata itu adalah sri (biasa juga ditulis dengan seri).

Menurut Wikipedia, SRI (atau juga biasa ditulis dengan seri, shri, sree, shree) adalah kata dalam bahasa Sansekerta yang secara harafiah bermakna "memancarkan cahaya". Belakangan kata ini berkembang menjadi sebuah gelar penghormatan kepada dewa-dewi (contoh : Sri Krisna, Sri Indra), para tokoh spiritual, dan juga orang-orang terhormat.
Kita tahu sama-sama bahwa sejak agama Hindu dan Buddha masuk ke Nusantara, banyak aspek-aspek kebudayaan India yang mulai masuk kemari, salah satunya adalah penggunaan kata "Sri" ini.
Di Nusantara, beberapa tempat menggunakan nama Sri. Misalnya Bandar Seri Begawan, ibukota Negara Brunei Darussalam. Di Malaysia ada Sri Aman (Sarawak), Sri Gading (Johor), Sri Petaling (Kuala Lumpur), Bandar Sri Damansara dan Seri Kembangan (Selangor). Istana Yamtuan Besar Negeri Sembilan terletak di Seri Menanti.
Di Indonesia mungkin tidak terlalu umum, tapi ada juga seperti Bandar Seri Bentan dan Seri Kuala Lobam di Pulau Bintan, dan juga beberapa pelabuhan seperti Sri Bintan Pura (Tanjung Pinang), Bandar Sri Udana (Tanjung Uban, Bintan), dan Bandar Sri Laksamana (Bengkalis).
Beberapa tempat yang sebenarnya tidak memakai "Sri" biasa diberi gelar "Sri", terutama dalam lagu-lagu Melayu, seperti Sri Mersing, Sri Langkat, Sri Kedah, dan sebagainya.
Di luar nama tempat, beberapa "benda" juga memakai gelar "Sri". Kereta api jurusan Yogyakarta-Banyuwangi memiliki nama Sri Tanjung, begitu juga dengan KRD ekonomi di Medan yang memiliki nama Sri Lelawangsa. Di Riau ada dua stasiun televisi lokal dengan nama "Sri", yaitu Sri Gemilang TV (Indragiri Hilir) dan Sri Junjungan TV (Bengkalis). Di Malaysia ada grup hotel bernama Seri Malaysia. Ada juga rumah makan di Palembang yang bernama Sri Melayu. Masih banyak lagi contoh-contoh lainnya.
"Sri" juga biasa digunakan sebagai gelar untuk raja atau pemimpin. Raja Sunda (Pajajaran) yang ke-35 bergelar Sri Baduga Maharaja. Raja Majapahit yang ke-4 bergelar Sri Rajasanagara, walaupun orang ramai lebih mengenal nama aslinya yaitu Hayam Wuruk. Pendiri kerajaan Sukhothai (Siam) bernama Sri Indraditya. Dua raja dari Kerajaan Khmer (Kamboja) juga memakai gelar "Sri", yaitu Sri Jayawarman dan Sri Indrawarman.
Di masa modern, Raja Malaysia bergelar Seri Paduka Baginda Yang Dipertuan Agong, demikian pula dengan permaisuri bergelar Seri Paduka Baginda Raja Permaisuri Agong. Raja Mataram-Islam yang berkedudukan di Yogyakarta bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono, manakala yang berkedudukan di Surakarta bergelar Sri Susuhunan Pakubuwono. Tidak lupa pula, banyak umat Kristen Katolik di Indonesia memanggil pemimpin tertinggi di Vatikan dengan gelar Sri Paus.
Uniknya, di kalangan masyarakat Jawa nama "Sri" tidak semuanya identik dengan "penghormatan". Kata "Sri" akhirnya identik dengan nama perempuan. Contohnya ya mantan menteri keuangan kita itu, Sri Mulyani Indrawati. Kita juga pernah punya menteri pemberdayaan perempuan bernama Sri Rejeki Sumaryoto. Masih banyak lagi Sri-Sri yang lain, termasuk salah seorang tanteku.
Dewi padi bagi masyarakat Jawa adalah Dewi Sri.
Tidak hanya perempuan, laki-laki pun ada juga yang memiliki nama "Sri", contohnya Sri Bintang Pamungkas.

Tulisan ini bukan bermaksud apa-apa, cuma iseng saja. Tapi mudah-mudahan bisa bermanfaat, terutama bagi kamu yang memang ikut penasaran seperti aku tentang fenomena kata "Sri" ini.
Tabik.

Sujiwo Tejo - Pada Suatu Ketika (Titi Kala Mangsa)

Akhirnya dapat juga lagu ini setelah kucari ke sana ke mari. Aku tertarik mendengar lagu ini setelah menonton filem "Tanda Tanya" (?), walaupun sebelumnya sudah sempat populer. Digubah dan dinyanyikan oleh Sujiwo Tejo, sang Dalang Edan, dalam bahasa Jawa "puitis". Terjemahan dapat dilihat pada video di bawah.

Wong takon wong sing tur angkara
Antarane rika aku iki
Sumebar ronronane gara
Janji sabar sabar sak wetara wektu
Kala mangsane
Titi kala mangsa

Pamujiku ti bisa
Sinutra korban jiwangga
Pamungkase kang tur angkara
Titi kala mangsa

Download : http://www.4shared.com/audio/jeG_Ai6e/Sujiwo_Tejo_-_Pada_Suatu_Ketik.html

Selamat Tinggal Sepakbola Indonesia

Mimpi burukku bahwa Kongres PSSI yang digelar hari ini akan diliputi kericuhan dan tidak akan bisa berjalan dengan baik ternyata menjadi kenyataan. Sekitar pukul 20.30 tadi, secara sepihak ketua kongres yang juga ketua Komite Normalisasi (KN) Agum Gumelar memberhentikan sidang dan meninggalkan ruang sidang beserta seluruh anggota KN, tamu dari FIFA dan tamu dari AFC.
Sudah kuduga bahwa ini akan terjadi. Bayangkan saja, sampai detik-detik menjelang kongres, sekelompok orang yang menyebut dirinya Kelompok 78 tetap berjuang keras untuk meloloskan George Toisutta dan Arifin Panigoro agar bisa masuk dalam daftar calon ketua umum PSSI. Kita sama-sama tahu bahwa mereka berdua bersama Nurdin Halid dan Nirwan Bakrie ditolak dan tidak berhak untuk menjadi calon ketua umum PSSI. Tetapi entah ada angin apa, sekelompok golongan yang tadinya mati-matian mendukung Nurdin Halid agar menjadi ketua umum PSSI kini malah berbalik mendukung George Toisutta dan Arifin Panigoro agar bisa menjadi ketua umum PSSI. Jelas ini memunculkan berbagai spekulasi, kecurigaan, dan prasangka buruk dari masyarakat.
Dan di kongres ini, isu tersebut kembali diungkit. Celakanya, isu itulah yang membuat kongres ini tidak menghasilkan apa-apa. Bayangkan saja, sejak kongres dimulai, sudah terjadi perdebatan antara peserta kongres dengan Agum Gumelar selaku ketua sidang. Apa yang diperdebatkan??? Tentu saja mempertanyakan sebab-musabab ditolaknya George Toisutta dan Arifin Panigoro untuk menjadi calon ketua umum PSSI. Peserta sidang juga ingin meminta kejelasan dari Komite Banding alias Komding mengenai kenapa mereka mengizinkan dua orang itu menjadi calon ketua umum, sedangkan KN tidak menyetujuinya.
Pak Agum dan KN tetap tak bergeming. Baginya masalah itu sudah cukup sampai di situ. Tapi perdebatan yang alot akhirnya mendorong Pak Agum mempersilakan delegasi FIFA, aku lupa namanya siapa (yang pasti orang putih), untuk menjelaskan. Seharusnya di situ ia hanya bertindak sebagai pengamat, tapi akhirnya ia angkat berbicara. Tapi bicaranya hanya membuat keadaan tambah rumit karena apa yang ia sampaikan memang tidak jelas.
Perdebatan pun tetap berlanjut. KN tetap pada pemikirannya, peserta kongres pun tetap pada pemikirannya. Keadaan jadi tak terkendali hingga tak ada angin tak ada hujan, Pak Agum langsung melafazkan Hamdallah dan mengetuk palu pertanda kongres tersebut dihentikan.

Memang memalukan. Entah sedih, entah kecewa, entah marah, tak tahu bagaimana aku menggambarkan perasaanku melihat kelakuan para peserta sidang yang terliput oleh media internasional tadi. Mulai dari perilaku para peserta yang hanya mau berbicara tak mau mendengar, hingga seakan-akan tidak mau menghormati mereka yang ada di depan, yaitu Pak Agum, anggota KN, wakil dari FIFA dan wakil dari AFC. Padahal kongres ini penting, selain karena kita menentukan nasib PSSI ke depan, juga mempertaruhkan nama baik sepakbola Indonesia di mata internasional.
Entah apa yang ada di pikiran para peserta kongres dan juga tentunya Kelompok 78 itu untuk berani-beraninya menantang FIFA. Aku katakan menantang FIFA, jelas. Kita ini masih di bawah asuhan FIFA dan apapun yang berlaku di persepakbolaan kita adalah tanggung jawab FIFA. Dan kita tidak bisa semena-mena akan soal ini, apalagi hanya menyangkut dua orang yang bukan presiden, bukan raja, bukan dewa, dan bukan tuhan. Bagaimana terpuruknya nama Indonesia, sepertinya tidak terpikirkan oleh mereka. Yang penting saya dapat uang, yang penting saya dapat jabatan, yang penting saya dapat bagian, yang penting saya, saya, saya, dan saya. Mereka telah menjual nama baik sepakbola Indonesia demi ke-aku-an, ke-saya-an, ke-gue-an, ke-aing-an, ke-kawe-an, ke-den-an, dan silakan teruskan sendiri. Sudah habis perkataanku menggambarkan kekecewaan ini.

Nah, di TV banyak membahas tentang kita dan FIFA. Sikap para peserta sidang ini terkesan melanggar FIFA. Spekulasiku ada dua :

  1. Mereka tidak peduli apa peranan FIFA dan nasib sepakbola kita di mata internasional demi kepentingan mereka sendiri. Kecurigaanku, GT dan AP sudah melakukan permainan uang dalam hal ini. Bayangkan, demi apa Kelompok 78 begitu loyal terhadap mereka berdua, kalau bukan karena uang???
  2. Mereka Memang sengaja menjatuhkan nama kita di hadapan FIFA supaya negara kita diskors dan dikenai sanksi dari FIFA. Bisa jadi orang-orang ini sudah dikuasai oleh penguasa judi bola supaya semua pertandingan internasional kita dibatalkan. Dengan demikian yang mempertaruhkan supaya Indonesia kalah langsung bisa dapat untung. Kecurigaan yang sama terjadi ketika final piala AFF kemarin, bahwa Indonesia memang diskenariokan kalah melawan Malaysia supaya bandar judi bola bisa dapat untung banyak.

Jadi aku bisa simpulkan bahwa para peserta kongres dan Kelompok 78 memang parasit. Ternyata mereka sama saja seperti Nurdin Halid, dan ternyata sistem PSSI sudah seperti itu. Bagaimana mengharapkan revolusi total, kalau orang di dalamnya pun ternyata sama saja??? Dan mereka ini banyak dan tersebar, ada di daerah-daerah. Jadi bukan hanya ketua umumnya, cecunguk-cecunguknya pun sudah rusak.
Tapi kalau aku mau jujur, bukan hanya mereka yang salah. KN, Komding, dan FIFA pun salah. Kalaupun GT dan AP ditolak, jelaskanlah baik-baik kenapa mereka berdua ditolak, dengan demikian kita bisa tahu duduk perkaranya secara clear dan semoga semua pihak bisa menerimanya. Bukankah itu yang dituntut oleh para peserta selama lebih dari 4 jam tadi??? Sementara penjelasan dari delegasi FIFA hanya akan membuat situasi tambah pelik, karena apa yang ia sampaikan ambigu.
Nah, menjelaskan ini pun sebenarnya salah kalau baru dijelaskan pada saat hari H kongres, karena tidak masuk dalam agenda sidang. Harusnya dari hari-hari kemarin. Dalam hal ini, semua yang ada di sini aku bisa mengatakan tidak siap untuk menggelar kongres.

Biarlah kalau akhirnya kita diskors FIFA, kena sanksi FIFA dan kita tidak bisa ikut pertandingan internasional. Biarlah. Dan dengan demikian, aku tidak akan pernah menyaksikan APAPUN tentang sepakbola Indonesia lagi. Lebih baik aku menonton aksi klub kesayanganku, Liverpool FC, beraksi di Anfield Stadium, daripada menonton sepakbola Indonesia yang secara keseluruhan sistemnya sudah hancur semua. Kalau kemarin aku teriak-teriak MAJULAH SEPAKBOLA INDONESIA!!!, kini cukuplah aku mengelus dada dan mengatakan dengan suara rendah, selamat tinggal sepakbola Indonesia. Wassalam.

Awalan Nomor Telepon di Jabodetabek

Nomor telepon bukan sembarang nomor telepon, tapi juga berguna sebagai penunjuk lokasi telepon atau orang yang memiliki nomor telepon itu berada. Tempat itu ditandai oleh 2 atau 3 digit awal yang ada pada nomor telepon. Yang aku maksud di sini bukan kode telepon seperti 021 atau 022 ya, itu barang lain.
Misalnya ada nomor telepon 021-548XXXX, 021 itu adalah kode telepon Jabodetabek (kecuali Kota Bogor dan sebagian Kabupaten Bogor), sedangkan 548 itu awalan nomor telepon. Dari awalan 548 itu kita bisa memperkirakan kalau telepon itu berlokasi di sekitar Kebon Jeruk atau Slipi.
Dan selama belasan tahun aku di Bekasi, aku bisa mengamati dan perlahan-lahan membuat senarainya, siapa tahu berguna. Walaupun mungkin zaman sekarang orang lebih sering memakai telepon seluler, tapi tetap saja telepon rumah atau telepon kabel memegang peran penting, terutama mungkin di dunia niaga.

Berikut senarainya. Kalau ada yang kurang atau salah, tolong kasih tahu.

3
31-, 32- (6 digit), 33- (6 digit), 39-
- Jakarta Pusat : Kec Menteng, Kec Senen (kecuali Senen dan Bungur), Kec Tanah Abang (Kebon Kacang, Kebon Melati, Kampung Bali)
34-, 35-, 38-
- Jakarta Pusat : Gambir, Cideng, Senen, Bungur, Pasar Baru

4
42-
- Jakarta Pusat : Kec Cempaka Putih, Kec Johar Baru, Kec Kemayoran (kecuali Kota Baru Bandar Kemayoran
43-, 49- (6 digit)
- Jakarta Utara : Kec Tanjung Priok (kecuali Sunter), Kec Koja
44-
- Jakarta Utara : Kec Cilincing
45-
- Jakarta Utara : Kec Kelapa Gading (kecuali Pegangsaan Dua)
46-
- Jakarta Timur : Kec Cakung, Kel Pulo Gadung
- Jakarta Utara : Pegangsaan Dua
47-, 489-
- Jakarta Timur : Kec Pulo Gadung (kecuali Kel Pulo Gadung)
48-
- Jakarta Timur : Penggilingan, Pulo Gebang

5
514-, 515-
- Jakarta Selatan : Kawasan Niaga Terpadu Sudirman (SCBD)
52-, 575-, 576-, 579-
- Jakarta Selatan : Kec Setiabudi (kecuali Menteng Atas, Pasar Manggis, Guntur), Kuningan Barat (Kec Mampang Prapatan), Senayan (Kec Kebayoran Baru)
53(0-6)-, 548-, 549-
- Jakarta Barat : Kec Kebon Jeruk (kecuali Duri Kepa dan Kedoya), Kec Palmerah (kecuali Kota Bambu dan Jatipulo)
- Jakarta Pusat : sebagian Kel Petamburan dan Kel Gelora (Kec Tanah Abang)
- Jakarta Selatan : sebagian Kec Kebayoran Lama
53(7-9)-
- Kota Tangerang Selatan : Serpong
- Kabupaten Tangerang : Cisauk
54(0-2)-, 544-, 545-
- Jakarta Barat : Kec Cengkareng, Kec Kalideres
543-, 546-, 547-
- Kabupaten Tangerang : Kec Kelapa Dua, Kec Legok
55-
- Kota Tangerang (kecuali Ciledug, Larangan, dan Karang Tengah)
- Jakarta Barat : Semanan
- Jakarta Utara : Kamal Muara
56-
- Jakarta Barat : Kec Grogol Petamburan, Kota Bambu, Jatipulo, Duri Kepa
57(0-4)-
- Jakarta Pusat : Kec Tanah Abang (Bendungan Hilir, Karet Tengsin, Petamburan, Gelora)
58-
- Jakarta Barat : Kec Kembangan, Kedoya
- Kota Tangerang : Kec Larangan, Kec Karang Tengah
588-
- Jakarta Utara : Kapuk
59-
- sebagian besar Kabupaten Tangerang
- Kabupaten Bogor : Kec Parung Panjang

6
600-, 601-, 612-, 62-, 639-, 649-, 659-, 692-
- Jakarta Barat : Kec Tamansari
- Jakarta Pusat : Kec Sawah Besar (kecuali Pasar Baru)
- Jakarta Utara : Mangga Dua
619-
- Jakarta Barat : Kec Cengkareng, Kec Kalideres
63(0-8)-
- Jakarta Barat : Kec Tambora, Pinangsia
- Jakarta Pusat : Petojo, Jatipulo
64-
- Jakarta Utara : Kec Pademangan
65(0-3)-
- Jakarta Utara : Sunter
654-
- Jakarta Pusat : Kota Baru Bandar Kemayoran
66-
- Jakarta Utara : Kec Penjaringan (kecuali Kapuk)
68- (6 digit)
- Jakarta Utara : Ancol

7
70-, 71-
- Telkom Flexi
71(7-9)-
- Jakarta Selatan : Bangka (Kec Mampang Prapatan)
72-, 739-
- Jakarta Selatan : Kec Kebayoran Baru (kecuali Kel Senayan), sebagian Kebayoran Lama
7279-
- Jakarta Selatan : Kec Jagakarsa
73(0-4)-
- Kota Tangerang : Kec Ciledug
- Kota Tangerang Selatan : sebagian Kec Pondok Aren
73(5-8)-
- Jakarta Selatan : Kec Pesanggrahan
- Kota Tangerang Selatan : sebagian Kec Ciputat dan Kec Pondok Aren
74-
- Kota Tangerang Selatan : Ciputat, Pamulang
750-, 751-, 759-, 78-
- Jakarta Selatan : Kec Cilandak, Kec Pasar Minggu (kecuali Pejaten), Kec Jagakarsa, Pondok Pinang (Kec Kebayoran Lama)
75(2-7)-
- Kabupaten Bogor : Kec Rumpin, Kec Gunung Sindur
- Kota Depok : Kec Sawangan, Kec Limo, Kec Cinere, Kec Beji
- Kota Tangerang Selatan : sebagian Kec Serpong
76-
- Jakarta Selatan : Pondok Pinang
77-
- Kota Depok, kecuali Cinere, Sawangan, Limo, Cimanggis, dan Tapos
79-
- Jakarta Selatan : Kec Mampang Prapatan (kecuali Kuningan Barat dan Bangka), Kec Pancoran, Pejaten

8
800-, 801-, 808-, 809-
- Jakarta Timur : Kec Kramat Jati (Cawang, Cililitan), Kec Makasar (Halim, Makasar, Kebon Pala)
819-
- Jakarta Timur : Kec Jatinegara
820-, 821-, 822-, 824-, 827-
- Kota Bekasi : Kec Rawalumbu, Jaka Mulya, Jaka Setia, Pekayon, Jatiasih, Jatirasa
- Kabupaten Bekasi : Jatimulya (Kec Tambun Selatan)
- Kabupaten Bogor : Bojong Kulur (Kec Gunung Putri)
823-, 8249-
- Kabupaten Bogor : Kec Cileungsi, Kec Klapanunggal, Kec Gunung Putri (Cikeas Udik, Nagrak)
825-, 826-
- Kota Bekasi : Bojong Menteng, Kec Bantar Gebang, Kec Mustika Jaya
- Kabupaten Bekasi : Kec Setu, Kec Serang
828-, 829-, 83-
- Jakarta Selatan : Kec Tebet, Menteng Atas, Pasar Manggis, Guntur
840-, 841-, 842-, 8778-, 8779-
- Jakarta Timur : Kec Kramat Jati, Kec Pasar Rebo (Cijantung, Gedong, Baru), Kec Ciracas (Rambutan, Susukan), Lubang Buaya, TMII, Pinang Ranti
843-, 844-, 845-
- Jakarta Timur : Kec Cipayung (kecuali Lubang Buaya dan TMII)
- Kota Bekasi : Kec Jatisampurna, Jatiwarna, Jatimurni, Jatiluhur, Jatisari
- Kota Depok : Harjamukti, Leuwinanggung
84(6-9)-
- Kota Bekasi : Kec Pondok Gede (kecuali Jatibening Baru), Kec Pondok Melati (kecuali Jatiwarna dan Jatimurni), Jatikramat, Jatimekar
8493-
- Kabupaten Bogor : Ciangsana (Kec Gunung Putri)
85-
- Jakarta Timur : Kec Jatinegara, Kec Matraman
86(0-3)-, 866-
- Jakarta Timur : Kec Duren Sawit (kecuali Pondok Kelapa), Cipinang Melayu
864-, 865-, 869-
- Jakarta Timur : Pondok Kelapa
- Kota Bekasi : Bintara Jaya, Jatibening Baru
867-
- Kabupaten Bogor : Kec Gunung Putri (kecuali Cikeas Udik, Nagrak, Ciangsana, Bojong Kulur)
87(0-2)-, 877(0-2)-
- Jakarta Timur : Ciracas, Kec Pasar Rebo (Pekayon, Kalisari)
- Kota Depok : sebagian Kec Cimanggis
873-, 874-, 877(3-5)-
- Jakarta Timur : Cibubur, Kelapa Dua Wetan
- Kota Depok : Kec Cimanggis (kecuali Harjamukti), Kec Tapos (Sukatani, Sukamaju Baru, Jatijajar)
875-, 876-, 878-, 879-
- Kota Depok : Kec Tapos (Tapos, Cilangkap, Cimpaeun)
- Kabupaten Bogor : Cibinong, Citeureup, Babakan Madang, Bojong Gede
88(0-2)-, 883(2-6)-
- Kota Bekasi : Kec Bekasi Timur
- Kabupaten Bekasi : Tambun (kecuali Jatimulya)
8830-
- Kabupaten Bekasi: Kec Cibitung
88(4-6)-, 889-
- Kota Bekasi : Kec Bekasi Barat (kecuali Bintara Jaya), Kec Bekasi Selatan (kecuali Jaka Mulya, Jaka Setia, Pekayon Jaya), Kec Medan Satria, Kec Bekasi Utara
887-, 888-
- Kota Bekasi : Kec Bekasi Utara
8899-
- Kabupaten Bekasi : Kec Taruma Jaya
891-, 892-
- Kabupaten Bekasi
890-, 893-, 897-, 898-, 8990-, 8991-
- Kabupaten Bekasi : Cikarang, Kedungwaringin
899(3-6)-
- Kabupaten Bekasi : Kec Cibarusah
- Kabupaten Bogor : Kec Jonggol, Kec Cariu

Sekian saja yang aku tahu, kalau ada yang kurang atau salah silakan tinggalkan di kolom komentar. Semoga berkenan.