Raja Bhumibol Adulyadej dari Thailand

Presiden Republik Korea, Lee Myung-Bak

Siapa yang tak mau jadi raja??? Semuanya pasti mau. Sayangnya, orang Indonesia tidak mungkin jadi raja karena Indonesia bukan negara kerajaan atau monarki. Indonesia adalah negara republik. Banyak orang berkelakar "Jadi raja itu enak, berkuasa sampai mati pun boleh. Tapi kalau presiden, paling lama 2 masa jabatan, sepuluh tahun,". Benar juga, kecuali kalau presiden gila kekuasaan, konstitusi bisa dia ubah supaya dia bisa menjabat seumur hidup. Tapi anaknya belum tentu pula jadi presiden. Sedangkan kerajaan, apabila raja mangkat tampuk kekuasaan diserahkan kepada anaknya.
Pernahkah kamu membayangkan kalau negara kita dipimpin seorang raja??? Sebagian orang pasti mengatakan "Wah, berarti aku tak boleh jadi pemimpin. Ini tak adil". Tapi mungkin sebagian orang juga akan mengatakan "Wah, berarti karena anak pemimpin itu keluarga kerajaan, mereka eksklusif, kita tak boleh berteman dengan mereka,". Jangan berprasangka negatif dulu. Jangan samakan kerajaan-kerajaan sekarang dengan kerajaan di negeri dongeng seperti Cinderella. Era globalisasi menyebabkan semua orang harus berhubungan satu sama lain, termasuk raja juga harus bersentuhan dengan rakyat.
Kerajaan-kerajaan yang ada sekarang pun tidak semuanya memiliki kekuasaan mutlak, tapi kebanyakan kerajaan sekarang adalah kerajaan konstitusional. Kekuasaannya dibatasi konstitusi, dan menganut faham Trias Politica : ada eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Pemimpin eksekutif adalah Perdana Menteri. Jadi, sampai saat ini Raja hanya sebagai simbol kedaulatan negara, tetapi apabila negara dalam kemelut maka rakyat mengharapkan petuah dan rancangan Raja. Bagaimanapun juga, Raja adalah pemimpin rakyat secara tradisional.
Lain halnya dengan Republik. Presiden dipilih oleh rakyat, bisa secara langsung atau tidak langsung. Di beberapa negara, presiden juga hanya sebagai simbol, sedangkan pemerintahan dijalankan oleh Perdana Menteri. Di negara lainnya, termasuk Indonesia, presiden menjalankan pemerintahan eksekutif. Salah satu hak istimewa adalah bahwa setiap orang boleh menjadi presiden. Sayangnya, manusia yang semakin dibutakan oleh 3Ta (Harta, Takhta, Wanita) membuat semua orang mencari jalan untuk menjadi presiden, termasuk jalan yang salah.
Indonesia berada dalam kemelut. Marilah kita bersama merenungkan dalam hati, sebenarnya apa tujuan bangsa ini. Dan yang terpenting, apakah sistem pemerintahan yang sekarang ini masih relevan dalam kehidupan kita, renungkanlah.