Jalur kereta api Asia Tenggara dan China. Bisakah dari sini menuju Indonesia???
Postingan ini masih ada kena mengena dengan postingan ini. Jadi aku sudah cerita, di blog kawan kita yang bernama Helmut Uttenthaler itu, aku meninggalkan komentar singkat yang isinya mengajak dia untuk datang ke Indonesia dengan naik kereta api dari negaranya, Austria, ke negara ini. Karena dia penyenang kereta api, maka aku mengajaknya naik kereta api, bukan pesawat terbang.
Pertanyaannya, bisa kah???
Ternyata jawabannya BISA. Tapi tak mudah, agak susah sedikit.
Begini rute perjalanannya :
- Dari kota manapun di Eropa ke Moskow. Ini macam-macam rutenya.
- Dari Moscow lalu naik kereta api lewat jalur Trans-Siberian Railway menuju Beijing. Perjalanan ini sekitar satu minggu.
- Dari Beijing lalu menuju Hanoi dengan kereta api langsung. Perjalanan ini sekitar 3 hari 2 malam.
- Dari Hanoi, bisa naik bis ke Vientiane (satu hari), atau lanjut naik kereta api ke Ho Chi Minh dan dari Ho Chi Minh naik bis ke Phnom Penh lalu ke Bangkok. Memang sangat disayangkan tidak ada jalur kereta api di Kamboja dan Laos, sehingga terpaksa untuk melewati kedua negara itu menuju Thailand harus naik bis.
- Dari Vientiane naik kereta api langsung menuju Bangkok.
- Dari Bangkok bisa langsung naik kereta api menuju Singapura, lalu dari Singapura menuju Batam dengan kapal ferry. Tapi sayangnya, dari Batam ke kota lain sepertinya harus dengan kapal terbang, kecuali memang ada kapal laut langsung. Sepertinya ada kapal Pelni yang ke sana.
- Alternatif lain, dari Bangkok ke Kuala Lumpur, lalu dari Kuala Lumpur naik kereta api ke Tampin, Melaka. Dari Tampin menuju Bandar Melaka harus naik bis atau taksi, lalu dari Melaka bisa menyeberang dengan kapal ferry menuju Dumai, Riau. Dari Dumai ke mana-mana tempat bisa naik bis.
- Alternatif lain lagi, lewat Pulau Pinang. Jadi dari Bangkok turun di Butterworth, lalu naik bis ke Georgetown (Pulau Pinang) dan dari sana naik kapal ferry menuju Medan, Sumatera Utara.
Di situ juga dijelaskan alasan-alasan untuk tidak memakai pesawat terbang dan memilih menggunakan moda transportasi lain. Penjelasannya bisa dibaca di sini. Ternyata perbandingan emisi CO2 yang dihasilkan antara kapal terbang dengan moda transportasi lain memang cukup jauh.
Di luar itu, banyak yang bisa kita nikmati dengan perjalanan tanpa pesawat terbang ini. Terutama pemandangannya, masyarakatnya, dan nyamannya tidur nyenyak di dalam kereta api. Di dalam pesawat terbang, sudah hanya bisa tidur di tempat duduk (kecuali 1st class), cuma bisa melihat-lihat awan, banyak pula batasannya. Memang kelebihan kapal terbang adalah waktu tempuhnya yang cepat, tapi kalau sedang tidak terburu-buru, sebaiknya gunakanlah moda transportasi lain seperti kapal laut atau kereta api misalnya.
Adanya Jembatan Selat Malaka mampu mempermudah akses tanpa kapal terbang menuju Indonesia
Perjalanan tanpa kapal terbang ini nantinya bisa semakin dimudahkan apabila Jembatan Selat Malaka sudah selesai dibangun. Nantinya akan membuka akses darat langsung dari Pulau Sumatera menuju Tanah Semenanjung. Tapi mungkin baru beberapa tahun lagi mulai dibangun, karena pembangunan ini memakan biaya tidak sedikit. Ditambah lagi pemerintah kita akan lebih fokus untuk pembangunan Jembatan Selat Sunda daripada jembatan ini.
Nah, masalahnya selain biaya, tentunya kesiapan infrastruktur di Indonesia juga harus jadi bahan pertimbangan. Kita berharap, sebelum JSM jadi, jalan di daerah Sumatera sudah harus mulus. Tapi selain itu, sebaiknya pemerintah kita juga membangun jalur kereta api menuju Pulau Sumatera sehingga bisa langsung naik kereta api dari sini ke negara lain.
Kereta api itulah yang penting, karena bisa menjadi alternatif rute ekspor impor negara kita. Selain itu juga kan kendaraan pribadi atau kendaraan jalan raya juga merupakan sesuatu hal yang harus dihindari untuk menjaga kebersihan lingkungan kita. Naik mobil sendiri pun selain menghasilkan polusi, juga bukan hal yang menyenangkan untuk berjalan-jalan karena harus menyetir sendiri, kecuali kamu memang menyukainya.
Tapi tanpa jembatan itu pun, pada intinya sudah bisa ke negara kita atau dari negara kita ke negara lain, termasuk ke Eropa, tanpa naik kapal terbang. Silakan nikmati kalau kamu memang ingin menikmatinya. Suatu hari nanti aku mau mencoba.