Kawan-kawan, kuteruskan lagi ceritaku. Dari Semarang kami jalan ke Solo. Sepanjang jalan itu banyak tempat-tempat menarik, seperti Museum Rekor Indonesia, Pabrik Jamu Jago, Pabrik Jamu Sido Muncul, Candi Gedong Songo, Bandungan, Kampung Kopi Banaran (di sini ada tur kebun kopi dengan kereta khusus), dan masuk ke Kota Salatiga. Ternyata umur Kota Salatiga ini cukup tua, sekitar 1300 tahun! Di Salatiga kami sempatkan beli roti, aku lupa nama kedainya, dan juga ke Universitas Kristen Satya Wacana. Dari Salatiga, teruskan ke Boyolali, Kartosuro, dan masuk ke Solo.
Di Solo kami menginap di Novotel. Malamnya kami makan di Langen Bogan, sebuah tempat jajan yang pedagang-pedagangnya merupakan PKL yang dipindahkan oleh Pemerintah Kota Solo agar lebih tertib. Di saat kota lain kelimpungan memikirkan PKL, Solo sudah tahu solusinya. Esoknya, kami ke Keraton Surakarta dan Pura Mangkunegaran, tak lupa pula ke Pasar Klewer membeli baju batik dan oleh-oleh lainnya.
Dari Solo kami ke Yogya. Ternyata cukup singkat, hanya 1 jam. Sebenarnya ada Candi Prambanan, tapi kami pun sebelumnya sudah pernah ke sana. Di Yogya kami hanya semalam, karena sudah dua kali pula kami ke Yogya, tapi kota yang satu ini memang benar-benar mantap untuk dikunjungi. Kami menginap di Malioboro.
Kalau kawan-kawan lihat profil Facebook atau Friendsterku, pasti lihat fotonya. Ya, aku memakai blangkon, dan blangkon itu dibelinya di Malioboro. Sudah tentu di sana kami pun makan lesehan, ayam bakar dan burung dara bakarnya memang lezat.
Dari Yogya, target kami adalah Tasikmalaya, Jawa Barat. Tapi kami sangsi, apakah kami bisa tiba di sana. Dengan penuh keyakinan kami jalan ke sana. Dari Yogya, kami melewati Wates, Purworejo, Kutoarjo, Prembun, Kebumen, Karanganyar, Gombong, Sumpiuh, Sampang, Wangon, Lumbir, Majenang, dan akhirnya masuk ke Provinsi Jawa Barat kembali, provinsi tempat aku tinggal sekarang.
Jalur Selatan memang lebih sulit untuk dilalui karena berliku-liku, tapi pemandangannya lebih menyejukkan mata karena dikelilingi gunung. Kami pun masuk Kota Banjar, dan hari sudah malam. Sayangnya kami tidak tahu apakah di Banjar ada penginapan yang layak atau tidak. Dengan keyakinan teguh kami teruskan ke Ciamis dan akhirnya tiba di Tasikmalaya. Tunggu kisahku selanjutnya...