Hore... setelah lama menunggu, akhirnya tiba waktunya juga aku untuk melakukan perjalanan ke tempat yang jauh. Aku melakukan perjalanan beserta kumpulan tour dari Jakarta menuju 3 kota di Delta Sungai Mutiara atau Pearl River Delta : Hong Kong, Macau, dan Shenzhen.
Perjalanan ke Hong Kong dari Jakarta sekitar 5 jam. Umpamanya aku berangkat dari Jakarta pukul 6.30 WIB, aku tiba di Hong Kong pada pukul 11.30 WIB atau 12.30 waktu Hong Kong. Aku menumpang kapal terbang China Airlines, dengan fasilitas yang cukup memuaskan, termasuk hiburan on-screen di kabin kapal, baru kali ini aku naik kapal terbang yang ada fasilitas semacam itu.

Bandar Udara Internasional Hong Kong

Tiba di bandar udara Hong Kong, aku melihat bandar udara ini sangat megah. Tak heran kalau beberapa kali ianya menerima penghargaan daripada SkyTrax sebagai bandar udara terbaik di dunia. Arsitekturnya cukup menawan dan banyak menggunakan cahaya matahari, sehingga menghemat penggunaan listrik.
Dari sana kami akan menuju Macao, langsung naik kapal jetfoil tanpa pemeriksaan paspor lagi. Dari bandar udara ke pelabuhan atau pelantar jetfoil, ada jalur kereta bawah tanah khusus. Bagus juga.
Setelah satu jam digoyang-goyang ombak di kapal jetfoil, kami pun tiba di Macau. Macau adalah wilayah di China yang termasuk Daerah Administratif Khusus atau Special Administrative Region, sama seperti Hong Kong. Artinya adalah, Macau dan Hong Kong punya kewenangan untuk mengatur segala urusan pemerintahan, kecuali beberapa urusan seperti masalah luar negeri dan masalah militer, itu tetap harus diatur oleh China.
Macau menggantungkan hidupnya dari pariwisata dan judi. Kalau kedua ini tidak ada di Macau, Macau akan lumpuh dan kesulitan mencari penghasilan karena daerahnya yang sempit (hanya 29,2 km2). Ada 33 kasino di Macau, dan yang paling terkenal adalah MGM dan Lisboa, sedangkan yang baru dibuka dan cukup banyak menghisap pengunjung beberapa di antaranya adalah Venetian dan City of Dreams.

City of Dreams, salah satu tempat hiburan di Macau yang juga memiliki kasino

Di City of Dreams terdapat aneka ragam hiburan, tidak hanya kasino. Salah satunya adalah atraksi 3D. Kita seakan-akan berada di bawah laut dan melihat naga, duyung, dan berbagai macam fauna laut bergerak ke sana ke mari. Seakan-akan nyata, padahal tidak.
Malamnya kami tidur di Venetian Hotel, sebuah hotel yang megah. Di sana bukan hanya hotel, ada juga pusat belanja dan tentunya, kasino. Beberapa artis akan menaja konser di tempat ini, seperti Usher (penyanyi R&B ternama dari Amerika Serikat) dan S.H.E. (kumpulan trio penyanyi wanita dari Taiwan). Harga tiketnya cukup mahal, di atas HK$400 (sekitar Rp400.000).

Esoknya kami melakukan perjalanan keliling Macau sebelum berangkat ke Hong Kong. Kami melihat kelenteng atau tokong A Ma, sebuah tokong yang kecil tapi bersejarah, karena dari situlah Macau mendapat namanya (A-Ma-Kao). Dari situ kami melihat patung Dewi Kuan Im yang merupakan campuran penggambaran dari Dewi Kuan Im dan Bunda Maria, ibu Yesus. Ini juga menandakan salah satu akulturasi kebudayaan China dan Portugis yang terjadi di Macau.

Tokong A Ma

Patung Dewi Kwan Im

Kami selanjutnya membeli buah tangan dan cinderamata di beberapa kedai. Dari sana kami menuju gerbang Gereja Santo Paulus yang hanya gerbangnya yang tersisa karena sebagian besar gedungnya terbakar setelah bencana angin topan. Dari sana pula tersebut nama Ao Men (澳门), nama resmi Macau dalam bahasa China, yang artinya "pintu yang rusak".
Selanjutnya kami makan siang di Menara Macau. Menara ini berketinggian 338 m. Kami makan siang di restoran berputar dengan ketinggian 223 m. Dari sana kami bisa melihat pemandangan kota Macau di waktu siang.

Gerbang Gereja Santo Paulus

Menara Macau

Pemandangan Kota Macau dari Menara Macau

Siangnya kami sudah harus meninggalkan Macau untuk menuju Hong Kong melalui kapal jetfoil yang sama. Cerita dan gambar selama di Hong Kong akan ditulis di postingan berikutnya.