Bumi kembali berguncang. Kalau beberapa bulan silam negara kita yang dilanda gempa hebat, beberapa hari yang lalu, 12 Januari 2010, sebuah negara kecil dan miskin di gugusan Karibia diguncang gempa hebat yang diperkirakan mencapai lebih dari seratus ribu orang.
Haiti. Itulah nama negara itu. Mungkin cukup asing bagi telinga orang Indonesia. Maklum saja, selain letaknya yang sangat jauh dan luasnya yang kecil, Haiti juga tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia. Terakhir kali aku mendengar berita tentang Haiti (sebelum gempa) adalah bahwa sebagian rakyatnya yang terhimpit kemiskinan terpaksa makan tanah. Makan tanah??? Aku tidak bohong, beritanya bisa dilihat di sini. Padahal di Indonesia, semiskin-miskinnya manusia masih berusaha untuk mencari sesuap nasi atau makanan pokok lainnya.
Haiti memang negara miskin. Pendapatan per kapitanya sekitar US$800 (di bawah Indonesia, US$2200). Karena itulah ketika gempa melanda, negara itu seperti mati suri. Bukan apa-apa, pusat gempa dekat sekali dengan ibukota Haiti (Port Au Prince), sekitar 12 km. Banyak bangunan, termasuk istana presiden, rusak parah. Mereka tak bisa menanggulanginya sendiri, dan harus mendapatkan pertolongan dari negara lain. Yang pertama kali bertindak ialah PBB dan Amerika Serikat.
Walaupun negara kita belum sepenuhnya pulih dari bencana gempa yang melanda beberapa masa silam, tak ada salahnya untuk membantu Haiti. Jangan hanya kita yang ditolong, tapi kita tak mau membantu negara lain. Apalagi bencana ini adalah bencana skala internasional. Bila tak mampu menyokong harta dan tenaga, membantu dalam doa pun berguna. Semoga Tuhan melindungi Haiti dan Haiti boleh kembali bersenyum...